Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Religi
Manusia
0
Suka
180
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Manusia mempunyai akal sehat yang sudah ada sejak lahir, akal yang membuat seorang manusia bertumbuh kembang menjadi pribadi yang lebih baik, akal yang menjadikan seorang manusia memiliki kasih kepada sesama manusia lainnya, kasih yang tidak mengharapkan pamrih.

Namun manusia tetaplah manusia, manusia yang apa adanya, manusia yang mempunyai banyak dosa, manusia yang tidak sempurna, manusia yang membutuhkan keberadaan orang lain, manusia yang terkadang akal sehatnya seakan tidak berjalan dengan semestinya, manusia yang terkadang tidak mempunyai hati nurani, manusia yang mengharapkan kasih namun tidak mengasihi.

Keimanan dimiliki setiap manusia, manusia mempunyai arah tujuan dalam kehidupannya, berguna... berusaha... adil... itulah sepercik hal yang selalu dikatakan oleh manusia yang ada dalam dirinya setiap harinya saat ia kembali terbangun dari tidurnya, namun kenyataannya tidak semua manusia berguna, tidak semua manusia berusaha, tidak semua manusia adil, manusia hanya mengikuti siklus kehidupan yang ada di dekatnya, siklus yang membuat manusia mempunyai kebiasaan dalam menjalani hidupnya.

Manusia... oh manusia... hidup ini seperti matahari, ada kalanya terbit dan ada kalanya tenggelam, dikala terbit ingin rasanya untuk melakukan hal yang berguna bagi manusia lainnya, hal yang dapat membuat manusia lainnya mempunyai pemikiran yang bersih, namun itu akan pudar dengan sendirinya, pudar karena adanya siklus kehidupan yang baru, siklus kehidupan yang membuat manusia tidak mempunyai pemikiran yang bersih seperti dikala terbit, lalu jatuh terhadap hal yang sangat ditakutkan oleh manusia lainnya, jatuh kedalam dosa... jatuh kedalam kesesatan... yang entah sampai kapan akan berakhir, yang entah sampai kapan akan kembali pulih, yang entah sampai kapan akan terketuk hatinya.

Dunia ini sangat kejam bagi para manusia, dunia yang membuat manusia terlena akan hadirnya disini, hal baik menjadi jahat dan hal jahat menjadi baik, itulah siklus manusia di dunia, dunia yang seakan menjadi sebuah tempat yang indah bagi sebagian manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri, tetapi dunia adalah tempat yang kejam bagi manusia yang tidak kuat dalam menjalani kehidupan dan enggan untuk dilahirkan.

Manusia... oh manusia... hati bersih nan suci kala dilahirkan, mata melihat indahnya kuasa tuhan, tangan mengepal dengan menggenggam masa depan, telinga mendengar indahnya alunan nada, kaki melangkah dan memilih jalan untuk kebenaran, itu hanya angan sejak bertumbuh, angan yang entah akan menetap atau pergi, menetap untuk mengukir masa depan lebih cerah, pergi untuk mengukir masa depan yang kelam, kembali kepada setiap manusianya, kembali kepada akal sehatnya.

Diatas adalah penggalan syair dari apa yang aku ketahui tentang manusia, aku ingin mencurahkan sepercik hal kepada kamu mengenai arti kata "TOLERANSI" menurutku toleransi harus dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini, toleransi merupakan hal yang mudah namun sulit untuk dilakukan, terkadang aku heran mengapa toleransi sulit untuk dilakukan tidak seperti membalikkan telapak tangan.

Namaku Gita Darmawan, kamu bisa memanggilku Gita, aku mempunyai teman yang sangat dekat denganku sewaktu SMA dulu, namanya Chintya Dewi, aku memanggilnya dewi, ia merupakan sahabat terbaikku semasa SMA. Mengerjakkan tugas, makan bersama, bermain bersama aku lalui bersama dewi, aku dan dewi tidak seiman tetapi hal tersebut tidak memecah persahabatan kita, justru pertemanan kita sangatlah luar biasa, pertemanan yang sangat hangat, dekat dan penuh akan memori indah yang tidak akan pernah terlupakan.

Awal mula aku bertemu dengan dewi dengan sebuah keunikan, pada jam istirahat tiba aku ke kantin untuk membeli donat gula merah yang sangat aku sukai, dewi pun pada saat itu sedang membeli donat juga, setelah aku lihat rak donatnya ternyata donatnya sudah habis, lalu aku menghampiri ibu kantin dan berkata

"Ibu donatnya sudah habis yaa ?"

Lalu ibu kantinnya menjawab

"Iya sudah habis, tadi tinggal sisa dua, dua-duanya sudah dibeli oleh mbak itu (dewi)"

Lalu aku pun menjawab

"Yaa padahal aku rela tidak bekal bu, demi makan donat ibu"

Ibu kantin menjawab

"Kamu kelamaan sih, jadi aja kehabisan"

Dengar percakapan aku dan ibu kantin, dewi menghampiriku dan berkata

"Eh ini donatnya kan ada dua, kita bagi-bagi aja gimana ?"

Lalu aku menjawab

"Gapapa buat kamu aja, aku nanti aja deh gampang"

Dewi menjawab

"Udah nih kita bagi aja yaa"

Dewi pun memaksa untuk memberi donatnya kepadaku, dan akhirnya aku pun mendapatkan donatnya dari orang yang sangat baik hati yang belum pernah aku temui dimanapun, lalu aku berkenalan dengan dewi, aku dan dewi pun menuju taman yang ada di dekat sekolah dan mengobrol mengenai suatu hal yang membuat kita menjadi semakin dekat, kita mengobrol tentang cita-cita, tugas sekolah, tempat favorit satu sama lain, obrolan itu menjadikan kami semakin mengenal satu sama lain.

Hari demi hari berlalu aku dan dewi sering untuk bertemu saat istirahat, kebetulan aku dan dewi kelasnya berdekatan, aku di kelas ipa 3 dan dewi kelasnya di ips 3, hanya terhalang beberapa kelas saja, saat istirahat tiba kami pun bergegas menuju kantin untuk membeli makanan favorit kami berdua yaitu donat gula merah, setelah itu kami berbincang di taman, kami berbincang tentang arti teman, aku bertanya kepada dewi

"Menurutmu arti teman itu apa ?"

Dewi menjawab

"Teman menurutku seseorang yang menerima kita apa adanya, dan selalu menyemangati dikala sedang terpuruk"

Kami pun berbincang dengan sangat dalam pagi itu.

Esok harinya saat istirahat tiba aku mendengar kegaduhan yang mengarah ke kelasnya dewi, lalu aku melihat untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi, lalu dengan kagetnya aku melihat dewi sedang menangis sembari diteriaki oleh beberapa teman di kelasnya

"Kok ada tuhan kaya gitu, engga masuk akal hahaha"

Lalu beberapa teman yang mencaci dewi keluar, melihat kejadian itu teman yang lainnya hanya bisa diam, tidak berkata-kata satu patah kata pun, aku pun menghampiri orang yang mencaci sahabatku, lalu aku berkata kepada mereka

"Maksud kalian tadi apa bicara seperti itu kepada dewi ?"

Mereka menjawab

"kami hanya ingin memberitahu dan menjelaskan kepada dia tentang tuhan yang sebenarnya"

Lalu aku menjawab

"Agar apa kalian berbicara seperti itu ?"

Mereka menjawab

"Kami hanya ingin berbicara soal kebenaran"

Lalu aku menjawab

"Berbicara kebenaran memangnya harus dengan membuat orang lain tersakiti yaa ? Semua agama mengajarkan tentang kebenaran, tuhan pun jika melihat kalian berbicara kepada dewi seperti itu, tuhan akan marah kepada kalian, kalian hanya manusia yang penuh dengan dosa, perbaiki ucapan kalian, sifat kalian, belajar arti kata TOLERANSI itu hal yang mudah, jangan sampai membuat perpecahan hanya karena agama."

Mereka pun terdiam lalu pergi, aku pun mengajak dewi ke taman, lalu aku berkata kepada dewi

"Dewi kamu gapapa kan ?"

Dewi menjawab

"Aku gapapa kok git, makasih yaa"

Esok harinya aku mengajak dewi untuk bertamasya mengelilingi kota Bandung, beberapa jam kemudian dewi berkata kepadaku

"Kamu ibadah dulu takutnya nanti kelupaan lagi"

Dewi mengingatkanku untuk beribadah dan aku pun bergegas menuju rumah ibadah, dewi menungguku hingga ibadahku selesai, lalu kita melanjutkan kembali perjalanan menuju salah satu mall yang ada di Bandung, kami bersenang-senang bersama, tertawa bersama.

Hari itu merupakan hari yang sangat indah di hidupku.

Tiga hari kemudian aku tidak masuk sekolah karena tidak enak badan dan hp ku pun rusak karena terkena tumpahan air, lalu dua hari kemudian aku kembali ke sekolah, jam istirahat pun tiba, seperti biasa aku ingin mengajak dewi ke kantin, namun dewi tidak ada di kelas, lalu aku bertanya kepada teman sekelasnya, teman sekelasnya ini berkata bahwa dewi sudah tidak lagi sekolah disini, aku pun bertanya lagi

"apa sebabnya dewi sudah tidak lagi sekolah disini ?" teman sekelasnya dewi pun hanya diam, lalu aku bergegas ke ruang guru untuk memastikannya, wali kelas dewi pun mengatakan bahwa benar dewi sudah tidak lagi sekolah disini, aku bertanya

"apa penyebabnya dewi keluar sekolah bu ?"

Lalu wali kelasnya menjawab

"Dewi hanya bilang bahwa ia harus pindah keluar kota, karena ayahnya mempunyai tugas di luar kota"

Jam pulang pun tiba, aku bergegas menuju tempat servis hp, setelah itu aku pun menyalakan hp nya dan muncul notifikasi dari hp ku, dan ternyata dewi mengirimiku pesan

"Maaf gita aku harus mengundurkan diri dari sekolah, aku sudah tidak kuat lagi untuk bersekolah disana, saat kamu tidak masuk sekolah, aku kembali mendapat perlakuan yang lebih tidak manusiawi dibandingkan kemarin yang kamu liat, aku mendapat kekerasan secara fisik dari beberapa teman sekelasku mereka menarik rambutku dan mereka menghinaku terus menerus, tetapi aku tidak apa-apa kok kamu tidak usah khawatir, kamu baik-baik yaa gita, aku beruntung sekali bisa bertemu dengan teman sebaik kamu, aku tidak akan pernah melupakan memori yang pernah kita lalui bersama."

Lalu aku pun membalas pesannya

"Sekarang kamu dimana dewi ? aku mau bertemu sama kamu, aku mau ada di samping kamu"

Hingga saat ini sudah 4 tahun lamanya pesannya belum dibalas oleh dewi, yang aku harapkan dewi baik-baik saja dan aku akan terus menunggu pesan yang belum dewi balas.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Cerpen
Manusia
Armando Gultom
Novel
Bronze
Cinta Tanpa Kata
Nita Permata Sari
Novel
Awal dan Akhir Kisah
Arunika Chayra
Novel
Gold
Secangkir Teh dan Sepotong Ketupat
Mizan Publishing
Novel
Isyarat Sabda Cinta
Hanang Ujiantoro Putro
Novel
Gold
Jodoh Dunia Akhirat
Mizan Publishing
Novel
Gold
Allah Tidak Cerewet seperti Kita
Noura Publishing
Novel
Gold
Dan Muhammad adalah Utusan Allah
Noura Publishing
Novel
Bronze
Perempuan Berniqab Hitam
Nila Kresna
Novel
Bronze
Anak Pak Kyai
Nisa Salsabila
Novel
Gold
Al-Masih: Putra Sang Perawan
Bentang Pustaka
Cerpen
Bronze
Sobrot
Dewanto Amin Sadono
Novel
Bronze
MarriedZONE!
HANA
Novel
Gold
Jihad Julia
Mizan Publishing
Flash
Sang Pemanggil
Andriyana
Rekomendasi
Cerpen
Manusia
Armando Gultom
Cerpen
WAKTU
Armando Gultom