Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Self Improvement
menyelam ke dalam senja
1
Suka
66
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Menyelam ke Dalam Senja

Di sebuah kota yang terletak di perbatasan antara daratan dan laut, ada seorang pemuda bernama valen yang memiliki kebiasaan aneh. Setiap sore, saat senja mulai turun, dia selalu berjalan menuju tepi laut dan melihat matahari tenggelam. Namun, bukan hanya itu yang menarik, karena setiap kali matahari terbenam, valen merasa ada sesuatu yang menariknya ke dalam laut, seakan lautan itu berbicara padanya.

valen bukanlah orang biasa di mata penduduk kota itu. Dia selalu tampak melamun dan terpesona oleh keindahan senja yang tak pernah bisa dijelaskan dengan kata-kata. Orang-orang sering mengatakan bahwa Damar lebih banyak berbicara dengan laut daripada dengan manusia. Tak ada yang tahu pasti mengapa dia selalu berada di sana, menatap langit yang berubah warna menjadi oranye kemerahan, sementara gelombang laut berdebur pelan.

Suatu sore, saat matahari hampir tenggelam, valen merasakan sesuatu yang berbeda. Gelombang laut beriak lebih keras dari biasanya. Seperti ada kekuatan yang menariknya. Dia menatap horison yang memudar, lalu melangkah menuju perahu kecil yang sudah ia siapkan sejak pagi. Perahu itu bukan perahu biasa. Bentuknya aneh, dengan ukiran-ukiran halus yang sepertinya sudah ada sejak zaman dahulu kala, dan ia selalu merasa perahu itu telah lama menunggu untuk digunakan.

valen menyusuri perairan dengan hati-hati, jauh dari tepi laut, menuju titik di mana lautan terlihat tak berujung. Semakin jauh dia melangkah, semakin tenang suasana di sekitarnya. Hanya ada suara ombak yang lembut dan angin malam yang menyentuh kulit. Lautan malam ini terasa lebih dalam, lebih misterius, dan valen merasa dirinya semakin terhubung dengan alam.

Tiba-tiba, perahu itu berhenti di tengah lautan yang sunyi. Sesuatu yang tak tampak mulai memancar di dalam air, seakan ada cahaya dari dasar laut yang bersinar perlahan. valen menatap dalam, merasa matanya tak bisa berkedip, seolah ada kekuatan yang mengikat dirinya pada tempat itu.

Di dalam kedalaman laut, ada sebuah bayangan yang muncul—seperti sosok manusia, namun tubuhnya tidak sepenuhnya nyata, seperti kabut yang membentuk wujud. Wajahnya kabur, tetapi matanya terlihat jelas, menatap valen dengan tatapan yang penuh arti. Sosok itu tersenyum, dan perlahan-lahan mengulurkan tangan, seakan mengajak valen untuk mengikuti ke dalam kedalaman.

“Apakah kau siap?” suara itu terdengar lembut, namun jelas.

valen tidak tahu bagaimana menjawab. Hatinya berdebar, tetapi ada sesuatu yang menggerakkan tubuhnya untuk bergerak maju. Tangan yang halus, berwarna biru laut, meraih tangannya. Sesaat setelah tangan itu menyentuh valen, seluruh dunia berubah. Lautan di sekitar mereka menghilang, dan valen mendapati dirinya berada di sebuah dunia yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Di dunia itu, langit tidak memiliki bintang. Cahaya yang menyinari berasal dari bawah, dari dalam laut yang tak tampak. Semua sekitar terlihat tidak nyata, namun terasa sangat hidup. Di sini, waktu tidak berjalan seperti di dunia manusia. Setiap langkah yang valen ambil membawa dia lebih dalam ke dalam sebuah kisah yang terlipat dalam ruang dan waktu.

Sosok yang menggenggam tangannya kini berada di sampingnya, tubuhnya memantulkan cahaya lembut, seperti bunga yang baru mekar di dasar laut. “Selamat datang di dunia kami, valen,” kata sosok itu, suaranya terdengar dalam dan penuh misteri.

“Dunia kalian?” tanya valen, kebingungan.

“Ya. Dunia di bawah permukaan yang tak terlihat. Kami adalah penjaga waktu yang tersembunyi di balik setiap senja, di balik setiap ombak yang datang dan pergi,” jawab sosok itu dengan senyum yang menenangkan.

valen merasa ada yang sangat akrab dari sosok itu, seperti dia telah mengenalnya sepanjang hidup, meskipun baru pertama kali bertemu. “Kenapa aku dibawa ke sini?” tanya valen, suara gemetar.

“Karena kau memiliki kemampuan untuk melihat lebih dari yang lainnya. Sejak lama, mata manusia hanya melihat apa yang tampak. Tetapi, hanya mereka yang bisa menyelam ke dalam senja yang bisa melihat apa yang tersembunyi,” jawab sosok itu. “Dan kini, kamu telah memilih untuk menyelami kedalaman itu.”

valen terdiam, merasakan berat kata-kata itu. Senja yang selalu ia lihat setiap sore ternyata bukan hanya sekadar perubahan warna langit, tapi sebuah pintu menuju dunia yang lebih luas, sebuah dunia yang melampaui pemahaman manusia biasa. valen menyadari bahwa dirinya bukan hanya sekadar penonton dari kehidupan ini, tetapi juga bagian dari alam semesta yang lebih besar, yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata biasa.

Waktu seolah berhenti. valen mulai mengerti bahwa dirinya adalah jembatan antara dunia yang tampak dan yang tak tampak,antara yang diketahui dan yang misterius. Setiap senja yang ia saksikan selama ini adalah undangan, bukan hanya sekadar peristiwa alam. Lautan, dengan segala misterinya, ternyata adalah ruang waktu yang membawa pesan-pesan yang tak terlihat oleh orang lain.

Saat itu, sosok itu tersenyum lagi, mengangguk dengan bijak. “Kini, saatnya kamu kembali. Dunia di atas memerlukanmu, tetapi ingatlah bahwa setiap senja yang datang adalah waktumu untuk kembali ke sini. Untuk menyelam lebih dalam lagi.”

valen merasakan tubuhnya terangkat, dan dalam sekejap, dia sudah kembali di perahunya, di tengah lautan yang kini tenang. Langit senja yang indah kembali terbentang di atasnya, tetapi kali ini, valen tahu bahwa senja itu adalah sesuatu yang lebih dari sekadar fenomena alam. Senja itu adalah batas yang menghubungkannya dengan dunia yang lebih luas, dunia yang tersembunyi di dalam laut, dunia yang penuh dengan rahasia dan makna.

Dengan senyum kecil, valen mengayuh perahu kembali ke pantai. Kali ini, dia tidak merasa sendirian. Laut dan senja itu, semuanya adalah bagian dari dirinya, dan dia tahu, suatu hari nanti, dia akan kembali menyelam ke dalam kedalaman yang lebih dalam lagi. Selami dunia bawah laut Kauai yang mempesona dengan penyelaman senja dan malam hari. Saksikan kehidupan laut malam hari dan jelajahi rahasia samudra di bawah langit malam.

Sepanjang perjalanan pulang, Valen merasakan sisa energi dari pengalaman barunya. Meski perahu kecil itu meluncur dengan tenang di atas air, hatinya penuh dengan kegelisahan dan kekaguman. Suara debur ombak dan angin laut terasa seperti bisikan yang terus-menerus mengingatkannya akan dunia yang baru saja ia kunjungi. Ia memandang ke langit yang kini perlahan berubah menjadi gelap, dihiasi bintang-bintang pertama malam itu.

Setibanya di pantai, Valen menarik perahunya ke daratan. Beberapa nelayan yang masih berada di tepi pantai memperhatikan dengan rasa ingin tahu. Salah satu dari mereka, seorang pria tua bernama Pak Irwan, mendekatinya. Pak Irwan adalah sosok yang bijaksana, sering memberikan nasihat kepada pemuda di kota itu. Wajahnya dihiasi kerutan, tetapi matanya masih tajam seperti elang.

“Kau terlihat berbeda malam ini, Valen,” kata Pak Irwan, sambil mengamati wajah pemuda itu. “Apa yang kau temukan di tengah lautan?”

Valen terdiam sejenak, mencoba merangkai kata-kata untuk menjelaskan apa yang baru saja terjadi. Namun, setiap kali ia mencoba berbicara, rasanya sulit untuk menggambarkan pengalaman itu. Akhirnya, dia hanya menggeleng dan berkata, “Hanya senja, Pak. Seperti biasa.”

Pak Irwan tersenyum tipis, seolah tahu bahwa Valen menyimpan sesuatu yang lebih dari sekadar senja. Namun, ia tidak mendesak. “Kadang-kadang, senja membawa pesan yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang mendengarkan,” ujarnya pelan sebelum berjalan pergi, meninggalkan Valen yang masih termangu.

---

Malam itu, Valen tidak bisa tidur. Pengalaman di dunia bawah laut terus membayang di pikirannya. Sosok misterius itu, cahaya dari dasar laut, dan kata-kata yang diucapkan—semuanya seperti teka-teki yang memanggilnya untuk dipecahkan. Dia teringat akan ukiran-ukiran di perahu yang ia gunakan. Ukiran itu, meski sudah pudar dimakan waktu, memiliki pola yang sepertinya menceritakan sesuatu. Pola gelombang, bintang, dan bentuk-bentuk yang menyerupai matahari tenggelam.

Valen memutuskan untuk mempelajari perahunya lebih dekat. Dia membawa lentera dan berjalan ke halaman belakang rumahnya, di mana perahu itu ia simpan. Dalam cahaya temaram lentera, ukiran-ukiran itu terlihat lebih jelas. Ada satu bagian yang menarik perhatiannya—sebuah simbol yang menyerupai lingkaran dengan garis-garis menyilang di tengahnya. Simbol itu tampak sangat kuno, tetapi entah bagaimana, terasa akrab bagi Valen.

Ia mencoba mengingat-ingat, di mana sebelumnya ia pernah melihat simbol itu. Pikiran Valen kemudian melayang pada cerita lama yang pernah diceritakan oleh almarhum kakeknya. Cerita tentang penjaga laut yang tinggal di balik senja. Menurut cerita itu, ada sebuah dunia di bawah laut yang hanya bisa diakses oleh mereka yang terpilih. Penjaga laut adalah makhluk yang menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia yang tak terlihat. Simbol di perahu itu mirip dengan simbol yang digambarkan oleh kakeknya dalam cerita itu.

“Apakah ini semua berhubungan?” gumam Valen pada dirinya sendiri.

---

Keesokan harinya, Valen memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kota. Meski kota kecil itu terletak jauh dari kemajuan teknologi, perpustakaannya menyimpan koleksi buku-buku tua yang berisi berbagai cerita rakyat dan sejarah setempat. Valen mencari buku yang berkaitan dengan laut, mitos, atau cerita tentang penjaga waktu.

Setelah berjam-jam mencari, dia menemukan sebuah buku berdebu berjudul Rahasia Senja dan Lautan. Buku itu ditulis oleh seorang penulis yang tidak terkenal, tetapi isinya penuh dengan cerita yang mencengangkan. Salah satu bab dalam buku itu membahas tentang “Pintu Senja,” sebuah konsep yang sangat mirip dengan apa yang dialami Valen.

Menurut buku itu, senja bukan hanya fenomena alam, melainkan perbatasan antara dua dunia. Orang-orang tertentu, yang disebut Penjelajah Senja, memiliki kemampuan untuk melintasi perbatasan itu dan berinteraksi dengan dunia lain. Namun, mereka juga memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keseimbangan antara kedua dunia.

Valen membaca dengan saksama, setiap kalimatnya terasa seperti berbicara langsung padanya. Ada bagian yang menjelaskan tentang tanda-tanda seorang Penjelajah Senja, salah satunya adalah perasaan tertarik yang kuat pada laut dan senja. Selain itu, Penjelajah Senja seringkali memiliki koneksi khusus dengan benda-benda tertentu, seperti perahu atau alat-alat yang memiliki simbol kuno.

“Aku benar-benar bagian dari ini,” pikir Valen. Rasa takut yang sebelumnya menyelimuti hatinya perlahan berubah menjadi rasa penasaran dan tanggung jawab.

---

Malam itu, Valen kembali ke laut. Kali ini, dia tidak merasa ragu atau takut. Dia membawa perahu kecilnya dan mendayung menuju titik yang sama seperti sebelumnya. Langit senja kembali menampilkan keindahannya yang memukau, tetapi bagi Valen, senja itu kini adalah undangan untuk melangkah lebih jauh.

Ketika perahu berhenti di tengah laut, Valen menunggu dengan tenang. Dia tahu sesuatu akan terjadi, dan benar saja, cahaya dari dasar laut kembali muncul, kali ini lebih terang. Sosok yang sama muncul, tetapi kali ini terlihat lebih nyata. Sosok itu melayang di atas air, dengan tubuh bercahaya biru lembut, dan senyumnya yang menenangkan.

“Kau kembali,” kata sosok itu, suaranya penuh dengan kehangatan.

Valen mengangguk. “Aku ingin tahu lebih banyak. Tentang dunia ini, tentang tugasku.”

Sosok itu tersenyum lebar. “Kau memang ditakdirkan untuk ini, Valen. Dunia manusia dan dunia kami saling terhubung, tetapi tidak banyak yang bisa melihat hubungan itu. Tugasmu adalah menjaga keseimbangan, memahami pesan-pesan yang tersembunyi di balik senja, dan membawa harmoni di antara keduanya.”

Valen merasa hatinya berdebar. Tugas itu terdengar besar, tetapi di dalam dirinya, ada rasa percaya diri yang tumbuh. Dia tahu bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi.

“Kau akan memulai perjalananmu malam ini,” lanjut sosok itu. “Namun ingatlah, Valen, dunia ini penuh dengan misteri. Setiap jawaban yang kau temukan akan membawa pertanyaan baru. Bersiaplah, karena perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi aku tahu kau akan mampu.”

Sosok itu mengulurkan tangannya sekali lagi. Kali ini, Valen tidak ragu. Dia meraih tangan itu, dan seketika, dunianya berubah. Langit, laut, dan semuanya di sekitarnya lenyap, digantikan oleh kegelapan yang penuh dengan cahaya bintang yang berkilauan. Valen merasa seperti melayang di antara waktu dan ruang, dan di sanalah perjalanan sejatinya dimulai.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Self Improvement
Cerpen
menyelam ke dalam senja
natasya angelita
Cerpen
Mengapa Aku Belum Ingin Mati?
Firlia Prames Widari
Novel
Dunia Kecil; panggung & omongkosong
Syauqi Sumbawi
Flash
Bisakah Aku Jadi Dewasa?
lidia afrianti
Cerpen
Hadiah Dari Nirwana
Sucayono
Flash
Hidupku
winda aprillia
Cerpen
Bantu Aku Mengeja "Tuhan"
dari Lalu
Flash
ROOFTOP HATI
Hans Wysiwyg
Flash
Menikmati Takdir
Husein AM.
Cerpen
Sang Guru
Anjrah Lelono Broto
Flash
Ku usahakan yang Terbaik untuk mu
Smith
Flash
Kuasa Uang
Adam Nazar Yasin
Flash
Bronze
Sang Penulis
AndikaP
Cerpen
Alasan Orang Indonesia Beremigrasi Keluar Negeri
Yovinus
Cerpen
Bronze
FOCUS GROUP DISCUSSION
Ardian Agil Waskito
Rekomendasi
Cerpen
menyelam ke dalam senja
natasya angelita