Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Mona Lisa
2
Suka
1,058
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Mona Lisa

 

Siang yang berawan menghalangi pancaran matahari dalam menjalani hari seorag gadis yang sedang duduk di tepi atap sekolahan, gadis itu mengeluarkan sebatang rokok lalu menghisap sembari memikirkan sesuatu.

“Aku ingin sekali pergi dari kota ini walau itu hanya seperkian detik” Zoey lalu menghembuskan asap rokoknya, tatapannya menuju kota tempat dimana ia tinggal. Kota nan padat bagai kerajaan semut walaupun tidak serapih dan seindah di Chora, Naxos.

“U wanna swinging from this country to another country” ucap Gabriel, karena Zoey tidak menggubris ucapannya, Gabriel pun menghampiri Zoey lalu menepuk bahunya.

“Kamu bercanda ya Gabriel? Mana ada manusia bisa pindah pindah ke berbagai negara dalam sekejap. Kita kan butuh pesawat terbang” ucap Zoey tanpa melihat Gabriel berada

“Bisa kok, mau tau caranya ga?” tanya Gabriel

Zoey memalingkan tatapannya dari kota menuju wajah Gabriel, dengan sedikit tersenyum atau bisa dibilang senyum ‘sarkastik’. Zoey pun mengangkat sebelah alisnya menandakan ia meremehkan ucapan Gabriel tersebut.

“Kalau mau tau ikut aku sekarang, kita pergi sekarang” balas Gabriel sembari mengulurkan tangannya kepada Zoey.

Tanpa berpikir panjang Zoey yang memang butuh liburan atau sekadar jalan jalan mengiyakan ajakan Gabriel, ia memegang tangan Gabriel dan kemudian….

Click………………..

107 Furman st, Brooklyn

“Kenapa Brooklyn menjadi destinasi kita?” tanya Zoey sembari mengangkat kedua bahunya.

“Sejujurnya aku ingin melihat Spider-man, tetapi itu tidak akan pernah terjadi karena dia hanyalah karakter fiksi. Oleh karena itu aku kunjungi saja kota dimana dia berada, pintar kan” jawab Gabriel

“Itu doang jawabannya?” lalu Zoey terbahak bahak.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju Harbor View Lawn, biasanya orang orang kesana sekadar untuk bersantai menikmati alam atau melihat senja. Sesampainya disana, mereka langsung merebahkan badan mereka dengan menghadap ke arah laut.

“Mau tau gak kenapa Brooklyn?” tanya Gabriel kepada Zoey

Zoey hanya menatap dan mengangkat alisnya.

“Karena Brooklyn mungkin hampir sama dengan kota yang selama ini kita tempati, dimana kota ini disebut sebagai ‘kota gelap’ sedangkan tempat tinggal kita yang sebenarnya ‘kota gelap’. Brooklyn mendapatkan julukan tersebut karena film film Hollywood yang selalu menampilkan kejadian yang tidak adil, tidak asusila di dalam kota ini. Sedangkan di kota tempat kita tinggal hal itu sering terjadi tetapi media menutup mata apalagi ketika yang melakukannya mempunyai suatu jabatan.” Jelas Gabriel

“Nampaknya apa yang kau bicarakan benar, tetapi bukannya itu hal yang bagus untuk menutupi ‘area gelap’ pada kota kita?” ucap Zoey lalu ia menghadapkan seluruh badannya ke arah Gabriel.

“Sudah seharusnya orang orang tau agar mereka yang hendak ke kota kita waspada terhadap apa yang akan menimpa mereka, ditambah lagi kasus kasus seperti itu meningkat per harinya. Dengan cara itu para pendatang sudah siap siaga ketika ada tindakan kriminal yang menimpa mereka” jelas Gabriel dengan serius.

Saking asyiknya mengobrol, mereka tak menyadari bahwa Sang Surya mulai terbenam. Memperlihatkan cahaya jingga yang mulai menyelubungi langit Brooklyn. Laut pun tak mau kalah dalam memakerkan kecantikannya dikala Sang Surya mulai pamit dari tugasnya.

“Gabriel, kalau mau liat sunset yang lebih tinggi lagi bisa kan?” tanya Zoey

“Bisa, kita tinggal naik ke atas jembatan Brooklyn aja.” Jawab Gabriel

Click…….

Brooklyn Bridge

Mereka berada di atas jembatan Brooklyn, dari atas mereka melihat pemandangan mobil yang berlalu lalang. Kemudian cahaya dari bangunan di Brooklyn yang mulai menyala, tak lupa pejalan kaki di sisi tepi jembatan.

“Apa yang mereka lakukan?” tanya Zoey ketika melihat sepasang kekasih menggantungkan gembok di jembatan Brooklyn.

“Itu karena mereka memiliki kepercayaan jika mereka mengunci cinta mereka disitu, maka cinta mereka akan kekal. Itu sekadar harapan harapan para pasangan saja sih tentang takdir mereka akan bersama siapa di hari tua itu datangnya dari tuhan kan Zoey?” jelas Gabriel kemudian melempar pertanyaan yang sudah pasti bisa dijawab Zoey.

“Iya sih, tapi boleh boleh saja kan berharap siapa tau Tuhan berkehendak. Tapi serius aku ingin menggantungkan gembok disitu juga” balas Zoey

“Boleh kau menggantungkan gembok disitu, masalahnya kau kan tak ada pasangan Zoey” jelas Gabriel lalu tertawa

Bukannya marah Zoey lalu ikut tertawa mendengar perkataan Gabriel, karena yang dikatakannya adalah fakta jadi buat apa Zoey marah. Sang Surya kini sudah hampir sepenuhnya tenggelam, langit mulai bertransisi dari jingga menuju gelap. Tanpa disadari Zoey menyenderkan bahunya ke bahu Gabriel sembari menatap detik detik tenggelamnya Sang Surya.

“Ini pakai earbuds sebelah ku” ucap Gabriel sembari menyerahkan earbuds sebelahnya

Zoey langsung memakai di telinga kanan sedangkan Gabriel di telinga kiri, lagu yang mereka dengarkan menambahkan bumbu bumbu untuk sunset yang sederhana ini. Sesekali Zoey menganggukan kepalanya sembari bersenandung.

“Gimana asik kan lagunya? Jadi berasa kan feeling di luar negeri” ucap Gabriel kepada Zoey

Zoey hanya mengangguk dan tersenyum, ia lalu mulai menjetikkan jarinya. Gabriel pun mengikuti jentikkan jarinya sembari menyanyikan lagunya.

“Makasih ya buat hari ini, kamu sampai sejauh itu untuk mewarnai hari monokrom ku menjadi penuh warna” ucap Zoey

“Tidak usah berterima kasih, itu sudah kewajibanku kan. Menghibur teman yang sedang murung” balas Gabriel

“Ya kau benar Gabriel, kau adalah satu satunya teman yang paling mengerti aku. Tapi ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu”

“Pertanyaan apakah itu? Kuharap bukan tentang materi pelajaran ataupun tentang ulangan yang akan dilaksanakan esok hari, karena aku sama sekali belum belajar. Yang kulakukan dari kemarin hanyalah bermain sepak bola dengan Tucker” ucap Gabriel

Zoey tertawa, “Tentu bukan tentang ujian besok” ucapnya

“Lantas tentang apa?” tanya Gabriel penasaran dengan apa yang akan ditanyakan Zoey

“Mona Lisa, apa yang kau ketahui tentang lukisan tersebut? Kenapa banyak sekali karya karya yang mengatasnamakan atau memakai nama Mona Lisa” tanya Zoey sembari meletakkan kepalanya ke pundak Gabriel

“Hmmm Mona Lisa ya, baiklah kita mulai pembahasannya” jawab Gabriel lalu dia mengeluarkan isi catatan sakunya.

“Berawal dari buku biografi Giorgio Vasari tentang Leonardo da Vinci, pada buku itu disebutkan bahwa wanita ini adalah Lisa Gherardini. Mona dalam bahasa Italia artinya adalah ‘nyonyaku’ lukisan ini dilukis saat Leonardo da Vinci tinggal di Florence, Italia sekitar tahun 1503 dan 1504. Oh ya dan kata mona juga digunakan untuk panggilan mesra kepada orang yang disayangi, kira kira seperti itulah.” Ucap Gabriel memberikan penjelasan pada Zoey

  “Terima kasih Gabriel telah menjelaskan apa itu Mona Lisa, karena besok kita ada quiz di kelas seni” balas Zoey

“Ehhh besok ternyata quiz kelas seni.” Gabriel kaget, “Tau gitu aku belajar kesenian bukan belajar biologi” lanjutnya

“Tuh kan !!!! katanya belum belajar, dasar pendusta” ucap Zoey kesal.

“Aku udah belajar, tapi dari jauh jauh hari. Wleee” ejek Gabriel.

“Tapi kau juga menipuku, katanya tidak tanya untuk ujian besok” lanjut Gabriel

“Sebetulnya aku hanya memancing, karena aku tau kamu pasti sudah belajar” balas Zoey

Kemudian keduanya kembali hening, mereka kembali menghayati fenomena alam yang terjadi di atas mereka.

Matahari pun terbenam meninggalkan langit serta sepasang sahabat yang sedang menikmati keindahan fenomena tersebut, tapi tak lama setelahnya rembulan dan bintang bintang menemani mereka seolah olah alam tak ingin merelakan kanvasnya kosong begitu saja, apalagi ketika sedang dinikmati oleh sepasang sahabat. 

Click……..

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Cerpen
Mona Lisa
Damar febriansyah
Novel
Bronze
Tiga Cinta
silvi budiyanti
Novel
Jurnal Biru
A. Nurul Annisa
Novel
HELP
Kismin
Novel
Salju Terakhir
Liliyanti
Novel
Bronze
Handsome and The Beast
Zaira Diva Adissa
Novel
Bronze
Sulur Waktu
Foggy F F
Novel
Bronze
Garis Hitam
Ryo Meta Olympia
Flash
PELARIAN
Cassandra Reina
Novel
Bukan Mandul
Mambaul Athiyah
Novel
Bronze
Sekar yang Mekar di Kanvas itu
Inggita Hardaningtyas
Flash
Bekal Makanan
Ifha Karima
Novel
Gold
The Magic Library
Mizan Publishing
Novel
Naraya And The Dream Who Save Her Life
Fauziyah Nur Aulia
Novel
Bronze
Down To Earth
Siti Nur Holipah
Rekomendasi
Cerpen
Mona Lisa
Damar febriansyah
Skrip Film
ITTE(KATAKAN)
Damar febriansyah
Novel
TurkeyBerry
Damar febriansyah