Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Komedi
Bronze
Mukini & Mukidi
47
Suka
6,477
Dibaca

 Kami tidak pernah bermusuhan. Sekali lagi, kami tidak pernah bermusuhan dan malah sebaliknya, kami tetangga yang (sepertinya) memiliki hubungan baik. Mereka tinggal berseberangan dengan keluarga kami, hanya terpisah gang selebar tak lebih dari tiga meter dari pekarangan rumah kami.

“Berangkat, Mbak Dina? Hati-hati lho di jalan. Oya, Mbak ... itu jilbabnya bagus, beli di mana?”

Dari jilbab, bedak, sampai motor yang habis dicuci tampak kinclong, selalu dikomentari oleh Si Ibu. Aku biasanya hanya diam-diam mengamati saja, seperti saat Si Ibu menyapa Dina, adikku pagi itu. Si Ibu ini memang sangat supel, nyaris cerewet. Kalau orang Jawa bilangnya grapyak, semanak. Tetapi ya itu, yang disapa adalah kakak atau adik perempuanku. Kalau bertemu denganku jarang mau ngobrol dan paling hanya, “Mari Mas ...” dengan pandangan tak berani menatap ke arah mataku.

Jadi begini, kami sekeluarga lebih dulu tinggal di kampung ini, sebut saja Kampung Ludira Inggil (bukan nama sebenarnya), di sudut Kota Solo. Bertahun-tahun kami tinggal, hidup berjalan baik-baik saja. Adalah satu dua tetangga yang reseh dan suka mempergunjingkan kami, tapi tidak pernah kami pikirkan dan kami anggap hal biasa. Semua orang menggunjingkan semua orang adalah konsep hidup di Indonesia sejak lama.

Rumahku ini sebenarnya enak, karena meskipun berada di gang yang tak lebar, tetapi tetangga depan rumahku itu membangun rumah dengan posisi memunggungi rumah kami. Jadi yang berada di depan rumah kami adalah bagian belakang rumah mereka, lengkap dengan pintu belakangnya. Enak, karena tidak terlalu ramai. Mereka memilih bagian depan rumah menghadap ke jalan raya, sip! Tetangga depan rumah ini bagian belakang rumahnya terdapat satu kamar kosong. Kamar yang tepat berada di depan pekarangan rumah kami inilah yang kemudian dikoskan. Hanya satu kamar dengan kamar mandi di dal...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (26)
Rekomendasi dari Komedi
Cerpen
Bronze
Mukini & Mukidi
Ariyanto
Cerpen
Bronze
Jangan Tertawa, Pamanku Memang Begini
Muttaqin
Flash
Hanya Sampah
Bima Kagumi
Cerpen
Bronze
Galon vs Gas Melon
Claire The
Komik
Balada Budak Korporat
Jay Ryady
Cerpen
Miran
Doddy Rakhmat
Flash
Cinta yang NIHIL
Ula
Komik
Mars Venus Marriage Life
Faridah Amalia
Komik
Bronze
Personal Inverse
Fahmi Maulana
Flash
Katanya, Bisa Cantik Karena Bedak
Dita Xian
Flash
Bronze
BALADA KOPI DAN JAHE
Emma Kulzum
Komik
Alice and friends
Kyota Hamzah
Komik
Kafe Kafe
Areshin
Komik
Me With My Famous Sister
Intan Rahmadani
Cerpen
Bronze
Mbah Google vs Mbah Dukun
Danica Nathanian
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Mukini & Mukidi
Ariyanto
Novel
Bronze
Sepatu untuk Jenderal
Ariyanto
Cerpen
Bronze
Gretta Si Nenek Sihir
Ariyanto
Novel
Kisah Penyap dari Rimbun Bambu di Belakang Taubah
Ariyanto
Novel
Tabu di Tanah Tuba
Ariyanto
Novel
Pabrik Bahagia
Ariyanto
Novel
Bronze
Rahasia Rasri
Ariyanto
Novel
TIGA DHARMA MENGEJAR CAHAYA
Ariyanto
Flash
Sugeng Jatuh Cinta
Ariyanto