Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
Mar dan Selaksa Dendam
1
Suka
6,249
Dibaca

  "Assalamualaikum, Bu. Rendra mau ngabarin, sekaligus mau minta maaf sama Ibu."

"Apa itu, Ren?"

"..."

"Rendra?"

"Bapak ... Bapak hari ini nikah lagi."

Suara Rendra, melalui telepon yang diterimanya subuh itu, dua tahun yang lalu, seolah masih memenuhi ruang kepala Mar. Perempuan itu tak pernah berhenti bertanya-tanya. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Bertahun-tahun ia sanggupi untuk bergelut dengan jerat kemiskinan. Menerima uang receh yang diberikan suaminya hasil dari kerja serabutan. Bertahun-tahun ia memutuskan untuk turun tangan memperbaiki perekonomian keluarganya. Menjadi ART, menjual semua yang bisa dijual mulai dari handphone butut sampai cangkir kopi yang didapat dari souvenir pernikahan. Hingga satu per satu hartanya raib tak bersisa. Bahkan, ia pernah mencoba menjadi pencuri. Ketika itu, ia merasa benar-benar putus asa. Tak ada yang mau peduli pada garis hidupnya saat itu. Semua tetangga seolah hidup masing-masing. Mereka tak pernah tahu, ada hari di mana Mar dan anak-anaknya tak makan seharian. Bahkan, keluarganya pun seakan menutup mata dan telinga dengan kemiskinan yang dijalani Mar. Lantas, setelah semua yang ia lalui, inikah yang harus diterimanya? Bukankah itu tidak adil? Kini, setelah dua tahun berlalu sejak suara anak laki-lakinya itu memenuhi gendang telinganya, Mar tak lagi mau peduli pada dunia yang berputar di sekelilingnya.

Diisap kuat rokok yang tersemat di antara jemarinya yang kurus dan hitam legam. Kumandang azan Magrib tak mampu mengusik Mar untuk beranjak dari balkon rumah majikannya. Ditatapnya kubah nan megah di seber...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp25.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
Si Kecil di Tepi Jalan
Anggrek Handayani
Cerpen
Bronze
Mar dan Selaksa Dendam
saharbanu Mulahela
Cerpen
Bronze
Sakit Kiriman
Intan Andaru
Cerpen
Bronze
The (Not So) Fake Friend
Rosa L.
Cerpen
He's not just a green flag but teal green
Firlia Prames Widari
Cerpen
Bronze
04 Dia Tabib
Bima Kagumi
Cerpen
Bronze
Cinta Saja Tidak Cukup!
Zakiya NW
Cerpen
Bronze
Grooming
Alya Nazira
Cerpen
Lost In Translation (Karena kamus saja tidak cukup)
Lada Ungu
Cerpen
Bronze
Aroma Kayu
m aziz khulaimi hasni
Cerpen
Bronze
Benang Merah Kehidupan
Larasatijingga
Cerpen
Staf Admin (gak) Support
Maya Suci Ramadhani
Cerpen
Jalan Itu Lagi
nazila ardiani
Cerpen
Bronze
Kesumat
Dyna Rukmi Harjanti Soeharto
Cerpen
Bronze
Laki-laki Tanpa Bayangan
F. Theodora
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Mar dan Selaksa Dendam
saharbanu Mulahela