Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Komedi
Bronze
Mukini & Mukidi
47
Suka
6,614
Dibaca

 Kami tidak pernah bermusuhan. Sekali lagi, kami tidak pernah bermusuhan dan malah sebaliknya, kami tetangga yang (sepertinya) memiliki hubungan baik. Mereka tinggal berseberangan dengan keluarga kami, hanya terpisah gang selebar tak lebih dari tiga meter dari pekarangan rumah kami.

“Berangkat, Mbak Dina? Hati-hati lho di jalan. Oya, Mbak ... itu jilbabnya bagus, beli di mana?”

Dari jilbab, bedak, sampai motor yang habis dicuci tampak kinclong, selalu dikomentari oleh Si Ibu. Aku biasanya hanya diam-diam mengamati saja, seperti saat Si Ibu menyapa Dina, adikku pagi itu. Si Ibu ini memang sangat supel, nyaris cerewet. Kalau orang Jawa bilangnya grapyak, semanak. Tetapi ya itu, yang disapa adalah kakak atau adik perempuanku. Kalau bertemu denganku jarang mau ngobrol dan paling hanya, “Mari Mas ...” dengan pandangan tak berani menatap ke arah mataku.

Jadi begini, kami sekeluarga lebih dulu tinggal di kampung ini, sebut saja Kampung Ludira Inggil (bukan nama sebenarnya), di sudut Kota Solo. Bertahun-tahun kami tinggal, hidup berjalan baik-baik saja. Adalah satu dua tetangga yang reseh dan suka mempergunjingkan kami, tapi tidak pernah kami pikirkan dan kami anggap hal biasa. Semua orang menggunjingkan semua orang adalah konsep hidup di Indonesia sejak lama.

Rumahku ini sebenarnya enak, karena meskipun berada di gang yang tak lebar, tetapi tetangga depan rumahku itu membangun rumah dengan posisi memunggungi rumah kami. Jadi yang berada di depan rumah kami adalah bagian belakang rumah mereka, lengkap dengan pintu belakangnya. Enak, karena tidak terlalu ramai. Mereka memilih bagian depan rumah menghadap ke jalan raya, sip! Tetangga depan rumah ini bagian belakang rumahnya terdapat satu kamar kosong. Kamar yang tepat berada di depan pekarangan rumah kami inilah yang kemudian dikoskan. Hanya satu kamar dengan kamar mandi di dal...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (26)
Rekomendasi dari Komedi
Cerpen
Bronze
Mukini & Mukidi
Ariyanto
Flash
Sulitnya Mencintai Tuan
Fazil Abdullah
Flash
Bronze
Apel untuk Doktor
Adinda Amalia
Flash
Satu Jam Saja
Hans Wysiwyg
Flash
What A Thrilling Night!
hyu
Cerpen
Cerita Sekolah Minggu bersama Yaya
E. N. Mahera
Cerpen
Miran
Doddy Rakhmat
Flash
VIRAL! SEKOLAH TERAPKAN TIDUR SIANG BERBALUT KAIN KAFAN UNTUK SISWA. KEPALA SEKOLAH: SUDAH WAKTUNYA ANAK-ANAK MEMIKIRKAN MASA DEPAN.
Ade Anugrah
Komik
Bronze
Petualangan Athan dan Detektif Mammo
Andy widiatma
Flash
Bronze
Gara-gara Gosip
penulis kacangan
Flash
Bronze
Truth or Dare
Noer Eka
Komik
Sendu Gurau
Goji
Cerpen
Bronze
Purnama di atap rumahku
Desy Sadiyah Amini
Cerpen
7 WAYS TO BE AN IDIOT BOSS
ken fauzy
Flash
Hanya Sampah
Bima Kagumi
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Mukini & Mukidi
Ariyanto
Novel
Pabrik Bahagia
Ariyanto
Novel
Kisah Penyap dari Rimbun Bambu di Belakang Taubah
Ariyanto
Cerpen
Bronze
Gretta Si Nenek Sihir
Ariyanto
Novel
TIGA DHARMA MENGEJAR CAHAYA
Ariyanto
Novel
Tabu di Tanah Tuba
Ariyanto
Novel
Bronze
Rahasia Rasri
Ariyanto
Flash
Sugeng Jatuh Cinta
Ariyanto
Novel
Bronze
Sepatu untuk Jenderal
Ariyanto