Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Melampaui Batas
29
Suka
709
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

'Kau telah melangkahkan kakimu ke tempat yang seharusnya tak kau pijak.'

Kalimat itu selalu muncul di mimpiku selama beberapa hari terakhir. Dengan tempat, suara, dan kejadian yang sama, seperti lagu yang berulang kali diputar.

Aku ingin memecahkan mimpi yang menggangguku setiap malam. Setiap kali aku menceritakan dan bertanya pada ibu mengenai mimpi itu, ibu hanya menggeleng, tapi anehnya aku yakin bahwa ibu tahu sesuatu mengenai mimpi itu. Pertanyaan-pertanyaan semakin bermunculan di benakku seiring mimpi itu hadir.

Seketika aku teringat akan sebuah ruangan di pojok belakang rumahku yang selalu dilarang ibu jika aku ingin masuk ke dalamnya. Ibu bilang tempat itu adalah gudang yang debunya sangat banyak sehingga jika aku masuk pasti akan menimbulkan hal yang tak diinginkan, apalagi karena aku alergi debu. Tapi anehnya dari dulu ibu selalu mengunjungi gudang itu, kurang lebih 2 kali dalam satu minggu. Ntah apa yang ibu lakukan di dalam, namun beberapa kali aku selalu melihat mata ibu yang sembab setelah keluar dari gudang itu.

Hari ini ibu dan ayah ada pertemuan dengan teman kuliah mereka, jadi hanya ada aku di rumah sekarang. Saat sedang menonton tv, aku teringat akan gudang itu dan berniat untuk mencari tahu apa yang sebenarnya ada di dalam gudang itu. Untuk berjaga-jaga aku memakai pakaian yang menutup tubuhku, jaket, celana panjang, kaos kaki, masker, hingga sarung tangan. Terlihat berlebihan memang, tapi alergi ku memang separah itu. Aku juga membawa pil alergi jika memang dibutuhkan nanti. Sebenarnya aku juga takut tentang apa yang ada di dalam sana, kalau-kalau itu bukan gudang. Tapi rasa penasaranku mengalahkan rasa takut.

Perlahan aku mendekati gudang, dan sekarang aku hanya tinggal membuka pintu yang ada di hadapanku saat ini. Jantungku berdegup cepat, aku melihat pintu itu, tak ada yang beda dengan pintu lainnya hanya saja sedikit berkarat di knop pintunya karena tak pernah di ganti.

Aku mengetuk pelan pintu itu, walau aku tau pasti tak akan jawaban.

Tok..tok..tok..

"Jangan masuk!!" Suara dari dalam gudang membuatku tersungkur jatuh ke lantai.

Pikiranku blank, ada orang di dalam. Tapi siapa? jantungku berdegup sangat cepat, aku ketakutan.

"Kau siapa? Kenapa kau ada di gudang?" Aku memberanikan diri bertanya tanpa membenarkan posisiku yang masih duduk di lantai.

"Pergi!! Kau tak seharusnya kesini. Kau bukan anak pembangkang, kan? Kau harus menuruti apa kata ibu, jauhi kamar ini!" Dia seorang lelaki.

Pikiranku tak bisa berpikir jernih sekarang.

Siapa dia?

Kenapa dia ada disini?

Sudah berapa lama dia disini?

Dan,

kenapa dia bilang 'ibu'?

Aku berdiri, memberanikan diri untuk membuka pintu itu.

"Jauhi kamar ini, Shilla!! Dan jangan pernah buka pintunya!"

Dia tahu namaku.

Tanpa mempedulikan omongannya, aku membuka pintu gudang ini untuk pertama kalinya.

Seperti sebuah keajaiban, tempat yang tak pernah kau lihat sebelumnya, dan tak akan pernah kau temukan dimanapun. Ruangan ini terlihat seperti luar angkasa, dengan langit yang bisa kau lihat langsung ketika melihat ke atas, galaxy.

"Kau telah melangkahkan kakimu ke tempat yang seharusnya tak kau pijak."

Mimpi itu terasa nyata sekarang, tempat ini adalah tempat yang selalu aku mimpikan. Aku melihat lelaki yang berbicara membelakangiku. Dia lebih tinggi beberapa centi dibandingku.

"Kau siapa? Kenapa kau ada disini? Dan, kenapa kau tau namaku?" pertanyaan itu akhirnya terlontar dari mulutku.

Dia membalikkan badan.

Wajahnya, wajahnya terlihat seperti ayah dan ibu, dan juga aku.

Dia tersenyum, "Kenapa kau memakai semua itu? Kau lucu. Kau takut terkena debu, kan? Tenang saja, disini tak ada debu. Kau boleh melepaskan maskermu."

Aku melepaskan maskerku, "Kenapa kau ada disini?" Ucapku dengan tenang.

"Ikut aku," aku mengikutinya.

Tempat ini benar-benar ajaib, tak memiliki ujung. Padahal jika dilihat dari luar, gudang ini hanyalah ruangan yang sama besarnya dengan kamar mandi. Pikiranku masih menerka semua yang terjadi. Dan satu hal yang pasti, aku suka tempat ini, seperti di negeri dongeng.

"Silahkan duduk, tuan puteri," dia menyuruhku duduk.

"Sepertinya luka yang kubuat masih berakibat sampai sekarang," dia duduk di depanku.

"Luka? Luka apa?"

Dia menghembuskan napas lalu tersenyum, dan mengulurkan tangan.

Aku membalas tangannya, "Perkenalkan, namaku Lico Rainegoro. Salam kenal Shilla Rainegoro."

Rainegoro? Dia saudaraku?

"Aku kakakmu. Sebenarnya kita kembar, hanya saja tak identik. Maaf, luka yang ku buat telah membuatmu lupa akan ingatan masa kecilmu, semuanya."

Aku masih tak mengerti dengan apa yang terjadi.

Fokus Shilla, fokus!

Dia Lico Rainegoro, orang yang selama ini berada di gudang, orang yang baru beberapa saat lalu kau temui adalah kakakmu, saudara kembarmu. Oke, aku sudah mengerti tentang dia. Tapi tentang luka, dan juga tempat ini, aku benar-benar tak tahu.

"Ingin ku jelaskan semuanya?"

Aku membalas dengan anggukkan.

"Baiklah, tapi kau harus membelikanku ice cream setelahnya," candanya.

Dia berpikir sejenak sambil melihatku, "Aku akan menjelaskan mulai dari diriku sendiri. Sejak kecil aku memiliki kekuatan magic di tanganku. Aku bisa merubah apapun yang aku mau, menjadi apapun. Kekuatan ini diturunkan dari kakek kita, entah hanya aku atau kau juga. Saat kecil aku memiliki tempramen yang buruk, itu sebabnya kau mempunyai luka di lehermu, aku tak sengaja melukaimu dan dampaknya kau kehilangan semua ingatan, yang kau ingat hanya saat kau berusia 5 tahun keatas, setelah aku melukaimu."

Perlahan aku mengerti apa yang terjadi, walau belum begitu yakin.

"Setelah kejadian itu, kita dipisahkan. Ayah dan ibu melarangku untuk keluar dari kamar ini, tapi mereka tak pernah mengunciku. Mereka tak ingin aku melukaimu lagi."

Suaranya memberat. Aku melihat matanya yang sedang memandang langit.

"Kau kesepian?" Tanyaku.

"Ya. Tapi aku tahu bahwa ini salahku. Kalau saja aku tak pernah melukaimu, pasti aku tak akan berada disini."

"Aku suka tempat ini. Galaxy. Andai saja aku punya kekuatan sepertimu. Yang bisa kulakukan hanya ini."

Aku melihat buku yang berada di atas kasur berwarna putih jauh dari tempat kita duduk, aku mengulurkan tanganku dan seketika buku itu terbang ke arahku dan berhenti tepat di tanganku.

"Aku juga mempunyai magic, tapi hanya itu yang bisa kulakukan, melakukan sesuatu dari jarak jauh. Sepertinya itu akibat dari luka yang kau berikan."

Ya, aku juga mempunyai kekuatan, hanya saja aku tak pernah menunjukkan pada siapapun, termasuk orang tuaku. Aku takut mereka menjauhiku jika tahu tentang kekuatan ini. Dia terlihat takjub dengan kekuatanku yang tak ada apa-apanya dibanding kekuatan dirinya.

"Aku senang kau memiliki kekuatan ini juga. Setidaknya aku tak sendiri."

Aku tersenyum padanya.

"Apa kau mau keluar dari gudang ini? Ahh.. maksudku kamarmu?" tawarku.

"Ibu tak akan mengizinkannya," raut kecewa terlihat di wajahnya.

"Akan kubantu untuk merayu ibu agar kau bisa keluar dari sini. Lagi pula, kita sudah sedikit dewasa, jadi kupikir kau juga bisa mengontrol kekuatanmu."

Dia mengangguk, "aku sudah bisa mengontrol kekuatanku. "

Hari itu, untuk pertama kalinya aku bertemu kakakku, lagi—yang sebenarnya aku tak ingat sedikitpun tentangnya. Dan ayah-ibu mengizinkan kak Lico untuk keluar dari kamarnya setelah kurang lebih 12 tahun dia berada disana, tanpa aku ketahui.

Hari itu seperti sebuah keajaiban untuk kami, aku yang selalu ingin mempunyai kakak, kak Lico yang tak ingin merasa kesepian lagi, dan ayah-ibu yang bisa melihat kedua anaknya di waktu dan tempat yang sama.

"Terima kasih telah melampaui batas. Terima kasih telah menginjakkan kaki di tempat yang tak seharusnya kau injak. Dan, terimakasih telah membuka dunia-ku".

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@egidperdana89 : Alasannya Lico dikurung, lebih tepatnya karena dia harus belajar untuk mengendalikan kekuatannya. Di cerita ini memang gak dituliskan secara jelas alasan "pengurungan" Lico. Terima kasih telah mampir untuk baca cerita ini :) Rencana awal saya sebenarnya cerita ini di flash, tapi karena jumlah katanya lebih, jadi di cerpen. Salam kenal juga :)
cerita misteri fantasi misteri yang unik. tapi apakah alasan utama dari Lico dikurung hanya karena melukai Shilla? Untuk alasan seperti itu rasanya masih kurang beralasan. Itu hanya pendapat saya, mohon maaf. 🙏 Yang kedua, saya pikir cerita ini lebih baik di flash. atau ini sudah lebih 1000 kata? salam kenal, ya. 🤗🙏
@tawaqal : Terima kasih :)
Aq suka.
Rekomendasi dari Drama
Cerpen
Melampaui Batas
Elysiaaan
Novel
im.pi.an (Menurut Kim)
Putriyani Hamballah
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Novel
Dear Keyla
Prisda Tri Syamiati
Novel
Bronze
jika rindu salah haruskah menyerah (?)
Nia Kurniasih
Novel
Bronze
Bapak, Kapan Kita akan Berdamai?
Johanes Gurning
Novel
Gold
KKPK Mukena untuk Bunda
Mizan Publishing
Novel
My Amnesia
Nela Vitriani
Novel
(GIRL)FRIEND
Rahma Yulia Putri
Novel
Bronze
Believe
lisa wijaya
Novel
Bronze
TODAY
Martha Z. ElKutuby
Novel
Komorebi
Fitri F. Layla
Novel
Gold
PCPK My Cake Shop 2
Noura Publishing
Flash
Bronze
Naluri Diskon
Anisah Ani06
Novel
Potret
Sinar Shinta Emilisa
Rekomendasi
Cerpen
Melampaui Batas
Elysiaaan
Flash
Penerimaan Rasa
Elysiaaan
Cerpen
Dunia Sang Penjelajah
Elysiaaan
Cerpen
Malioboro, dia menghilang
Elysiaaan
Flash
Pupa
Elysiaaan
Flash
Api dalam Hujan
Elysiaaan
Cerpen
Langit dan Jaraknya
Elysiaaan
Cerpen
Just One Person
Elysiaaan
Cerpen
Langit Malam
Elysiaaan