Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Chapter 1. Hari yang Terbalik.
Langit di atas kota terlihat seperti biasanya. Biru pucat, dengan matahari tergantung di timur. Tapi pagi itu, ada sesuatu yang terasa janggal bagi Bima.
Ia membuka tirai kamar dan menyipitkan mata. Matahari... bukannya terbit, justru bergerak perlahan turun, seperti hendak tenggelam. Daun-daun kering yang biasa tertiup angin dan beterbangan jatuh ke tanah, kini melayang ke atas, menempel kembali ke cabang pohon yang gundul.
Bima menggosok matanya. Mengira mungkin ia masih mengantuk.
Ketika ia turun ke dapur, ibunya tidak ada. Hanya ada secangkir kopi yang mengepul. Tapi saat ia menyentuhnya, kopi itu malah mendingin dalam sekejap, dan mengepulannya menyusut masuk ke dalam cairan, seperti waktu sedang dilipat mundur.
Di luar rumah, jalanan terlihat... salah. Mobil-mobil melaju ke belakang. Langkah kaki orang-orang menari mundur, seperti pita rekaman yang diputar terbalik. Bahkan suara klakson dan tawa anak-anak terdengar aneh, seperti ditarik mundur dari ujung ke awal.
Bima melangkah ke trotoar, mencoba menghentikan seorang pria tua yang berjalan terbalik. Tapi pria itu hanya terus melangkah, mundur dengan wajah kosong, seolah tak melihatnya. Seorang anak kecil mengangkat balon yang terlepas dari genggamannya. Tapi balon itu justru terbang dari langit dan masuk ke ...