Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Di sebuah desa terpencil, terdapat sebuah sekolah yang sudah teramat tua, sudah puluhan tahun sekolah itu berdiri, dan sampai sekarang masih beroperasi. Walaupun sudah puluhan tahun berdiri, bangunan itu masih tetap kokoh dan utuh, sekolah itu bernama SMA Elysian Academy. Sekolah ini terdapat sebuah urban legend yang sangat kental, banyak dari kalangan siswa-siswi yang membicarakan nya, urban legend itu adalah sesosok roh perempuan yang mendiami toilet wanita bilik ke 5 di lantai tiga.
Dan nama sosok hantu itu adalah Anae. Katanya, Anae adalah sosok roh yang meninggal karena di bunuh oleh 4 teman sekelas nya di dalam toilet bilik ke 5 di lantai tiga, alasan Anae di bunuh adalah karena Anae adalah murid pindahan, ia kerap di puji karena kecantikan dan sikap lembut nya, ia juga sangat berprestasi di sekolah nya. 4 teman sekelasnya itu bernama Olivia, Brianna, Catalina, dan Emily, 4 sekawanan itu sering sekali mem bully Anae di dalam toilet dan tidak segan segan nya mereka memasukan kepala Anae di dalam toilet. Olivia, ketua dari circle itu merasa iri karena posisi nya yang sering di segani oleh banyak guru dan siswa-siswi kini telah tergantikan oleh Anae, seketika ia merasa dendam dan sering mem bully Anae.
Karena hatinya diliputi oleh iri dan dengki Olivia menjadi gelap mata dan mengajak tiga teman nya Brianna, Catalina, dan Emily, untuk membunuh Anae di dalam toilet. Mereka ber 4 membunuh Ane dengan sangat tragis, mereka langsung menghujani tikaman menggunakan senjata tajam. Setelah itu, mereka memutilasi tangan kiri Anae memotong nya dengan beberapa bagian serta memasukan nya ke dalam kantung plastik, selanjutnya mereka berencana akan membuang tangan kiri Anae di sungai yang terbungkus plastik itu. Mereka melarikan diri meninggalkan tubuh Anae yang tergeletak di lantai toilet tanpa lengan kiri nya, lantai toilet bersimbah darah, mereka juga memanipulasi bahwa Anae di bunuh oleh petugas kebersihan yang sedang mengalami depresi berat. Roh Anae yang merasa tidak tenang ia menjadi roh pendendam yang mendiami toilet itu, ia kerap sekali menapakkan wujud nya yang menyeramkan di dalam toilet itu.
Ada tiga siswi pelajar dari sekolah itu yanga ingin sekali membuktikan apakah benar adanya sosok roh Anae yang bersemayam di dalam toilet wanita bilik ke 5 yang terletak di lantai tiga, mereka bertiga sangat penasaran dengan sosok roh Anae, akhirnya mereka memutuskan untuk membuktikan nya sendiri pada saat jam pulang sekolah.
Tiga pelajar itu bernama Lena, Sienna, dan Enora. Saat keadaan sekolah sudah sangat sepi, dan suasana sore hari yang kini menjadi gelap, meskipun ketakutan mereka merasa bersemangat untuk mengeksplorasi apa yang ada di dalam toilet itu.
Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk naik ke lantai tiga dengan perasaan gugup, saat mereka tiba di lantai tiga, mereka melewati beberapa kelas yang kosong dan sepi, udara di sekitar mereka menjadi sangat dingin dan suasana kini berubah menjadi mencengkam, mereka melangkahkan kaki menuju ke toilet itu, saat tiba di toilet wanita, mereka mancari bilik toilet yang ke 5, mereka memutuskan siapa yang akan mengetuk toilet itu.
"Jadi siapa yang ingin mengetuk pintu toilet nya?" ujar Sienna, Sienna adalah gadis dengan rambut sebahu dan berkulit coklat dengan sifat yang sok berani.
"Biar aku saja yang mengetuk pintu toilet nya," Enora gadis bermata biru berkulit putih itu berseru mangajukan diri nya untuk mengetuk pintu toilet.
"Kamu berani mengetuk nya? memang nya Anae beneran ada? lebih baik pulang aja di sini menakutkan!" sahut Lena, gadis dengan sifat lugu yang penakut.
"Katanya Kalian ingin membuktikannya kan? udah nggak usa takut." imbuhnya.
Saat seseorang ingin membuktikan keberadaan Anae, maka orang tersebut harus mengetuk pintu toilet itu selama tiga kali, dan kemudian menyebut nama Anae tiga kali, saat sudah menyebut nama Anae dua kali maka saat menyebut nama nya yang ke tiga, mereka yang mengetuk pintu toilet itu harus menyebutkan nama lengkap Anae, nama lengkap Anae Adalah Anae Quincy, saat sudah menyebut nama lengkapnya nya, kemudian orang yang mengetuk harus bertanya "apa kau ada di sini? " Apabila ia hadir, ia akan menjawab "Aku di sini." maka pintu toilet akan terbuka sendiri dan menampilkan sosok roh Anae yang sangatlah menyeramkan, rambut yang menjuntai, tubuh nya yang bersimbah darah dan tanpa lengan kiri.
Enora mengarahkan tangan nya ke pintu toilet, sekujur tubuh nya di penuhi dengan keringat dingin karena merasa gugup, kemudian ia mengetuk pintu itu selama tiga kali sambil berucap "Anae, Anae, Anae Quincy, apa kau di sini?"
Kemudian ke tiga siswi itu menunggu dengan perasaan gugup bercampur rasa takut, beberapa menit berlalu tiga siswi itu ke bingungan karena tidak terjadi reaksi apa-apa dari dalam toilet ataupun pintu toilet yang terbuka dan menampilkan sosok roh Anae di sana.
"Tidak terjadi apa-apa lihat?" ungkap Enora melirik kedua teman nya dengan bingung karena pintu toilet tidak terbuka sama sekali dan tidak ada sosok roh anae yang berdiri di sana dengan penampilannya yang menyeramkan yang mereka bayangkan tadi.
"Biar aku cek!" sambung Sienna, Sienna dengan berani ia membuka pintu toilet itu, kemudian saat ia membukanya ternyata kosong, tidak ada sosok Anae di sana.
Sienna melangkahkan kaki nya masuk ke dalam toilet itu untuk memastikannya lagi, saat ia melangkah masuk tiba tiba pintu toilet tertutup dengan kencang.
"Hey, Jangan menakut nakuti ku! kalian yang menutup pintunya kan? ayolah jangan bercanda teman-teman!" dengan kesal Sienna menarik gagang pintu toilet itu agar terbuka.
"Bukan kita yang melakukannya, pintu itu tertutup sendiri," cibir Lena meyakinkan Sienna bahwa memang bukan mereka berdua yang menutup pintu toilet itu.
"Teman teman, pintu ini tidak mau terbuka!!" Sienna mulai panik di dalam toilet ia mulai merasa ketakutan, Lena dan Enora juga ikutan panik karena sienna yang terkunci di dalam toilet.
Lena dan Enora mendorong pintu toilet itu dengan sekuat tenaga agar terbuka, Sienna yang berada di dalam toilet hanya bisa ketakutan dan memohon agar pintu toilet segera terbuka, selang beberapa waktu akhirnya pintu toilet bisa terbuka, Sienna segera keluar dari dalam toilet, ia merasakan hawa dingin menyelimuti mereka.
"Mengapa pintu toilet nya tertutup sendiri?" keluh nya dengan alis yang berkerut di dahi nya.
"Sumpah bukan kita yang menutup pintu itu! percaya sama kita sienna!" Enora menjadi geram karena Sienna tiba tiba menuduh nya.
"Bercanda kalian nggak lucu!"
"Udah jangan berantem mending kita pulang aja kita nggak usa lanjutin ini lagi, toh Anae nya nggak ada!" Lena melerai agar tidak terjadi pertengkaran di antara mereka.
Akhirnya tiga siswi itu memutuskan untuk keluar dari toilet itu, saat sudah melangkahkan kaki pergi dari sana, mereka ber tiga mendengar suara wanita yang berkata "Aku di sini." sekujur tubuh mereka menegang kemudian berbalik untuk melihat ke arah toilet bilik ke 5 itu, mereka melihat sesosok bayangan gelap yang mengintai dari balik sudut toilet.
"ASTAGA APA ITU!!" pekik Lena sambil memegang lengan kedua teman nya.
Mereka terkejut dengan bayangan itu, mereka segera berlari keluar dari sana dan berlari secepat mungkin keluar dari toilet. Mereka berlarian ke koridor dengan ketakutan, Lena yang terburu-buru menuruni anak tangga ia tak sengaja tergelincir dan membuat tubuh nya terguling-guling di tangga, Enora dan Sienna membelalakkan mata mereka dan segera menolong Lena yang kini tengah pingsan di lantai dan terdapat luka di dahi nya.
"LENA!!" jeritan Sienna dan Enora menggema di sana.
"Kita harus bagaimana?" pecah tangisan sienna membuat Enora semakin panik dan kebingungan.
"Kita harus menyadarkan Lena, kau jangan menangis bikin repot saja!" Enora menepuk nepuk pipi Lena berusaha menyadarkan Lena dari pingsan nya, beberapa menit lama nya Lena tidak kunjung bangun membuat suasana kini menjadi tegang.
Sienna tiba tiba mencengkram tangan Enora yang membuat Enora mengerutkan dahi nya dan menatap Sienna "Ada suara dari lantai tiga," ungkap nya, Enora menajamkan indra pendengarannya untuk mendengarkan suara yang di maksud Sienna.
Terdengar samar-samar suara perempuan yang tertawa melengking membuat Sienna dan Enora berpelukan dan menutup keuda mata mereka, bulu kuduk mereka seketika berdiri, mereka berdua merapal kan doa sesuai kepercayaan masing-masing untuk mengusir suara tawa itu, jelas sekali tawa itu bukan tawa siswa-siswi karena sekolah saat ini sudah sangat sepi bahkan tidak ada satu murid pun selain mereka yang ada di sana.
Selang berapa waktu yang lama tawa melengking itu berhenti. Sesaat tiba-tiba Sienna menjerit dan menunjuk ke arah tangga kemudian ia pingsan, Enora mengalihkan pandangannya ke arah yang di tunjuk Sienna, saat ia mengalihkan pandanganya, Enora melihat sesosok wanita dengan rambut yang menjuntai kebawa, rambutnya lengket dan berbau anyir, sosok itu tengah berdiri di sana tanpa lengan kiri, penampilan nya sangat jelas sekali membuat orang yang melihat nya akan sangat ketakutan. Dara yang menetes di tangga dan semerbak bau yang tidak sedap menusuk hidung, Enora merasa mual mencium bau itu.
Enora mengeluarkan air matanya dengan deras kemudian ia berteriak sangat kencang dan meringkuk ketakutan sambil menutup matanya, ia tak menyangka sosok Anae itu benar benar muncul di hadapannya ia terkulai lemas tidak bisa lari dan hanya meringkuk sambil terisak.
"Maaf kan kami jangan ganggu kami, kami tidak akan mengganggu mu lagi!" rintihan ketakutan keluar dari bibir Enora sambil terus berdoa agar sosok menyeramkan yang berada di depan nya ini segerah menghilang.
"Aku di sini!"
"Aku di sini!"
"AKU DI SINI!! "
"DIMANA LENGAN KIRI KU? DIMANA LENGAN KIRI KU?"
"DIMANA KALIAN MEMBUANG LENGAN KIRI KU?"
Teriak sosok itu yang membuat Enora semakin mengencangkan suara tangisannya, sesaat sosok itu tertawa melengking membuat Enora benar benar pasrah dan menutup kedua mata nya berharap ia bisa pingsan. Beberapa saat yanga lama Enora tiba-tiba menghentikan tangisannya ia merasa ada yang menepuk pundak nya, ia tidak berani menolehkan kepala nya dan hanya tetap meringkuk ketakutan, tubuh nya bergetar hebat karena perasaan takut.
"Hey nak, mengapa kalian berada di sini? dan apa yang terjadi dengan mereka?"
Enora langsung menolehkan kepalanya saat mendengar seseorang berbicara, ia tahu siapa yang berbicara, orang itu adalah petugas kebersihan di sekolah nya, Enora segera mengusap air matanya dan berbicara dengan suara bergetar.
"Teman saya, tolong teman saya!" rintih nya memohon kepada petugas kebersihan itu.
"Tapi mereka berdua pingsan saya tidak bisa membawa mereka berdua ke UKS, sadarkan dulu sala satu nya" ucap petugas kebersihan itu.
Enora memutuskan untuk membangunkan Sienna ia menepuk-nepuk pipi nya berharap Sienna segerah bangun dan sadar dari pingsan nya. Selang beberapa saat akhirnya Sienna bangun, Enora mengehela nafas lega.
"Syukurlah kau Akhirnya bangun juga" ucap Enora dengan rasa lega yang menyelimuti hati nya
"AKU INGIN PULANG! AKU INGIN PULANG AKU TAKUT!" teriak sienna ketika sadar dari pingsan nya membuat Enora sangat kewalahan saat menenangkan Sienna.
"Kita harus mengobati luka Lena dulu, lalu kita akan pulang kau jangan takut," lirih Enora
"Pak, tolong teman saya ayo bawa dia ke ruang UKS," petugas kebersihan hanya mengangguk dan segera menggendong Lena dan membawa nya ke ruang UKS, mereka menuruni tangga dengan hati hati, keadaan kini sangat hening dan suara yang terdengar hanyalah decitan kaki mereka yang menyentuh lantai koridor.
Enora menuntun Sienna agar berhati-hati saat berjalan Enora bisa melihat wajah pucat Sienna yang mungkin syok saat melihat sosok Anae, Enora hanya diam saja tanpa berbicara sepatah katapun ia hanya berharap segera keluar dari sekolahan dan pulang ke rumah nya.
Saat sampai di lantai dua, mereka segera mencari ruang UKS untuk menyadarkan Lena dan mengobati luka nya, saat tiba di depan pintu ruangan UKS Enora dengan sigap membukakan pintu untuk petugas kebersihan itu, mempersilahkan nya untuk masuk, petugas kebersihan itu masuk dan menjatuhkan tubuh lena dengan hati hati di ranjang dan mengambil kotak P3K untuk membersihkan luka di dahi Lena. Sienna dan Enora hanya duduk melihat petugas kebersihan itu mengobati luka Lena.
"Jadi sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian? mengapa kalian belum pulang kerumah?" petugas kebersihan memecahkan keheningan dengan bertanya kepada mereka, Enora menoleh ke arah Sienna, Sienna hanya menundukan kepalanya, mungkin masi syok. Akhirnya Enora yang menjawab pertanyaan dari petugas kebersihan itu.
"Uhm...jadi seperti ini pak, kami bertiga mencoba untuk membuktikan apakah benar adanya sosok roh Anae di sekolah ini. karena seluruh anak sekolah selalu membicarakan sosok Anae itu," Enora mencoba menjelaskan nya kepada petugas kebersihan itu mengapa mereka masi berada di sekolah saat ini.
"Lalu apa kalian bertemu dengan nya?" jawab petugas kebersihan itu merasa ingin tahu.
"Awal nya kami melihat sesosok bayangan gelap yang mengintai dari balik sudut toilet. Lalu kami terkejut dan berlarian menuruni tangga,"
"Aku dan Sienna melihat hantu itu tapi Lena tidak, dia mendapatkan luka seperti itu karena dia terburu-buru menuruni tangga dan akhirnya terjatuh." sambung nya lagi, petugas kebersihan itu hanya menganggukkan kepala nya sambil terus mengobati luka Lena.
"jadi seperti itu," imbuh petugas kebersihan.
petugas kebersihan itu menarik nafas nya seperti mencoba menjelaskan sesuatu.
"Saya sudah puluhan tahun menjadi petugas kebersihan di sini, dan saya tahu betul kejadian itu, yang menemukan mayat itu adalah senior saya yang dulu bekerja di sini tapi sekarang dia sudah resign"
"Senior bapak yang menemukan jasadnya?" Sienna dengan terkejut tiba tiba-tiba mengeluarkan suaranya, petugas kebersihan itu hanya menganggukan kepala nya dan berjalan untuk menaruh kotak P3K di tempat nya semula.
"Iya, kalian tahu kenapa dia resign kerja?" petugas kebersihan itu menggantung perkataan nya sebelum ia berbicara lagi.
"Karena ia di tuduh tela membunuh gadis itu. kemudian ia mendekap di sebuah penjara dan sudah bertahun-tahun sampai sekarang saya sudah tidak tahu lagi kabar nya." Sienna dan Enora hanya terdiam mendengar kan cerita petugas kebersihan dengan seksama sampai petugas kebersihan itu selesai menceritakan sosok roh Anae.
selang beberapa beberapa waktu akhirnya Lena tersadar dari pingsan nya ia membuka matanya perlahan-lahan, Sienna dan Enora segera menghampiri Lena dan memeluknya nya.
"Lena kau baik baik saja?" tanya Enora ia masi merasa khawatir dengan keadaan Lena.
"Aku baik baik saja, mengapa aku bisa ke ruang UKS kalian yang membawa ku?" Lena mengubah posisi nya menjadi duduk dan menunggu pertanyaan nya di sahut oleh dua teman nya.
"Petugas kebersihan yang mengendong mu ke sini, aku bersyukur sekali ada yang menolong kita," Enora merangkul bahu Lena dan Sienna.
"Ayo pulang di luar sudah gelap" sambung nya lagi sambil membantu Lena turun dari ranjang, Sienna dan Lena hanya mengangguk dan tersenyum.
"Pak terimakasih sudah menolong kami, kami pamit untuk pulang," Enora mengungkap rasa terimakasih nya kepada petugas kebersihan itu, mereka bertiga berjalan keluar dari ruang UKS dan berjalan menuruni tangga untuk ke lantai satu, saat mencapai lantai satu Sienna membuka suara.
"Enora, kau melihat sosok Anae kan?"
"Lupakan Sienna, aku tidak ingin mengingat nya itu membuat ku takut." Enora menjawab dengan ketus pertanyaan Sienna.
"Kalian melihat Anae? aku hanya melihat bayangan hitam nya saja di toilet bilik lima di lantai tiga tadi," Lena menimpali dengan perasaan terkejut ia merasa ingin tahu, Sienna dan Enora menganggukan kepalanya dengan kompak.
"Aku harap kalian melupakan kejadian ini, aku tidak ingin membahasnya lagi seumur hidup ku!" Enora merasa trauma dengan kejadian tadi, mengingat Sosok roh Anae yang mengeluarkan bau busuk serta wujud nya yang menyeramkan dan tanpa lengan kiri di tubuh nya, kemudian banyak darah yang menetes di lantai membuat Enora bergidik ngeri saat mengingat nya lagi.
Mereka bertiga akhirnya mencapai pintu depan, Setelah mereka keluar mereka segera pulang ke rumah masing masing. Sejak kejadian itu, mereka bertiga bersumpah untuk tidak pernah lagi memasuki toilet bilik ke 5 di lantai tiga, dan mereka berusaha untuk melupakan kejadian yang membuat mereka trauma dan tidak akan pernah membahasnya kejadian itu lagi.