Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Pada dahulu kala, di daerah utara tanah Jawa tepatnya di lokasi keberadaan Gunung Merapi, merupakan kawasan hutan yang sangat lebat. Di hutan ini hiduplah 2 orang empu pembuat keris yang sangat sakti.
Mereka adalah Empu Rama dan Empu Pamadi, yang selalu menyalakan tungku perapiannya untuk membuat keris. Mereka membuat keris tanpa bantuan alat-alat lain dan hanya mengandalkan tangan kosong untuk menempa dan menghaluskan keris yang masih panas.
Pada suatu hari, Batara Narada dan Dewa Penyarikan berkeliling dan mengamati keadaan Gunung Jamurdipa dari atas langit. Setelah berkeliling dan mengamati keadaan Gunung Jamurdipa, Batara Narada dan Dewa Penyarikan kembali ke kayangan.
“Bagaimana hasil penyelidikan kalian di Gunung Jamurdipa?” ucap Batara Dewa .Batara Narada dan Dewa Panyarikan menjelaskan kondisi Gunung Jamurdipa lah yang menyebabkan Pulau Jawa miring ke arah selatan dan harus segera memindahkan gunung tersebut ke daerah tengah agar Pulau Jawa tidak semakin tenggelam.
Kedua juga menjelaskan ada lokasi di sisi tengah berupa hutan lebat yang bisa untuk lokasi gunung. Mendengat penuturan ini, Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Bewa Panyarikan untuk datang ke daerah utara dan berdiskusi dengan kedua empu tersebut.
Empu Rama dan Empu Pamadi yang sedang melihat hasil pahatan kerisnya, terkejut melihat kedatangan Batara Narada dan Dewa Panyarikan ke tempat tinggalnya. Batara Narada kemudian menyampaikan maksud kedatangannya untuk minta izin mengenai pemindahan Gunung Jamurdipa karena Pulau Jawa bisa tenggelam. Keduanya juga memohon kedua empu untuk berpindah dari hutan.
Mendengart penuturan ini, Empu Rama dan Empu Pamadi menolak permohonan itu. Sebab jika mereka pindah kualitas keris yang dihasilkan tidak akan sebagus yang mereka buat selama ini.
Perundingan lama kedua belah pihak tidak ada titik temu. Akhirnya Batara Narada membujuk kedua empu dengan cara yang kasar. Namun kedua empu bersikeras mempertahankan wilayahnya sehingga terjadilah pertarungan. Pertarungan sengit terjadi cukup lama dan tidak ada tanda tanda akan adanya pemenang hingga keesokan harinya.
Dengan terpakasa Batara Narada dan Dewa Penyarikan kembali ke kayangan untuk memberitahukan berita tersebut kepada Batara Guru. Mendengar hal tersebut, Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Dewa Panyarikan untuk memindahkan Gunung Jamurpadi ke hutan tersebut meskipun 2 empu sakti itu tidak mau pindah
Batara Narada dan Dewa Panyarikan kemudian membawa Gunung Jamurdipa terbang dari selatan ke Utara untuk dipindahkan. Disisi lain Empu Rama dan Empu Pamadi terkejut melihat sebuah benda besar terbang diatas mereka. Gunung Jamurdipa jatuh dan menimpa kedua empu tersebut.
Gunung Jamurdipa sudah resmi berpindah lokasi namun dari atas puncak gunung, keluar asap putih yang ternyata berasal dari tungku perapian kedua empu membuat keris. Sejak itu Gunung Jamurdipa lebih dikenal dengan nama Gunung Merapi.
Itulah cerita rakyat Yogyakarta, asal usul Gunung Merapi yang terkenal kokoh dan gagah. Pelajaran dari cerita rakyat tersebut yang bisa kita ambil adalah, jangan menggunakan kekerasan atau cara jahat untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Selamat membaca :D
Suatu ketika ada 4 orang yang sedang menjalani ekspedisi gunung merapi yang tujuannya untuk meneliti karena tugas dari dosen di salah satu perguruan tertinggi di Yogyakarta. 4 orang tersebut yaitu Sugeng, Jibran, Fadli dan Ario. Mereka berempat sangat kompak maka dari itu oleh dosen mata kuliah mereka dipertemukan untuk suatu kegiatan sosial yang tempatnya di wilayah terpencil di Yogyakarta. Mereka ditugaskan meneliti tentang gunung merapi dan wilayah di sekitarnya seperti masyarakatnya bagaimana, letak struktur tanah seperti apa dan lain sebagainya. Mereka janjian di luar halaman kampus dan setelah itu mereka pergi sama-sama ke Kaliurang dimana pusat gunung merapi itu berada.
Menurut pandangan secara spiritual gunung merapi sangatlah unik dan menarik. Tapi dibalik itu semua ada kesan mistik dibalik gunung merapi yaitu kisah mistik yang kata warga sekitar sangat angker dan wingit sekali.
2 jam kemudian dari kampus sampailah mereka di tempat wisata Kaliurang yang terkenal dengan gunung merapinya tersebut. Ningrum entah kenapa setelah sampai seperti memiliki firasat yang tidak baik karena Ario mendapat bayangan kalau salah satu dari temannya bakal mati di dalam hutan yang letaknya tidak jauh dari sebuah pemukiman dewa terpencil tersebut. “Apaaa? ngaco kamu, kebanyakan berkhayal makanya kamu jadi stress seperti itu”. Teman-temannya tidak percaya tapi hanya satu orang yang percaya yaitu Jibran. Ario berusaha menceritakan yang sebenarnya kepada Jibran soal Ario bisa berinteraksi dengan yang gaib kalau yang jaga gunung ingin meminta salah satu dari teman kita. “Astagfirullah. Jadi maksud kamu salah satu dari kita akan mati gitu”. Jibran akhirnya sedikit tidak percaya tapi memaklumi tentang sikap aneh yang dilakukan oleh Ario tersebut.
Mereka berempat berjalan menuju salah satu rumah warga untuk menanyakan tentang keberadaan gunung merapi dan bagaimana jalan ceritanya kok bisa seangker itu. Aziz Salah satu warga sekitar mencoba untuk menjelaskan tentang kisah gunung merapi secara detail sampai pada akhirnya Aziz sebagai sesepuh dusun melarang untuk masuk ke wilayah hutan karena jika sampai hal itu dilanggar maka kalian tidak akan bisa kembali lagi kemungkinan besar kalian akan mati secara mengenaskan. Sugeng pun nggak percaya dan Sugeng bilang mana ada dijaman sekarang ada hantu, setan yang bergentayangan. Aziz akhirnya memaklumi mungkin Sugeng tidak tahu yang sebenarnya. Mereka pamit terus mereka berjalan dengan montornya untuk mencari tempat yang nantinya sebagai tempat beristirahat sejenak.
Mereka akhirnya menemukan tempat beristirahat tersebut yaitu daerah yang dikelilingi hutan lebat yang cocok sekali untuk dijadikan tempat penginapan. Mereka sengaja tidak menginap di salah satu warga Kaliurang soalnya mereka punya sopan santun. Mereka akhirnya bermalam di pinggir sungai dekat hutan membuat tenda sebanyak 2 tenta 1 tenda untuk cewek dan 1 tenda untuk cowok.
Malam mulai muncul seperti biasa sebelum tidur mereka berkumpul di depan tenda lalu menyalakan api unggun yang tujuannya untuk menghangatkan mereka karena di sekitar hutan suasananya dingin sekali. Waktu sudah mulai larut malam yaitu masuk pukul 23.30 hampir masuk tengah malam tidak. Sugeng, Jibran dan Ario tidur di tenda dan Fadli masih berada di luar karena belum ngantuk. Nah pada saat Fadli sendirian di luar bersama dengan api unggun sambil utak atik handponenya, tiba-tiba muncul suara aneh di dalam area hutan terlarang tersebut “auuuuugg” dan ada juga suara mengaung seperti macan. Fadli dengan keberaniannya mencoba untuk mencari tahu suara-suara aneh tersebut dengan senter yang dia bawa dari kost. “Hey siapa itu?” kata Yuda sampai mengacungkan kayu pemukul. Fadli beranjak dari tempat duduknya terus berjalan menuju suatu tempat dimana suara aneh itu berada.
Tiba-tiba Fadli kaget Fadli sudah berada di dalam hutan yang sangat lebat. “Astagfirullah aaaaaaaah”. Pas Fadli melihat ke depan dari belakang punggungnya ada sesosok hantu sangat menyeramkan yaitu kuntilanak. Fadli kaget teriak dia lari sekencang mungkin dan tidak tahu kemana arah tujuannya. Fadli kesasar sampai ke tempat yang sebetulnya tidak diperbolehkan. tempat itu adalah makam keramat. Fadli saat berlari terpeleset jatuh jidatnya terkena batu nisan. Yuda pingsan sebentar.
Fadli terbangun, kedua tangan panjang mencekik leher Fadli dan matilah Fadli. Di dalam tenda Ario bermimpi kalau Fadli berlari minta tolong lalu menghilang. “Ada apa Ario?”. kata Sugeng. “Aku mimpi buruk kalau teman kita Yuda tewas terbunuh”. Jibran terbangun dari tempat tidurnya dan mereka beranjak dari tempat tendanya keluar lalu mencari keberadaan Fadli.
Suatu ketika Sugeng menghilang dari rombongan mereka saat mencari keberadaan Fadli, Ario dan Jibran mencari Sugeng sampai akhirnya Ario menemukan jasad Fadli tewas wajahnya rusak. Jasadnya berada di sebelah kiri makam keramat tersebut. Jibran teriak menangis tersedu-sedu. Ario akhirnya membiarkan Fadli pergi selama-lamanya. Ario mengajak Jibran lagi untuk mencari Sugeng.
Selang beberapa jam Ario dan Jibran menemukan Sugeng sudah terikat tali yang tergantung di pohon besar dan dadanya terdapat bekas cakaran menyerupai cakaran harimau buas. Jibran akhirnya menyerah dan meminta kepada Ario untuk kembali pulang ke Yogyakarta. Ningrum pun bilang “jangan karena ini adalah ekspedisi kita mungkin ini bisa kita ungkap ada apa sebenarnya”. Jibran teriak “Ariiiiiooooo”. Ario lihat jelas kalau ada sekelebatan kuntilanak datang menghampiri Jibran. Ario berlari kencang terus menutupi Jibran. “Hiiiii. Kenapa kalian menghalangi niatku aku mau bunuh ini manusia”. Ario berusaha komunikasi secara gaib ternyata kuntilanak itu tidak suka karena dulu wilayah tempatnya dihancurkan oleh bangsa manusia yang serakah, tebang hutan, bakar hutan dengan disengaja. Jibran ketakutan disitulah Ario mencoba membantu dan mencoba berusaha menenangkan hati hantu tersebut.
Singkat cerita setelah kejadian itu tempat tersebut tidak lagi ada musibah yang membuat warga sekitar ketakutan
SMA N DEPOK CIREBON
Sekian dan terima kasih