Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Maut Di Kapal Tua
1
Suka
2,138
Dibaca

Bab 1 – Dorongan Eksplorasi

Malam itu, di kafe remang-remang dengan aroma kopi kuat yang memenuhi udara, empat sekawan itu berembuk. Ari, dengan kamera DSLR usang di pangkuannya, adalah otak di balik setiap ide gila mereka. Rambutnya gondrong sebahu, selalu diikat asal-asalan, memberikan kesan seniman yang tak peduli dunia. Di hadapannya, Bayu, si pemberani yang selalu jadi vanguard dalam setiap ekspedisi, menggosok-gosokkan tangan, tidak sabar. Tubuhnya tegap, otot lengannya terlihat jelas di balik kaus hitam yang dikenakannya, hasil dari hobinya mendaki dan berlatih parkour. Rani, yang paling kalem di antara mereka, sibuk membolak-balik tabletnya, mencari informasi lebih lanjut. Kacamata bulat bertengger di hidungnya, mencerminkan cahaya layar, dan jari-jarinya lincah di atas keyboard virtual. Terakhir, Dita, si cerewet yang selalu punya komentar pedas tapi paling penakut, menggigit sedotan minumannya, sesekali melirik khawatir ke arah Ari.

"Jadi, bagaimana?" tanya Ari, matanya berbinar. "Kapal Kelana Laut. Enam puluh tahun terdampar, tidak pernah dipindahkan. Cerita mistisnya segudang."

Bayu langsung menyambar, "Kedengarannya asyik! Pasti banyak sudut gelap yang bisa kita jelajahi. Siapa tahu ada hantu pelaut tua yang siap menyambut kita!" Ia tertawa renyah, tapi ada nada antusiasme yang tak bisa disembunyikan.

Rani menggeser tabletnya mendekat. "Beberapa artikel menyebutkan kapal ini terbengkalai setelah insiden misterius. Semua awaknya hilang tanpa jejak. Ada yang bilang mereka bunuh diri massal, ada juga yang bilang ditarik ke dimensi lain." Ia menunjuk beberapa paragraf dengan ujung pensilnya. "Sejak itu, warga sekitar menghindari kapal ini. Mereka percaya ada sesuatu yang sangat jahat berdiam di sana."

Dita mendengus. "Kalian serius? 'Sesuatu yang sangat jahat'? Apa kita tidak bisa mencari tempat angker yang lebih... aman? Misalnya, rumah kosong di ujung gang atau bekas rumah sakit jiwa yang tidak terlalu jauh dari peradaban?" Suaranya sedikit bergetar, meskipun ia berusaha menyembunyikannya dengan nada merajuk.

"Justru itu tantangannya, Dita!" Ari tersenyum lebar. "Ini bukan sekadar eksplorasi, ini adalah puncak dari semua petualangan kita. Bayangkan view yang akan kita dapatkan dari sana. Video kita pasti akan viral!" Ia membayangkan ribuan like dan comment membanjiri kanal YouTube mereka. Proyek video mereka, "Jelajah Horor Indonesia", sudah cukup dikenal di kalangan ghost hunter amatir, tapi belum pernah sekalipun mereka menemukan sesuatu yang benar-benar paranormal. Ini bisa jadi kesempatan emas.

"Tapi warga setempat memperingatkan untuk tidak mendekat. Itu berarti ada alasan kuat, kan?" Dita masih mencoba.

"Itu hanya mitos, Dita," kata Bayu, mencoba menenangkan. "Lagipula, kalau ada apa-apa, kan ada aku yang siap melindungi kalian." Ia membusungkan dada dengan bangga.

Rani menatap mereka bergantian. "Aku ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Kamar 304
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
Risa arjawinangun
Okhie vellino erianto
Novel
Lemari Tua
Monica Melinda
Flash
PESTA DI MALAM ITU
eunike_xiuling
Komik
Antu Ayek
Mariel Botarino
Cerpen
Bronze
Ketika Malam
Refy
Flash
Bronze
Ojek Online
Bakasai
Novel
Gold
Misteri Sanggar Cinta
Mizan Publishing
Flash
Permainan
Dark Specialist
Cerpen
Bronze
SURAT DARI KAMAR 304
Mxxn
Flash
Gentayangan
Afri Meldam
Cerpen
Bronze
Indigo
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
Perjanjian~Novel~
Herman Sim
Skrip Film
DOA PENGGALI KUBUR
Embart nugroho
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Indigo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Delusi Atau Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Balik Kaca
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hutan Larangan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang Dalam Cermin
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Putih
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan 13
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Sudut Mata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Email Maut
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bunker Jepang
Christian Shonda Benyamin