Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kisah pertemuan aku dan mantanku yang 3 tahun sudah tak bertemu kini akhirnya bertemu kembali dengan situasi mntanku punya suami dan punya anak hasil hubungan denganku dulu.
Hay gimana kabarmu?
"Tanyaku dengan perasaan yg bercampur antara senang dan kaget"
Aku baik-baik saja, km sendiri gimana kabar nya?
Aku baik juga seperti yang kamu liat.
Oh ya gimana kabar suami mu?
Suamiku baik, gmn kabar istri kamu juga?
Istriku baik juga, semenjak kamu menghilang aku tak pernah dengar sama sekali kabar mu bahkan mencari tau kabar mu aja seperti mencari jarum di dalam lautan.
Mungkin tidak ada niatan darimu untuk mencari tau keberadaan aku bahkan mencari tau kabarku sekalipun.
Aku mengira kamu menghilang sengaja menghindariku atau bahkan karena memang ada yang lebih baik dariku?
Salah besar kalau kamu punya anggapan seperti itu, bahkan aku yang melihat keraguan dalam dirimu yang menyebabkan aku pergi menjauh darimu.
Apa yang kamu lihat dariku?
Ada keraguan untuk ku dalam dirimu & rasanya tak mungkin juga kamu memilih aku untuk diperjuangkan sebagai pasangan dirimu karena kamu lebih memilih mantan istrimu dibandingkan aku.
"Sejenak aku terhenyak dengan ungkapan nya yang memang dengan di sengaja ataupun tidak apa yang dikatakan nya membuat aku terdiam tak berkutik bagaikan si sambar petir di siang bolong.
Kenapa kmu diam? Sudah aku duga sejak dulu bahwa perasaan mu terhadap aku tak ada apa-apanya dibanding perasaan kamu pada mantan istri kamu sendiri, dan itu yang membuat aku sengaja membawa pergi semua membuang kenangan dan menelan luka sendirian.
Maafkan aku, aku sadari semua kesalahan ku atas kepengecutan ku terhadap dirimu. Tapi asal kamu tau walau pun sekian lama kita terpisah sampai saat ini aku selalu memikirkan dirimu tak pernah terbuang sedikitpun perasaan ku terhadapmu.
Haha.. Ungkapan yang sangat menurutku sangat konyol & kaya anak kecil ben!
Tidak rim, semua yang aku katakan benar adanya, tak ada sedikitpun yang terbuang perasaan ini padamu.
Sudahlah ben semua hanya masa lalu yang tidak sepantasnya kita ingat, kita sudah punya kehidupan masing-masing.
Semuanya sepeti gayung yang tak berkubang, dawai tak bersuara membuat rasa bahagia itu kini berubah 180° menjadi satu kegundahan sehingga aku hanya diam membisu.
Aku coba memancing dia dengan trik ku agar dia mau membuka kembali perasaan nya karena sejujurnya perasaan ku sendiri memang terlanjur berat kepada sicincin putih yang sudah memberikan kebahagiaan kepadaku walau sekejap, namun tak di nyana jawaban yang ku dapat melebihi kekagetan yang pernah aku dengar sebelum nya.
Seandainya hatimu bisa membuka kembali sedikit saja ruang untuk ku rim, aku akan menebus semua dosa dan kesalahan ku terhadapmu..
Dengan cara apa kamu akan menebus semua dosa kamu & kesalahan kamu terhadapku, tak ada yang bisa kamu lakukan untuk menebus kesalahan kamu yang begitu besar kepadaku.
Apa yang kamu harapkan agar kamu bisa memaafkan aku semua nya pasti aku lakukan asal kamu memaafkan aku & bisa seperti dulu meskipun sulit.
"Ben, padang pasir akansulit ditanami rumput karena kultur gersang nya, air zamzan tak akan surut karena takdir dari penciptanya. Begitupun aku tak mungkin bisa bersatu kembali seperti dulu karena status kita yang sama-sama punya pasangan. Kamupunya anak dan istri di rumah begitupun aku yang sama juga punya suami dan anak di rmah.
Tanpa putus asa aku terus menerus melancarkan serangan bertubi tubi tepat di ulu hatinya kutembak dengan kata-kata rayuan dan kata memelas agar dia peduli & membuka hatinya terhadap perasaan yang selama ini terus bersarang di hati yang paling dalam.
Setelah aku bersabar merayunya terus menerus akhirnya ku dapatkan kenyataan yang membuat siang hari itu bagaikan langsung gelap seketika berubah menjadi malam.
" Ben, setelah kamu menyia-nyiakan aku dan perasaan ku, setelah kamu tak menganggap aku ada untukmu sekarang kamu dengan mudahnya berkata aku harus membuka hatiku untukmu lagi semudah itukah kamu menanggapi setiap permasalahan yang ada ben? "
Aku tau aku salah dan aku juga memaklumi seandainya kamu tak memaafkanaku, tetapi perasaan ini tak pernah lekang oleh waktu dan tak pernah luntur untuk mu rim..
" satu kenyataan yang harus aku sampaikan yang kamu tak pernah tau ben.
Aku pergi darimu setelah kamu memilih orang lain, dan aku pergi selain membawa sakit dan luka aku juga membawa kandungan yang diisi oleh benih cintamu ben dan ini anakmu bukan anak suamiku, ini hasil hubungan kita dulu yang kamu biarkan terlantar sampai tak mengenali bapak nya yang sebenarnya sampai sekarang"
Lorong waktu seakan berhenti berputar, tirai tirai yang menjadi penutup dinding dan kaca pun seakan berterbangan mendengar kabar dari rima yang tak pernah aku duga sama sekali semua itu akan terjadi dan Akanku ketahui sendiri..
Apa? Benarkah yang kau katakan itu rim?
Kamu sedang tidak berbohong kan?
"Tak pernah aku sedikitpun berbohong dari dulu kepadamu, apa yang aku katakan ini semua kenyataan"
Jadi... Jadi anak ini adalah anakmu dan anak ku juga rim?
"Iya benar, dia adalah anakmu yang selama ini suamiku menyayangi nya seperti pada anak nya sendirianpa dia pandang anak ini darah daging nya atau bukan. Itulah alasan kenapa aku harus terus menghormati suamiku dan menyayangi dia"
Rim... Maafkan aku, mungjin seribu kata maaf tak kan cukup bagimu untuk menebus kesalahan ku terhadapmu.
"(Dengan isak tangis yang membludak dia mengungkapkan kenyataan yang selama ini dia sembunyikan dari semua orang dan pecah juga tangisan kesedihan juga kebahagiaan disitu)"
Tanpa disadari pertemuan kami sudah semakin menginjak senja di sore hari yang menyadarkan bahwa aku dan rima harus pulang kembali ke keluarga masing-masing, dan tak lupa sebelum kita berpisah sempat aku dan rima bertukan nomor handphone terlebih dulu.
Hari demi hari berlanjut dengan kembali komunikasi kita terjalin, namun ada satu yang membuat aku semakin penasaran dengan komunikasi dan lebih intens yaitu anak nya yang juga anakku .
Sampai di suatu hari kejadian tak terduga pun datang, dimana rima dan suaminya bertengkar hebat sehingga rima mau tidak mau harus pergi dari rumahnya untuk menenangkan diri dan mendinginkan situasi di rumahnya.
"Hallo... Ben"
Iya rim ada apa?
"Aku butuh bantuanmu, kamu bisa bantu aku gak?
(Terdengar sambil menangis dia menelpon ku dengan suara terbata-bata yang ku dengar..)
Iya rim adaapa? Katakanlah!!
"Kamu kesini dulu jemput aku di alun-alun tempat kita biasa bertemu"
Iya rim kamu tunggu disitu aku meluncur jemput kamu, tunggu aku jangan kemana-mana ya sebelum aku datang.
(Akupun melaju menggunakanotor ku untuk menjemput rima yang sedang menungguku bersama anaknya yang baru berusia 2 tahunan)
Sampai tiba di tempat yang di janjikan.
Ada apa rim?
"Aku bertengkar dengan suamiku dan sekarang aku butuh tempat istirahat untukku dan anakku"
Akhirnya aku ajak dia rumah kontrakan temanku untuk menyewa satu kamar kontrakan untuk tinggal dan beristirahat sementara....
*BERSAMBUNG* ke PART2....