Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Bronze
Married For Business
0
Suka
15
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hai, aku Natasya, hari itu pertama kali melihat senyumnya setelah 7 tahun lalu dia pergi ke USA. Raka Bumi Koesuma, Aku menatapmu dengan penuh cinta saat kau ucapkan Ijab Kabul tepat dihadapan Ayah dan kedua saksi. Jantungku berdebar saat kalu sematkan cicin di jari manisku, dan mencium keningku dengan senyum yang hangat dihadapan ratusan orang.

Bagiku ini hari istimewa, meski kenyataannya, pernikahan ini hanya sebuah penerus perusahaan yang sudah di setting oleh kedua orang tuaku dan Raka. Mereka pemegang saham JB Group, salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia.

Raka tak pernah menginginkanku, apalagi cinta. 6 bulan pernikahan, bahkan dia masih sering tidur di apartemen pacarnya. Apakah aku hancur, terpuruk ? Sepertinya aku sudah terbiasa dengan keadaan itu. Untung ada Reno, sahabat kecilku yang tak pernah pergi, sesekali aku merasa ada cinta dimatanya, tapi ahh, aku mencintai Raka, meski ku tak pernah tau pernikahan ini akan berujung seperti apa??

***

Hari itu, 2 bulan sebelum pernikahanku dan Raka.

"Raka, setahun sebelum papamu meninggal , om dan almarhum Jefri, sudah sepakat akan menikahkan kalian, perusahaan ini harus ada penerus, dan om yakin jika kalian menikah, kalian akan lebih leluasa menjalankan perusahan ini" . Kata ayah yang juga didampingi oleh bu Ranti, Ibunda Raka.

"Om, Jb grup hanya butuh penerus perusahaan kan? Bukan pernikahan, aku dan Tasya tetap bisa sama sama meneruskan Jb Grup tanpa harus menikah" Jawab Raka.

"Raka, Tasya belum punya belum punya pengalaman memegang perusahaan, om juga lebih leluasa menitipkan Tasya kepadamu sebelum om menetap di US, jadi om harap kamu bisa menjalankan amanat papamu sebelum meninggal". Kata Ayah

"Om Bima benar, Mama, dan almarhum ibu Tasyapun jadi saksi, bahwa kita sepakat untuk menikahkan kalian, bukan hanya demi perusahaan tapi demi kebahagiaan kalian".Kata Bu Ranti

"MAAHH" Raka berusaha memotong

"Raka, kalian sudah mengenal dari kecil, kamu harus mengenal Tasya lebih dalam, mungkin selama ini kalian memang tidak dekat, tapi mamah tau Tasya wanita istimewa buat kamu". Tegas Bu Ranti.

Orang tua kami memang bersahabat sejak dulu, bahkan sebelum kami lahir kedunia, tapi aku tak pernah bisa dekat dengan Raka, mungkin karena selisih usia kami yang cukup jauh 7 tahun, aku tak pernah jadi teman bermain Raka, meski orang tua kami bersahabat sangat dekat.

Dua bulan berlalu, Rakapun mengikuti keinginan orang tuanya, akupun begitu, jika bukan karena permintaan Almarhum Ibu, mungkin akan kutolak pernikahan ini, bukan karena aku tak mau, tapi karena Raka tak menginginkanku.

***

Ini tepat dihari pernikahanku dan Raka, semua rangkaian pernikahan kami lewati dengan penuh suka cita. Aku melihat senyum kebahagiaan dari semua orang terdekatku, ayah, bu Ranti, bu Nadia, ya Bu Nadia dia ibu tiriku, yang membawa anak laki lakinya Aldo yang masih berusia 22th.

Akupun melihat senyuman hangat dan ikhlas dari wajah Raka, Menyapa tamu undangan sembari menggandeng tanganku. Hari itu sangat melelahkan, melihat crowd venue wedding lebih dari 1000 undangan, rasanya energiku terkuras. Aku ingin tidur, melepas semua riasan make up yang orang bilang sangat cantik di wajahku.

***

Dikamar pengantin ini, aku melepas semua topeng riasan diwajahku. Menyalakan shower, menikmati kucuran air hangat , merasakan tiap tetes air yang membersihkan seluruh tubuhku. Sepertinya lelah ini terbayarkan, aku merasa terlahir kembali dengan status baruku sebagai seorang istri.

Ini kali pertama aku bersolek dimalam hari sebelum ku terlelap, merapihkan rambut panjangku, mengoles lipbalm dibibir tipisku, dan seprotan wewangian untuk tubuhku.

"Kamu tau aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini, aku tak pernah mencintaimu, bahkan aku masih berhubungan baik dengan pacarku". Kalimat itu sudah puluhan kali kudengar dari mulut Raka, malam ini terasa mengagetkan karena ia mengucapkan kalimat itu dimalam pertama kami. Bahkan saat aku sibuk bersolek untuknya.

"Iya , aku tau, lalu?". Jawabku sedikit ketus

"Aku takkan menyentuhmu, meski kita satu ranjang, jalani hidupmu dengan baik, demi perusahaan orang tua kita". Raut wajahnya masih tak berubah seperti sebelum menikah, dia selalu ketus, tapi aku salut, dia tak pernah melawan orang tuanya.

Akupun terlelap tanpa memikirkan perasaan suamiku, kami tertidur saling membelakangi, mungkin ini tak wajar, tapi akan kujalani. Pernikahan ini menyedihkan, tapi tak lebih sedih dari melihat pemakaman Ibuku.

***

Pag...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
My Husband's Secret
Dwi Lestari
Cerpen
Bronze
Married For Business
Yupitriani
Novel
Gara-Gara Dali
C. Adhitya
Skrip Film
Jalan ke Awal
Aneidda
Flash
Kepergianmu...
Awang Nurhakim
Novel
Reaching Hand
allurain
Novel
Rembulan Maheswari
Dee🍓
Cerpen
Bronze
Talang Sawah dan Lagu Mangu
Ron Nee Soo
Novel
KIMCHI VS KESRUT
yumi aksara
Novel
Don't Forget Me, Please?
William Oktavius
Skrip Film
Triangle
Rizki Ramadhana
Flash
KOPIKU DINGIN
Via S Kim
Novel
Gold
9 Weddings & A Wish
Noura Publishing
Skrip Film
Dear No One
Reyhan Arrasuli
Novel
Gold
Rezeki Itu Misteri Mati Itu Pasti
Mizan Publishing
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Married For Business
Yupitriani
Skrip Film
Perawan di Jalan Jaksa (script)
Yupitriani