Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Mawar untuk Emily
William Faulkner
I
Pada saat Emily meninggal dunia, seluruh penduduk kota kami hadir di upacara pemakamannya: para lelaki ingin memberikan penghormatan mereka di masa-masa berkabung, para perempuan ingin sekali mengetahui isi dalam rumahnya yang tak seorangpun pernah melihanya selama sepuluh tahun belakangan selain seorang pelayan tuanya— tukang kebun sekaligus koki di rumah itu.
Emily mempuyai rumah besar berbingkai kaca berbentuk bujur sangkar. Dulu, rumah itu dipoles dengan cat putih berhiaskan kubah melengkung dengan puncak menara yang tinggi. Selain itu di dalam rumahnya terdapat balkon melingkar bergaya tujuh puluhan diatur dengan gaya yang dulunya menjadi idaman semua seorang. Ketika garasi dan mesin-mesin pemisah biji kapas memasuki dan menyapu kota itu bahkan di antara orang-orang terkemuka di sana, rumah Miss Emily tetap berdiri tak tersentuh, berdiri teguh di antara kepungan kereta-kereta pengangkut kapas dan stasiun-stasiun bahan bakar. Tapi kini Miss Emily telah pergi bergabung dengan nama-nama terkemuka tersebut di tempat mereka dibaringkan, di pemakaman orang-orang terkenal serta prajurit-prajurit korban perang kemerdekaan pada pertempuran Jefferson.
Semasa hidupya, Miss Emily dikenal sebagai seorang pribadi kolot, pekerja keras,dan sosok yang peduli; karena semacam kewajiban yang dijalaninya di kota itu semenjak suatu hari pada tahun 1894 ketika Kolonel Sattorinya—walikota yang mengeluarkan peraturan tidak boleh ada perempuan negro muncul di jalanan tanpa seorang pendamping—mengirimnya surat tagihan pajak, sumbangan yang harus dibayarkanya semenjak kematian ayahnya hingga batas waktu ...