Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
MAUT HUTAN TERLARANG
0
Suka
1,613
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Maut Hutan Terlarang

By Maldalias

(Cerita ini dibuat jauh sebelum si penulis misterius KKN Desa Penari, jika ada kesamaan entah kenapa? Apa anda mengira siapa mengikuti siapa? Entahlahh....

Yang jelas jnj sama seramnya.. Hati-hati.. )

(Beberapa puluh tahun lalu) ; Seekor babi hutan berlari kencang menyusuri semak belukar, bersamaan dengan derap langkah sepasang kaki yang mengejar ; ada tangan memegang tombak bambu.

“Clup!!” secepat kilat tombak itu mengarah ke babi, nyaris kena, tapi justru menancap ke tanah. Babi terus berlari masuk ke hutan. Pada saat itulah baru terlihat yang mengejar babi adalah dua remaja kampung (kakak beradik).

Salah satu remaja (kakak) tiba-tiba menghentikan langkahnya karena melihat babi tersebut masuk ke dalam hutan dan berusaha mencegah adiknya, tapi si adik tak perduli dan justru memungut tombak untuk kembali mengejar babi, hingga si kakak terpaksa ikut dengan raut ketakutan.

Beberapa saat kemudian, terlihat babi itu sudah tak berdaya masuk ke dalam lubang, si adik tertawa menyeringai dan siap-siap melempar tombaknya.

Sedangkan dari kejauhan si kakak mendengar suara tawa si adik, tapi kemudian yang terdengar justru teriakan mengerang kesakitan, hingga si kakak tercekat dan mempercepat langkahnya.

“Tidak”!!!! Si kakak histeris karena yang terlihat bukan babi yang terkapar, melainkan adiknya tewas tergantung dengan dada tertancap ranting pohon.

.. .

Memperlihatkan keadaan hutan yang sunyi. Sepasang kaki kumal, pincang, berjalan terseret-seret disertai suara cekikikan menyeramkan. Kemudian diketahui itu adalah kakek tua berwajah buruk, membawa arit dan seperti sedang mencari sesuatu.

Tidak jauh dari tempat itu, sepasang muda mudi terlihat sedang bersembunyi dengan raut ketakutan. Hingga kemudian, tiba-tiba si kakek posisinya sudah sangat dekat dan ujung aritnya berada di atas kepala muda-mudi itu.

Sontak muda mudi itupun histeris...dan...”clik”

Layar tiba-tiba gelap ; mati lampu.

Ternyata itu hanya film horor yang sedang ditonton oleh 3 orang pemuda (Jonan, Andre, Viki) menggunakan pc di ruangan sekret Mapala. Hal itu membuat mereka kesal karena sedang seru-serunya menonton.

Kemudian mereka saling berbincang dan senda gurau ; perbincangan ini memperlihatkan karakter dari Jonan yang kalem, Andre yang sok dan emosional, serta Viki yang pecicilan. Mereka bertiga adalah pengurus Mapala kampus, menyukai petualangan, dan sama-sama menyukai film horor meskipun sama sekali tidak percaya kalo hantu itu ada.

Tidak lama kemudian datang 2 orang gadis cantik yang membuat semua anggota Mapala terpana. Siska dan Indri, mereka berdua adalah pacar Viki dan Andre yang berbeda kampus ; mahasiswi Ipb, Siska modis dan centil, sedangkan Indri pendiam dan lugu.

Siska dan Indri sedang bingung karena harus meneliti tanaman yang hanya ada di daerah timur Indonesia, dan salah satunya ada di Ruteng Flores, itupun letaknya di gunung. Mendengar kata gunung langsung membuat Andre, Jonan, Viki senang karena kebetulan mereka sedang mencari lokasi pendakian di luar Jawa.

Andre kemudian googling dan langsung tertarik karena ternyata Ruteng adalah kota kecil di kabupaten manggarai yang memiliki alam yang sangat indah. Serempak Jonan dan Vikipun setuju untuk menemani Siska dan Indri asal mereka bisa berpetualang.

Siska dan Indri mulai mempersiapkan segala sesuatunya termasuk menemui dosen pembimbing, dan pihak kampus hanya memberi waktu tiga minggu untuk mengadakan penelitian, hingga sebisa mungkin mereka harus bisa memanfaatkan waktu ini.

Jonan, Andre dan Vikipun sudahstandby dengan segala perlengkapan yang biasa mereka bawa untuk berpetualang.

Terlihat keceriaan dan kekompakan Andre cs selama perjalanan ;

- Memperlihatkan pemandangan-pemandangan indah dari jalur yang mereka lewati menuju Flores.

- Viki dan Andre pun bebas beromantis dengan pasanganya, sedangkan Jonan hanya bisa sabar dijadikan obat nyamuk karena dia sendiri yang jomblo.

Di lokasi lain ; pinggir hutan. Beberapa muda mudi berboncengan naik motor sambil tertawa-tawa ; rusuh dan mengarah ke dalam hutan.

Mereka juga sempat mencoret-coret pohon dan jalan.

Ternyata hal itu diperhatikan ; sepasang mata dengan sorotan tajam ; Jari-jari gemetar memegang gagang parang.

Memperlihatkan kondisi hutan yang sepi dan menyeramkan.

Kemudian terlihat jika di semak-semak muda-mudi itu sedang asik bercumbu, mabuk-mabukkan dan bersenda gurau diantara mereka. Hal itu bersamaan dengan kondisi hutan yang semakin menyeramkan ; angin berhembus kencang dan seperti ada mata jahat yang memperhatikan muda mudi ini.

Ada sepasang kaki yang berjalan cepat.

Muda-mudi itu ketakutan dan langsung terdiam karena hembusan angin semakin kencang dan hutan semakin menyeramkan ; seperti ada bayangan sekelebat yang berpindah-pindah dari pohon.

Dan ketika suasana semakin mencekam, tiba-tiba datang seorang bapak (nantinya diketahui bernama Nimus) dengan nafas terengah-engah. Sorotan matanya tajam melihat muda-mudi itu, dan saat itu baru terlihat jarinyalah yang tadi gemetar memegang gagang parang. Nimus dengan penuh amarah kemudian mengusir muda-mudi ini dengan mengacungkan parang hingga mereka lari terbirit-birit.

Nimus masih melihat mereka yang berlari dengan raut penuh amarah, hingga kemudian baru terlihat jelas sosok Nimus layaknya petani kampung ; raut wajahnya dingin, kemana-mana selalu menyandang parang, terlihat juga ada beberapa batang tanaman semacam sapu lidi yang terselip di pinggangnya.

Dalam pelarian, muda mudi ini tersesat hingga menjadi sangat ketakutan dan tiba-tiba langsung histeris seperti melihat sesuatu yang sangat menyeramkan.

...

Andre cs akhirnya sampai di kabupaten Manggarai dan pemandangan sekitarnya memang indah seperti gambar yang pernah mereka lihat ;

- Ditunjukkan juga tentang budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.

- Terlihat beberapa adegan mereka mengunjungi beberapa daerah pariwisatadi kabupaten ini ; pulau komodo, dsb.

Mereka kemudian seperti terlena dengan liburan, Siska dan Indri lantas mendesak untuk menuju lokasi penelitian.

Andre berinisiatif bertanya pada warga lokasi “ Gunung Ranaka”,hingga mereka berhasil menyewa sebuah mobil jeep untuk perjalanan menuju ke sana.

Andre cs sampai ke kampung di pinggiran gunung Ranaka, banyak masyarakat yang heran dengan kehadiran mereka, tapi mereka mencoba bersikap ramah.

Bersamaan dengan itu, di beberapa rumah penduduk sedang diadakan upacara kematian dan ternyata itu adalah kematian beberapa muda-mudi yang waktu itu tersesat di hutan.

Andre cs sempat melintas di depan rumah upacara kematian ; mereka bertanya-tanya mengenai keramaian ini tapi kemudian berlalu.

Pada saat berjalan tanpa sengaja Andre menyenggol seorang anak kampung pencari kayu bakar, Andre pun meminta maaf tapi anak kecil itu hanya tersenyum kemudian terus berjalan.

Di depan sebuah gubuk tua, Nimus sedang mengasah parang dengan raut dingin. Kemudian dia melihat arak-arakan warga yang membawa keranda mayat ke kuburan. Sembari tetap mengasah parangnya Nimus berucap tenang “sekali lagi kesalahan terjadi di hutanitu,sekali lagi nyawa hilang sia-sia karena kebodohan mereka sendiri”.

Seorang warga terkejut ketika tahu tujuan Andre cs menuju gunung Ranaka, karena jalur menuju gunung itu masih ditutup semenjak kematian muda-mudi itu. Hal ini membuat Siska dan Indri galau karena mereka hanya punya waktu beberapa hari lagi untuk menyelesaikan penelitian. Tapi Jonan, Andre dan Viki justru penasaran setelah mendengar cerita warga jika muda-mudi ini mati karena dibunuh oleh roh penunggu Hutan.

Warga kemudian mengantarkan Andre cs ke seseorang yang kenal betul dengan seluk beluk gunung Ranaka.

Nimus yang sedang melintas menuju kebun kopinya didatangi Andre cs dan warga tersebut berbicara sesuatu menggunakan dialek manggarai. Kemudian cukup lama Nimus memandang Andre cs hingga membuat mereka heran.

Lantas masih dengan tatapan dingin Nimus berbincang, hingga tahu jika mereka adalah mahasiswa dari pulau Jawa. Nimus pun bersedia memberi tumpangan menginap di gubuknya. Awalnya Andre cs enggan tapi karena hari sudah malam dan tidak ada tempat menginap lain maka merekapun setuju.

Andre cs agak risih berada dalam gubuk tua milik Nimus, apalagi dengan sikap dingin Nimus. Tapi meskipun begitu Nimus tetap menjamu mereka dengan baik ; makan minum kampung ala kadarnya. Pada saat itulah suasana mulai mencair dan terjadi obrolan diantara mereka.

Namun tiba-tibaNimus ragu dan melarang Andre cs pergi ke hutan, sampai akhirnya Andre membujuk Nimus bahwa tujuan mereka untuk penelitian. Nimus terdiam, kemudian setuju untuk mengantarkan mereka ke gunung ranaka, tapi sekali lagi Nimus menekankan supaya mereka tidak berbuat macam-macam dan tidak boleh memasuki wilayah hutan adat, karena kalau tidak tanggung sendiri akibatnya.

Dalam ruangan kamarnya Nimus seperti sedang melakukan ritual tertentu, kemudian meneteskan matanya dengan rendaman air daun sirih. Lantas Nimus mengambil parang dan batang tanaman menyerupai sapu lidi yang disandangkan ke pinggangnya.

Kelam malam membuat hutan ini terasa semakin angker, kemudian di bawah sebuah pohon samar-samar terlihat ada cahaya redup obor dan seseorang yang terlihat misterius. Bersamaan dengan itu, seperti ada mata yang memperhatikan orang misterius ini, suara burung hantupun bersahutan membuat hutan ini semakin seram.

Sedangkan di gubuk Nimus, andre terbangun dan heran karena tidak melihat Nimus. Mereka kemudian berbincang bahwa sosok Nimus yang misterius ini membuat mereka tetap harus berhati-hati, apalagi mereka disini orang baru. Siska dan Indri yang paling ketakutan dan menyesal memilih bahan penelitian disini, tapi Andre dan Viki berusaha menenangkan hingga kemudian mereka langsung terdiam ketika mendengar suara Nimus yang datang.

Terlihat ada bekas darah di tangan Nimus dan dia segera membersihkanya ; secara tidak sengaja Jonan melihat hal itu.

Pagi-pagi sekali, Nimus mengantarkan Andre cs ke gunung Ranaka dan selama perjalanan dia hanya diam membisu ;

Mereka melewati jalur pintas, cukup menanjak yang mudah dilalui Andre, Jonandan Viki ; tapi Siska dan Indri agak kewalahan.

Andre cs mencoba akrab dan banyak bertanya tentang hutan ini, tapi selalu dijawab dingin oleh Nimus.

Dengan nada tinggi Nimus juga menunjuk wilayah hutan yang tidak boleh mereka masuki ; tempat dimana muda mudi itu terbunuh. Setelah itu, Nimus pergi meninggalkan mereka.

Meski Andre cs masih heran peringatan yang diberitahukan Nimus, mereka kemudian tidak memperdulikan itu dan menganggap Nimus hanyalah orang kampung yang masih kolot.

Lantas dimulailah penelitian mereka dengan mencari tanaman yang dimaksud.

Tapi sudah hampir tengah hari, mereka belum juga menemukan tanaman itu hingga membuat Siska dan Indri putus asa. Siska sadar jika masih ada satu wilayah hutan ini yang belum mereka datangi yakni hutan adat tersebut.

Tapi ketika mereka hendak menuju kesana saat itu juga Nimus datang dan langsung mengatai mereka anak muda keras kepala karena tidak mau mendengar perintahnya, kemudian langsung mengajak mereka pulang.

Andre cs berjalan pulang menyusuri hutan dengan raut murung dan kesal karena belum dapat melakukan penelitian.

Tiba-tiba mereka dikagetkan oleh anak kecil itu yang sedang memungut ranting kayu di semak-semak, lalu berdiri sambil tersenyum ramah. Nimus langsung menyuruh Andre cs tetap berjalan dan jangan melihat anak itu lama-lama, tatapan marah Nimus ke anak itu juga membuat dia takut dan langsung pergi. Hal itu membuat Andre cs heran bersamaan dengan anak kecil itu yang tiba-tiba tidak kelihatan lagi.

Sesampainya di gubuk Nimus, masih terlihat raut kesal Andre atas segala peringatan dan sifat misterius Nimus, hingga dia mengajak kawan-kawanya untuk pergi ke hutan tanpa bantuan Nimus. Nimus yang mendengar hal itu justru marah karena apa yang dia lakukan adalah kewajiban untuk menjaga hutan di kampungnya ; ada wilayah hutan yang tidak boleh didatangi karena itu adalah hutan adat yang lebih dijaga masyarakat daripada hutan lindung pemerintah sekalipun. Tapi alasan Nimus itu dianggap tidak masuk akal.

Andre cs tetap ingin pergi, mereka sempat meninggalkan uang tanda terima kasih tapi tak mau diterima Nimus yang tetap memandang mereka dengan dingin.

Mobil Jeep itu melaju dan akhirnya berhenti di depan hutan. Andre cs turun dari mobil itu dan bertekad untuk kembali masuk ke hutan tanpa pengantar, lagi pula tak ada yang perlu dikhawatirkan untuk anak Mapala yang biasa berpetualang seperti mereka.

Sedangkan Nimus tiba-tiba mengingat kejadian tragis ketika dia masih remaja, hingga kemudian FLASHBACK ; kejadian di awal cerita ini ; Adiknya tewas karena berburu babi di hutan adat. Kemudian kepergian adiknya itu membuat dia sangat terpukul begitu juga ayahnya. Nimus remaja melihat ayahnya sedang mengadakan ritual adat bersama beberapa warga kampung sambil memegang beberapa batang tanaman mirip sapu lidi, kemudian mereka berjalan menuju hutan.

Andre cs menelusuri hutan, masih mencari-cari tanaman tersebut hingga kemudian Siska teringat wilayah hutan adatyang belum mereka datangi.

Tapi sesaat mereka terdiam dan merasa ragu untuk masuk ke dalam hutan tersebut, hingga kemudian Viki tanpa rasa takut langsung menarik mereka.

Dan benar saja dalam hutan adat mereka akhirnya menemukan tanaman itu ; pohon yang pernah digunakan orang misterius untuk melakukan ritual.

Tapi Indri ternyata melupakan lembaran data-data penelitian di rumah Nimus hingga terpaksa dia harus kembali lagi ke rumah Nimus dan Andre bersedia menemani. Sedangkan Jonan, Viki dan Siska tetap menunggu di hutan.

Nimus berjalan tergesa-gesa tapi terlihat waspada menyusuri hutan sembari memegang parangnya. Kemudian dia seperti melihat seseorang dari kejauhan hingga semakin mempercepat langkahnya.

Bersamaan dengan itu ketika berjalan keluar menyusuri hutan adat, Andre kebelet kencing dan tanpa berpikir panjang langsung kencing di sebuah pohon besar yang ada disekitarnya. Tiba-tiba kakinya tertarik hingga membuat dia terjatuh dan terseret.

Indri pun langsung histeris dan tak tahu harus berbuat apa. Lantas Indri sepertinya melihat apa yang menyebabkan Andre terjatuh hingga seketika itu juga dia langsung pingsan.

Sedangkan Andre terseret semakin jauh dan hanya suara teriakanya yang terdengar.

Suara teriakan Andre itu samar-samar didengar oleh Viki, tapi Jonan dan Siska tidak mendengar apa-apa dan menganggap Viki hanya berhalusinasi karena terlalu sok berani. Mereka lantas mencari tempat peristirahatan di bawah pohon sembari menunggu Indri dan Andre.

Terlihat seekor babi berjalan gasrak gusruk di semak-semak, bersamaan dengan CU sepasang kaki yang sedang berjalan, kemudian diketahui itu adalah Nimus.

Sedangkan di lokasi lain, Andre sedang terkapar tak sadarkan diri dengan kondisi tubuh kotor dan luka-luka karena diseret. Kemudian datang babi itu yang berjalan mendekati Andre.

Beberapa lama kemudian tiba-tiba Andre perlahan membuka matanya sambil menahan perih karena ternyata yang berada di hadapanya justru anak kecil itu sambil tersenyum. Lantas anak kecil itu memegang tubuh Andre hingga kesakitan, dengan sangat marah Andre lantas mendorongnya, hal itu membuat anak kecil ini sedih dan menangis kencang.

Andre merasa bersalah dan coba mendekat. Tapi kemudian suara tangisan anak kecil itu tiba-tiba mereda dan wajah Andre terlihat sangat ketakutan.

Viki, Jonan dan Siska tertidur karena terlalu lama menunggu Indri dan Andre. Lantas sontak Viki terbangun karena lagi-lagi seperti mendengar suara teriakan Andre. Tapi Jonan dan Siska justru menertawai Viki karena bisa-bisanya jadi penakut. Namun kemudian mereka juga merasa terlalu lama menunggu Andre dan Indri hingga khawatir dan ingin menyusul.

Nimus berjalan melihat sekitar dengan raut wajahnya yang misterius bercampur emosi, kemudian terlihat sebuah tas ransel ; yang nantinya diketahui ransel Andre, lalu Nimus berjalan pergi.

Bersamaan dengan itu, ketika Nimus melewati sebuah pohon ada darah yang menetes dari atas pohon. Kemudian beberapa saat setelah itu, baru terlihat ada si anak kecil sedang bersembunyi memandang Nimus yang berjalan menjauh.

Indri masih terbaring tak sadarkan diri, kemudian datang Nimus dan segera membopongnya.

Bersamaan dengan itu, Jonan dkk terus saja berjalan menyusuri hutan dengan perasaan khawatir mengenai keadaan Andre dan Indri, hingga mereka akhirnya berpapasan dengan Nimus.

Nimus yang sedang membopong Indri posisinya dari kejauhan terlihat seperti sedang bercumbu, dan tiba-tiba “Buk!!” sebuah bogem mentah bersarang di pipi Nimus dan dia tidak sempat menghindar. Ternyata itu dilakukan oleh Viki karena brapasangka kalo NImus hendak mencabuli Indri. Lantas dimana Andre ?.

Nimus seperti hendak menjelaskan tapi Viki tetap saja kesal dan terus menghajar Nimus. Nimus kemudian membela diri hingga perkelahian mereka semakin seru. Jonan pun tak tinggal diam dan membantu Viki.

Nimus kewalahan, parangnya direbut Viki yang langsung mengalungkan di leher Nimus. Siska mencoba melerai, tapi Viki sudah kepalang emosi karena dari awal sudah curiga jika Nimus ini misterius, dari awal sudah membenci Andre. Nimus hendak menjelaskan tapi kembali dihajar lagi oleh Viki hingga Nimus akhirnya terkapar kalah.

Beberapa saat kemudian Indri tersadar, dan mereka pergi begitu saja meninggalkan Nimus yang terkapar ; hanya Indri yang sempat melihat Nimus dengan raut iba. Dan ketika Jonan dkk sudah menjauh, perlahan Nimus berusaha bangkit dan memungut kembali parangnya dengan raut penuh emosi.

Haripun sudah mulai malam hingga Jonan dkk menggunakan senter dengan penerangan remang-remang mencari Andre di lokasi tempat dia terjatuh.

Tapi mereka tidak menemukan apa-apa hingga mereka kalut karena haripun semakin malam.

Karena teringat Andre, tiba-tiba Indri menangis.

Dan bersamaan dengan itu ; CU ada langkah kaki di semak-semak yang langsung terhenti karena mendengar tangis Indri.

Jonan berusaha menenangkan Indri hingga suasanapun kembali hening, dan pada saat itu mereka samar-samar melihat ransel Andre. Tapi ketika Viki hendak mengambil tas itu, dia merasa ada cairan yang menetes dari atas pohon.

Sontak mereka langsung histeris karena dengan cahaya senter terlihat jika itu adalah darah dari kepala Andre yang tergantung di pohon.

Mereka benar-benar ketakutan dan shock apalagi ketika kepala Andre itu jatuh dan menggelinding, sampai-sampai senter yang dipegang Viki terjatuh dan cahaya nyaris tidak ada lagi di lokasi ini.

Dan disaat itulah tiba-tiba muncul bayangan sekelebat dan suara tebasan bertubi-tubi, bersamaan erangan Viki yang kemudian terjatuh.

Mendengar itu membuat mereka tambah histeris dan bingung, apalagi Siska yang tadi berdiri tepat disamping Viki hingga berteriak dan hendak menolong ; bersamaan dengan samar-samar terlihat seseorang baru tiba di tempat ini. Tapi kemudian justru suara Siska yang terdengar mengerang kesakitan hingga kemudian tumbang.

Jonan sudah tidak sanggup lagi menahan rasa takut yang luar biasa ini, hingga melompat dan berusaha mengambil senter yang terjatuh, dan alangkah terkejutnya dia ketika melihat ada seseorang yang berlari pergi dan sepertinya dia Nimus.

Suasana kemudian kembali hening, Jonan langsung berusaha menenangkan Indri yang sangat ketakutan, gemetar hebat, bahkan tidak mampu berteriak. Dan di bawah kaki mereka ini sudah terkapar dua sahabat ; Viki dan Siska ; sepasang kekasih dengan kondisi tubuh yang sangat tragis.

Hanya diterangi cahaya bulan terlihat orang yang sedang berlari seperti mengejar sesuatu.

Kemudian di hadapanya sekelebat ada bayangan yang berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Hingga kemudian diketahui jika orang yang sedang berlari itu adalah Nimus ; dengan nafas terengah-engah dan tubuhnya masih lemah karena perkelahian dengan Viki tadi.

Nimus kemudian berhenti untuk mengatur nafasnya, dan disaat itu baru terlihat di tangan kananya sedang memegang parang sedangkan tangan kirinya memegang beberapa batang tanaman yang menyerupai sapu lidi itu. Lantas Nimus seperti teringat sesuatu dan berjalan balik.

Jonan dan Indri masih sangat ketakutan bahkan sampai tidak bisa menggerakkan kaki; seperti mayat hidup dengan keringat bercucuran dan berada diantara mayat kedua sahabat mereka. Tapi Jonan tetap berusaha merangkul dan menenangkan Indri yang terlihat lebih terpukul.

Beberapa saat kemudian terdengar langkah kaki yang membuat mereka tercekat, hingga diketahui itu adalah Nimus.

Pada saat itu juga Jonan merasa sangat terancam dan ingin menuntut balas hingga langsung menyerang Nimus, tapi Nimus langsung menahannya dan dengan sabar berusaha menenangkan Jonan.

Tapi Jonan tetap saja berusaha menyerang Nimus dan menuduh dia yang sudah jadi dalang pembunuhan ini, hingga kemudian tuduhan itu membuat Nimus benar-benar marah karena justru dia dari awal sudah berusaha memperingatkan Andre cs. Tapi Jonan tetap tidak percaya dengan semua omong kosong Nimus, karena Jonan pernah melihat waktu itu tangan Nimus berlumur darah.

Dengan sabar Nimus kemudian menceritakan alasan kenapa tangannya waktu itu berlumur darah. FLASHBACK ; memotong ayam merah untuk acara ritual di hutan pada saat malam itu.

Tapi alasan itu tetap tidak masuk akal untuk Jonan. Karena merasa Jonan tetap tidak mempercayainya, Nimus kemudian semakin ingin meyakinkan bahwa jika seandainya dia ingin membunuh itu bisa dilakukan sekarang juga, lagipula Jonan dan Indri hanya punya satu pilihan untuk ikut dengan Nimus keluar dari hutan ini.

Jonan lantas terdiam, dan perlahan Indri juga bilang jika waktu itu bukan Nimus yang menarik Andre, hanya saja kemudian Indri menangis ketakutan ketika mengingat kejadian itu.

Hanya diterangi cahaya obor Nimus dan Jonan menggali tanah untuk membuat tiga liang lahat di hutan ini, kemudian memasukkan jasad Viki, Siska dan kepala Andre ke kedalamnya. Jonan meneteskan air mata sedih melihat sahabatnya itu harus pergi dengan kondisi tragis, apalagi Indri yang semakin terlihat sangat trauma dan tiba-tiba menangis hingga membuat Jonan iba dan langsung merangkulnya ; terlihat sangat dramatis.

Suara tangisan Indri sepertinya membuat hutan ini gusar, karena tiba-tiba terdengar suara-suara burung, kera dan binatang hutan lainya saling bersahut-sahutan hingga membuat Nimus, Jonan dan Indri terdiam, suasana hutan inipun kembali hening. Nimus kemudian berbisik untuk segera keluar dari hutan ini.

Jonan, Indri dan Nimus berjalan tergesa-gesa keluar dari hutan hingga sempat Indri yang tubuhnya lemah hampir terjatuh dan segera ditolong Jonan. Jonan dan Nimus kemudian membantu Indri berjalan.

Tapi sebenarnya ada yang terus mengikuti mereka, dan hanya Nimus yang mengetahui itu ; tubuh Andre yang tanpa kepala berdiri dari kejauhan.

Mereka terus saja berjalan dan berusaha secepat mungkin keluar dari hutan ini dalam kondisi ketakutan.

Akhirnya Jonan dan Indri bisa bernafas lega karena sudah sampai di gubuk Nimus meskipun masih sangat ketakutan.

Nimus kemudian menyarankan supaya mereka beristirahat, dan besok harus segera pergi dari kampung ini ; hanya ini yang bisa Nimus lakukan dan satu-satunya cara supaya mereka tidak trauma adalah dengan benar-benar melupakan kejadian ini, ihklaskan kepergian sahabat mereka ini. Indri langsung menangis terisak mendengar perkataan Nimus itu dan Jonan berusaha menenangkanya.

Tubuh Viki yang tanpa kepala berjalan meraba-raba menyusuri hutan, kemudian di lokasi lain ; tanah tempat kepala Viki dikuburkan bergerak-gerak hingga tanahnya menghambur dan kepala Viki keluar dari dalam tanah sembari meminta tolong pada Indri ; dibelakangnya berdiri Viki yang isi perutnya terburai dan Siska yang berdarah-darah ; tatapan iba pucat layaknya mayat hidup.

Ternyata Indri sedang bermimpi hingga dia terbangun dengan keringat dingin. Tapi ucapan minta tolong Andre itu terus terngiang-ngiang dan seakan kerasukan tiba-tiba tatapan Indri kosong dan langsung keluar dari gubuk ini pada saat Jonan dan Nimus sudah terlelap.

Indri ternyata menuju hutan itu lagi dan suara Andre terus terngiang-ngiang seakan menuntunya hingga sampailah dia di kuburan itu.

Indri kemudian mengali tanah dan mengeluarkan kepala Andre tanpa rasa takut dan tatapan kosong.

Sedangkan di gubuk Nimus, Jonan terkejut karena tidak mendapati Indri hingga tiba-tiba rautnya berubah marah dan kembali curiga jika Nimuslah pelakunya.

Nimus yang sedang tertidur sangat tercekat ketika tiba-tiba Jonan mengarahkan parang ke lehernya dengan raut penuh amarah sembari menuduhnya. Dan kali ini Jonan benar-benar marah hingga langsung menyabet tangan Nimus sampai berdarah hingga Nimus ketakutan tapi tetap tidak mengaku kalau dia pelakunya, kemudian Nimus pasrah dan memberikan Jonan pilihan untuk membunuhnya atau mengetahui sesuatu dibalik semua pristiwa tragis yang mereka alami ini.

Perkataan Nimus itu membuat Jonan penasaran hingga kemudian menurut saja dalam ritual yang dilakukan Nimus dan matanya diteteskan rendaman air sirih.

Beberapa saat kemudian Jeep itu sudah melaju dan ada Jonan bersama Nimus di dalamnya.

Kemudian ketika sampai di hutan, Jonan hampir menabrak anak kecil itu, dan sungguh mengejutkan karena rupanya yang terlihat seperti kurcaci seram. Lantas anak kecil itu seketika langsung menghilang.

Beberapa saat kemudian terlihat babi yang berlari gasrak gusruk menyusuri semak-semak. Nimus tetap tenang seperti sudah mengetahui itu, kemudian segera menyuruh Jonan turun dan mereka berdua berlari masuk ke dalam hutan mencari jawaban atas semua misteri ini.

Sedangkan di dalam hutan ; Suara Andre terus terngiang-ngiang hingga menuntun Indri ke suatu tempat sambil membawa kepala Andre. Yang kemudian ternyata Indri sudah sampai di tepi jurang dan disana tubuh Andre tanpa kepala sedang menunggunya bersama mayat hidup Viki dan Siska ; sangat mencekam dan menyeramkan.

Disaat itulah Indri baru tersadar dan sangat ketakutan, tapi belum sempat dia berlari tangan Andre langsung menariknya bersamaan dengan Viki dan Siska juga mendekat saling berpegangan. Pada saat itulah tiba-tiba Indri seperti menonton tayangan ulang bagaimana pembunuhan itu terjadi.

Pristiwa terbunuhnya Andre ; Andre heran karena suara tangis anak kecil itu tiba-tiba berhenti dan justru menatap Andre dan suaranya berubah menjadi suara erangan menyeramkan bersamaan dengan perubahan wajahnya menjadi kurcaci seram hingga membuat Andre terkejut. Tapi belum sempat Andre menghindar tiba-tiba kurcaci itu sudah melompat dan langsung menarik kepalanya ; ternyata dia punya tenaga yang sangat kuat. Andre langsung terjatuh dengan kepala terbenam di tanah dan dibenturkan beberapa kali hingga berdarah-berdarah dan Andre setengah tak sadarkan diri. Tidak cukup sampai disitu, kurcaci itu kemudian menarik kepala Andre dengan sangat kuat sampai darah menyemprot lalu mengerang seram sembari melempar kepala Andre ke atas pohon.

Pristiwa pembunuhan Viki dan Siska ; malam itu mereka benar-benar ketakutan dan shock apalagi ketika kepala Andre itu jatuh dan menggelinding, sampai-sampai senter yang dipegang Viki terjatuh dan cahaya nyaris tidak ada lagi di lokasi ini. Dan disaat itulah tiba-tiba muncul bayangan sekelebat hilang muncul berpindah dari satu pohon ke pohon lain seperti bunglon, dan ternyata itu adalah kurcaci yang dalam waktu beberapa detik jadi semakin menyeramkan, tubuh aslinya kelihatan yang ternyata tinggi besar dengan taring dan kuku panjang. Lantas mahkluk ini semakin mendekati Viki hingga tiba-tiba sudah berada di belakang Viki “SLASH!!!!” Dia menyabet punggung Viki dengan kuku tanganya, berkali-kali dan sangat mengerikan ; seluruh tubuh Viki tersayat sampai bajunya robek dan mengeluarkan darah. Dan tiba-tiba Siska langsung berlari melindungi Viki, akibatnya leher dia yang terkena cakaran mahkluk itu hingga langsung tewas seketika. Viki yang kondisinya nyaris tewas tak mampu berbuat apa-apa. Viki semakin habis disiksa hantu itu sampai seluruh isi perutnya keluar dan tak bernyawa lagi.

Indri teramat sangat ketakutan setelah mengetahui bagaimana kekasih dan kawanya itu terbunuh, dan ketika tersadar roh Andre, Viki dan Siska hendak menghilang.

Berkali-kali Indri memanggil Andre sambil menangis tapi rohnya perlahan-lahan semakin menghilang dan tinggalkan Indri sendiri yang bersedih dan terpuruk.

Seketika itu juga tiba-tiba terlihat perubahan pada sikap Indri ; seperti kehilangan akal dan berjalan menyusuri hutan penuh ketakutan.

Jonan dan Nimus masih menyusuri hutan dengan tergesa-gesa tapi tetap waspada hingga kemudian mereka masuk ke hutan adat tersebut.

Betapa terkejutnya Jonan karena apa yang dia lihat kini bukan seperti penglihatan manusia awam ; banyak mahkluk penunggu yang mendiami hutan adat, hewan jadi-jadian, dan sebagainya. Jonan pun ketakutan tapi Nimus menyuruhnya tetap tenang dan waspada.

Ketika Jonan sedang berjalan menyusuri hutan adat ini dengan penuh kewaspadaan, tiba-tiba dia terdiam dan langsung melompat takut karena ternyata menginjak tulang belulang manusia. Nimus kemudian seksama melihat tulang-tulang itu, lantas tiba-tiba sangat sedih ketika melihat ada gelang tembaga yang masih terpakai di tulang tangan tersebut.

Jonan pun heran ketika Nimus kemudian menyuruh dia pulang karena lupa memberitahukan bahwa siapa saja yang membuat masalah di hutan adat ini maka pilihannya jika bukan mati maka tersesat selamanya. Lantas Jonan semakin heran hingga kemudian Nimus bilang jika ini adalah tulang-tulang ayahnya yang beberapa puluh tahun silam datang ke hutan ini untuk menuntut balas kematian adiknya Nimus.

Belum sempat Jonan memikirkan perkataan Nimus itu, tiba-tiba ada yang melompat dan mencakar punggungnya hingga membuatnya terjungkal. Tapi kemudian mahkluk itu menghilang.

Nimus terkejut dan langsung mengambil tanaman semacam sapu lidi yang tersandang di pinggangnya.

Jonan pun bangkit dan berusaha mengumpulkan keberanian, hingga pada saat itulah dia melihat jelas jika bayangan sekelebat tadi adalah kurcaci yang berpindah dari satu pohon ke pohon lain seperti bunglon.

Kurcaci pun menyerang ketika ada kesempatan, tapi kali ini Nimus sudah lebih sigap hingga dia berhasil menepak kurcaci dengan tanaman itu hingga membuat dia terjengkang, mengerang marah, dan lantas menghilang lagi.

Setelah itu, kini giliran Jonan yang menunjukkan keberanianya. Dia melihat kurcaci itu menempel di salah satu pohon hingga langsung dia tebas menggunakan parang NImus. Pohon itu kemudian mengeluarkan darah dan terdengar suara erangan kesakitan bercampur marah.

Saat itu juga seluruh isi hutan ini seperti marah hingga kemudian sosok kurcaci itu berubah menjadi mahkluk bertubuh lebih besar dan menyeramkan. Nimus pun segera menyuruh Jonan untuk lari.

Tapi naas untuk Nimus karena pada saat berlari tanaman pelindungnya itu terjatuh hingga dengan mudah mahkluk itu menangkap dan menginjaknya secara sadis.

Jonan tercekat dan sangat sedih melihat Nimus mati di hadapanya, tapi kini dia yang menjadi incaran mahkluk itu hingga Jonan langsung berlari.

Sampai akhirnya Jonan merasa sudah terpojok dan bersandar di sebuah pohon ; yang pernah dipakai ritual. Lantas Jonan pun merasa heran karena mahkluk itu justru tidak berani mendekatinya dan menghilang, hingga kemudian Jonan sadar jika pohon yang dia sandar itu memiliki ranting persis seperti yang ada pada Nimus dan pohon ini juga yang menjadi tujuan mereka untuk meneliti.

Jonan lantas mengambil beberapa ranting pohon itu untuk jadi pelindungnya dan pergi mencari Indri. Tapi selama perjalanan mahkluk itu tetap mengikutinya seperti bunglon meski tidak berani mendekatinya.

Sedangkan Indri terus saja berjalan layaknya orang hilang akal ; menangis histeris, ketakutan, kemudian terdiam dengan tatapan kosongnya.

Hingga kemudian ketika sudah menyusuri hutan ini cukup lama, Jonan akhirnya berpapasan dengan Indri. Tapi sungguh aneh karena Jonan sama sekali tidak melihat Indri meski dengan pandangan mata orang awam mereka sangat berdekatan.

Jonan pun terus menyusuri hutan dan mencari-cari Indri dengan tetap waspada karena tahu mahkluk seisi hutan ini sedang mengawasinya.

Sampai akhirnya Jonan mulai kebingungan karena meskipun sudah jauh berjalan dia tetap kembali ke tempat semula ; dan ternyata dia memang sudah tersesat, hutan tempat dia berada sekarang seperti alam ghaib yang tidak ada pintu keluar dan tidak diketahui oleh orang awam.

Jonan mengalami nasip yang sama seperti manusia lain yang hendak melawan penunggu hutan ini. Dan kemudian baru terlihat sosok anak kecil itu dari kejauhan memandang Jonan sambil tersenyum, lantas wajahnya berubah menjadi kurcaci seram dan segera melesat dari satu pohon ke pohon lain.

(Beberapa hari kemudian)

Di depan hutan sudah ramai warga dan polisi yang mengamati Jeep Andre cs yang terparkir tanpa pemiliknya.

Kemudian dari dalam hutan terlihat ada petugas rumah sakit yang membawa empat buah tandu bersama 4 mayat. Warga pun langsung histeris melihat mayat Viki, Siska, Nimus, dan Andre yang kepalanya sudah terpisah. Tandu-tandu itu pun dimasukkan ke dalam beberapa mobil ambulance yang lantas melaju pergi.

Sedangkan dari kejauhan, di sudut hutan terlihat ada seorang wanita kumal duduk meringkuk ketakutan. Yang kemudian perlahan tertawa terbahak-bahak layaknya orang gila. Dia Indri....

TO BE CONTINUED....

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
MAUT HUTAN TERLARANG
Maldalias
Flash
Pesta di Malam Itu
eunike_xiuling
Novel
Gold
Salon Tua
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Fantasteen The Cursed George
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Supranatural Experience 1998
mutaya s
Novel
KAU SEHARUSNYA TIDAK DILAHIRKAN
Mahfrizha Kifani
Novel
Bronze
ALONE~Novel~
Herman Sim
Komik
Bronze
LIVESTREAMING
livestreamingwebcomic
Novel
Bulan Madu yang Tertunda
Innuri Sulamono
Flash
Bronze
Horror school
author_fantasy
Novel
Bronze
Teror Hantu Maryam
Ratna Dks
Novel
Gold
Fantasteen 22 Boards
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Scary: Knock! Knock!
Mizan Publishing
Novel
Gold
We Have Always Lived in the Castle
Mizan Publishing
Novel
Malam satu suro
Pradiky winata
Rekomendasi
Cerpen
MAUT HUTAN TERLARANG
Maldalias
Flash
LDR PROBLEM
Maldalias
Cerpen
PERGI UNTUK HILANG
Maldalias
Cerpen
Musfidah Bukan Anak Sial
Maldalias
Cerpen
REINKARNASI
Maldalias
Cerpen
TARUNG
Maldalias
Cerpen
GEN
Maldalias
Flash
CINTA RENATA
Maldalias
Flash
Yosep Sang Pemimpin
Maldalias
Cerpen
Di Depan Mata Sobatku Pergi
Maldalias
Flash
Bronze
Seorang Bapak
Maldalias
Flash
PSIKOPAT
Maldalias
Novel
Akhir Cerita Yuka
Maldalias
Flash
Petaka Pelet Kampung
Maldalias
Flash
JOMPO
Maldalias