Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Misteri Hutan Bawean
2
Suka
972
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Mentari sore menyorot aspal jalanan Surabaya, memancarkan warna jingga kemerahan yang membuat suasana kota terasa syahdu. Fey, dengan rambut gondrongnya yang diikat asal, duduk di sebuah bangku di depan warkop Pak Slamet, menyesap kopi hitamnya. Dia memperhatikan orang-orang yang lalu lalang, wajah-wajah yang sibuk dengan urusan masing-masing. Namun, otak Fey tengah melayang jauh, memikirkan pulau Bawean yang baru saja didengarnya dari obrolan di warkop ini.

"Bawean itu angker, Mas," kata Pak Slamet, pemilik warkop yang terkenal ramah. "Orang-orang bilang, setelah magrib, rumah-rumah di sana tertutup rapat. Gak ada yang berani keluar."

Fey menyeringai, "Oh, ya? Kenapa begitu?"

Pak Slamet mengerutkan kening, "Kata orang, ada makhluk halus yang berkeliaran di malam hari. Makhluk itu suka mengganggu orang yang keluar malam."

"Wah, cerita seram, Pak. Ada yang pernah ketemu?" Fey penasaran.

"Dulu, ada seorang nelayan yang pernah ngelakuin kesalahan di laut. Dia dihukum oleh makhluk halus itu dan jadi hilang. Sampai sekarang, jenazahnya gak ketemu." Pak Slamet menceritakan dengan suara berbisik.

Fey mengerutkan kening, matanya berbinar. "Jadi, Bawean itu pulau mistis, Pak?"

"Ya, Mas. Banyak cerita mistis tentang pulau itu. Orang-orang lebih suka beraktivitas di siang hari saja." Pak Slamet menyeduh kopi dengan tangan gemetar, seakan takut membahas topik yang terlalu mistis.

Fey menarik napas panjang, "Saya penasaran, Pak. Saya ingin ke sana."

Pak Slamet tercengang. "Mas Fey, apa yang Mas Fey ingin cari di sana?"

"Saya ingin mencari inspirasi, Pak. Saya ingin menulis cerita tentang pulau Bawean. Saya ingin membuktikan sendiri cerita-cerita mistis yang beredar." Fey berkata dengan penuh semangat.

Pak Slamet menghela napas, "Mas Fey, hati-hati. Pulau Bawean itu berbahaya, Mas."

Fey tersenyum, "Terima kasih, Pak Slamet. Saya akan berhati-hati. Saya ingin membuktikan bahwa cerita-cerita mistis itu tidak selalu benar."

Fey meninggalkan warkop Pak Slamet dengan hati yang berdebar-debar. Dia tak sabar untuk segera menjelajahi pulau Bawean. Dia ingin merasakan sendiri suasana mistis yang menyelimuti pulau itu. Dia ingin menemukan kebenaran di balik cerita-cerita mistis yang beredar. Dia ingin membuktikan bahwa dia bukanlah seorang pengecut. Fey ingin membuktikan, bahwa dia adalah seorang penulis sejati yang berani menghadapi tantangan dan mengungkap rahasia.

***

Udara pagi Surabaya terasa sedikit dingin. Fey menggigil sedikit, mengencangkan jaketnya sambil menenteng tas ransel berisi perlengkapan menulis dan beberapa buku. Bus jurusan Gresik melaju pelan, meninggalkan hiruk pikuk kota Surabaya di belakang. Fey menikmati perjalanan, menikmati pemandangan persawahan hijau dan deretan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Misteri Hutan Bawean
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Kejadian Mistis Pada Pohon Dekat Masjid
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Pohon Toge yang Mencari Kacang Merah
Mochammad Ikhsan Maulana
Flash
Senyuman Penyihir
Jaydee
Novel
Bronze
Pesantren Dan Kutukan
Kamalsyah Indra
Flash
Ditakuti Anak-anak
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Bronze
Tanda Gelap Di Perbukitan
Hilmi Azali
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Hamburg
Mizan Publishing
Flash
Cinta Dalam Diam
Anisa Ae
Flash
Cahaya di Ujung Terowongan
Ahmad R. Madani
Flash
Bronze
Arini
Sunarti
Novel
Gold
Fantasteen Scary Teru Teru Bozu
Mizan Publishing
Flash
PULANG
Areta Swara
Cerpen
Sejak Study Tour Itu
Braindito
Novel
Bronze
Misteri Caraka
Sisca Wiryawan
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Misteri Hutan Bawean
sukadmadji
Novel
Bronze
Pacar Bayaran
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Yan
sukadmadji
Novel
Bronze
Maya
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Takdir Tuhan Yang Terindah
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Cinta Bukan Dosa
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Bunga Di Antara Kopi
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Rumini Perawan Desa
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Cinta Rania
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Karena Cinta
sukadmadji
Cerpen
Bronze
Di Ujung Waktu
sukadmadji
Novel
Bronze
Senja Di Pantai
sukadmadji