Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Rencana kedatangan Ibu mertuaku kali ini sungguh tidak tepat waktu. Ketika pertama kali menerima smsnya, aku sudah menduga istriku akan menolaknya. Atau kalaupun tidak mempersoalkannya. Dan, tebakanku ternyata cukup jitu. Namun, aku seperti menelan dilema ketika istriku meminta agar aku yang menyampaikan sikap penolakannya terhadap kedatangan ibu kandungnya.
“Mengapa tidak kau saja yang bicara langsung kepadanya? Itu kan ibu kandungmu sendiri,” kataku sambil berusaha mencari mata istriku untuk memastikan keseriusannya. Istriku menghindar. Ia malah melemparkan pandangan ke luar jendela kamar.
“Memang, bisa saja aku menelponnya dan langsung berkata, ‘Ibu maaf ya. Saat ini kami sedang sibuk, mungkin lain waktu saja. Atau, menyampaikannya lewat sms. Tetapi, kita juga harus memikirkan perasaannya, Ning. Apa nanti dia tidak marah dan menganggapku sebagai menantu durhaka?” Kali ini nada bicaraku sedikit meninggi setelah aku merasa dikorbankan dalam urusan ini.
“Mas, aku memintamu yang bicara, karena aku tahu kau mampu mencari cara terbaik untuk menyampaikannya. Yang pasti, aku belum m...