Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Dalam keheningan malam yang gelap, seorang anak kecil bernama Mia terbangun dengan perasaan tak nyaman di dalam rumah barunya yang terpencil. Lampu tidur kecilnya berkedip-kedip, menambah nuansa misterius yang memenuhi kamarnya. Mia merasa dorongan kuat untuk pergi ke kamar mandi.
Namun, saat Mia mencoba untuk beranjak dari tempat tidurnya, dia merasa ada yang salah. Di sudut kamar, dia melihat bayangan yang tak dikenal. Bayangan itu tampak bergerak pelan, seolah-olah mengamati Mia.
Mia: "Siapa di sana?" Mia berbicara dengan suara gemetar.
Bayangan itu tak menjawab dan terus bergerak mendekati Mia. Mia merasa ketakutan, tapi dia tahu dia harus pergi ke kamar mandi. Dengan hati-hati, dia bergerak menuju pintu.
Namun, saat dia membuka pintu kamarnya, dia mendengar suara aneh dari lorong gelap di luar. Suara langkah kaki yang tidak bisa dijelaskan. Suara tersebut semakin mendekat dan terdengar semakin jelas.
Mia mencoba mengatasi rasa takutnya dan melangkah ke lorong. Di ujung lorong, dia melihat bayangan yang sama seperti di kamarnya. Bayangan itu kini jelas terlihat, sosok anak kecil dengan mata yang kosong.
Mia: "Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?"
Sosok anak itu tetap diam. Mia mencoba mendekati sosok itu, dan ketika dia mendekat, dia mendengar suara yang lemah.
Sosok Anak: "Aku haus..."
Mia merasa simpati. Mungkin sosok ini adalah anak yang tersesat di malam gelap. Mia membawa sosok itu ke dapur dan memberinya air minum. Namun, saat dia menghidupkan lampu, dia melihat wajah anak itu dengan jelas.
Anak itu memiliki mata yang kosong, kulit yang pucat, dan bibir yang biru. Dia terlihat seperti mayat hidup. Mia merasa takut, tapi dia tidak bisa meninggalkan anak itu di sana.
Mia: "Siapa kamu? Kenapa kamu ada di sini?"
Anak itu hanya menjawab dengan suara yang gemetar, "Aku hilang..."
Mia merasa bahwa dia harus membantu anak ini. Dia mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi pihak berwenang. Namun, saat dia menatap anak itu lagi, anak itu tiba-tiba lenyap.
Mia mencari anak itu di seluruh rumah, tetapi dia tidak menemukannya. Hanya ada hening yang mencekam. Mia merasa bahwa dia mungkin telah bertemu dengan sesuatu yang lebih dari sekadar anak kecil yang hilang.
Dalam ketakutan, Mia mengunci pintu kamarnya dan kembali ke tempat tidur. Tetapi dia melihat sosok diluar rumahnya, disekitar hutan.
Mia mencoba mengatasi ketakutan yang melilitnya saat ia memasuki hutan yang gelap. Jejak kaki kecil yang basah dan berlumpur mengarahkannya, dan dia merasa seolah-olah ada sesuatu yang memandu langkahnya. Air hujan yang lebat terus turun, menciptakan atmosfer yang mencekam di hutan tersebut.
Jejak kaki yang hilang dan misterius itu membawanya lebih dalam ke dalam hutan. Mia merasa seolah-olah suara hujan dan dedaunan yang bergemuruh mencoba mematikan bisikan aneh yang ada di pikirannya.
Dia merasa bahwa sesuatu yang tak terlihat sedang mendekatinya.
Saat Mia melanjutkan perjalanannya, dia mendengar suara tawa yang mengerikan, suara yang begitu mirip dengan yang dia dengar sebelumnya di rumah barunya. Suara itu membuat bulu kuduknya merinding, tetapi keinginan untuk menemukan anak yang hilang memotivasi Mia untuk melanjutkan.
Jejak kaki basah mengarahkannya ke sebuah pondok tua yang terbengkalai. Pondok itu terlihat seperti tempat yang telah terlupakan selama bertahun-tahun, tetapi jejak kaki itu seolah-olah telah tiba di sana. Mia merasa takut, tetapi dia juga merasa bahwa jawaban yang dia cari mungkin berada di dalam pondok itu.
Mia memasuki pondok dengan hati-hati, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Di dalam, dia melihat sesuatu yang membuatnya terkesiap. Di sudut pondok, dia melihat sosok anak kecil yang pucat, anak yang tampak persis seperti yang dia temui di cermin. Anak itu duduk di sana, mata kosong, dan bibirnya membentuk senyum yang menyeramkan.
Saat Mia mendekati anak itu, sosok itu mulai berbicara dengan suara yang tak manusiawi. Suara itu seperti suara yang menggema dari dalam pondok, menciptakan atmosfer yang mencekam.
Sosok Anak: "Kami... kami haus..."
Mia mencoba berbicara dengan sosok itu, mencoba memahami apa yang sedang terjadi, tetapi sosok itu terus berbicara dengan kata-kata yang tak dapat dimengerti. Mia merasa bahwa dia berada di hadapan kekuatan gaib yang lebih kuat daripada dirinya.
Tiba-tiba, Mia merasakan tangan yang dingin meraih lengannya. Dia mencoba untuk melarikan diri, tetapi tangan itu semakin kuat. Mia merasakan dirinya ditarik kembali ke dalam pondok oleh kekuatan tak terlihat.
Dia mencoba berteriak, tetapi suaranya seolah-olah ditutupi oleh keheningan yang menakutkan. Mia berjuang dengan putus asa, tetapi dia tidak bisa melawan kekuatan misterius ini.
Dan dengan cepat, Mia menghilang dalam kegelapan pondok tua yang menyeramkan. Pondok itu seolah-olah menelan dirinya dengan setiap jejak perlawanannya yang sia-sia.
Sudah berlalu beberapa hari sejak Mia menghilang tanpa jejak dari rumah barunya. Orangtuanya yang putus asa terus mencari jejaknya, mengkoordinasikan upaya pencarian dengan polisi dan relawan dari komunitas setempat. Mereka merasa seperti dalam mimpi buruk yang tak berujung, tidak bisa menerima kenyataan bahwa anak mereka telah hilang.
Ketika petang tiba, seorang detektif bernama Sarah tiba di rumah Mia untuk membantu dalam penyelidikan. Sarah adalah seorang ahli dalam mengungkap kasus-kasus yang rumit, termasuk kasus anak hilang. Dia memeriksa kamar Mia, mencari petunjuk yang mungkin terlewatkan sebelumnya.
Sementara Sarah menyelidiki rumah, orangtua Mia merenungkan apa yang bisa terjadi. Suasana hati mereka tertekan dan khawatir, tetapi mereka tetap berharap untuk menemukan Mia dengan selamat.
Saat Sarah menyelidiki lorong yang gelap yang sebelumnya pernah dilihat Mia, dia menemukan sesuatu yang mengejutkan. Di lantai, dia menemukan jejak kaki kecil yang basah dan berlumpur. Jejak itu mengarah ke kamar mandi.
Sarah memanggil orangtua Mia dan mereka segera mengikuti jejak kaki tersebut. Jejak itu berlanjut hingga mencapai kamar mandi. Di dalam kamar mandi, mereka menemukan sesuatu yang lebih mengerikan. Jejak kaki tersebut menghilang di depan bak mandi yang penuh air, dan air dalam bak mandi telah berubah warna menjadi merah tua.
Ketika Sarah memeriksa bak mandi dengan hati-hati, dia menemukan sesuatu yang membuat seluruh tubuhnya merinding. Di dalam bak mandi, terdapat sebuah boneka yang penuh dengan lumpur dan rambut yang terlihat seperti rambut Mia. Boneka itu tampaknya telah disusun dengan hati-hati.
Boneka itu diangkat dari bak mandi, dan air merah tua dituangkan. Orangtua Mia merasa campur aduk antara rasa lega dan kebingungan. Apakah ini petunjuk dari Mia? Apakah dia berusaha memberi tahu mereka sesuatu?
Sarah memutuskan untuk membawa boneka itu sebagai barang bukti, dan mereka melanjutkan penyelidikan mereka. Mereka memeriksa jejak kaki dan mencoba mengidentifikasi asal air merah tua tersebut.
Saat malam tiba, Sarah memutuskan untuk melakukan observasi di sekitar rumah Mia. Dia merasa ada sesuatu yang tak beres, sesuatu yang masih tersembunyi di kegelapan.
Ketika larut malam, Sarah melihat sesuatu yang mengejutkan. Di jendela kamarnya, dia melihat sosok anak kecil yang tampak pucat dan kosong, sama seperti yang dilihat Mia. Sosok itu melayang di udara dan terlihat seperti hantu kecil yang terluka.
Sarah merasa bahwa inilah saatnya untuk bertindak. Dia masuk ke dalam rumah dan mendekati jendela. Sosok anak itu menghilang ketika dia mendekat, tetapi dia tahu dia harus mencari tahu apa yang terjadi.
Dalam kegelapan malam yang hening, Sarah mengikuti jejak jejak anak itu. Jejak tersebut membawanya ke dalam hutan di belakang rumah Mia, di mana udara terasa lebih dingin dan suasana semakin menegangkan.
Dan di tengah hutan, Sarah menemukan sesuatu yang mengejutkan. Sebuah pondok tua yang terbengkalai, seolah-olah telah terlupakan selama bertahun-tahun. Di dekat pondok itu, dia mendengar suara tawa yang mengerikan, suara tawa yang mirip dengan yang dia dengar sebelumnya.
Sarah memasuki pondok dengan hati-hati dan melihat sesuatu yang membuatnya terkesiap. Di sana, di dalam pondok, dia menemukan Mia, tetapi Mia terlihat seperti dalam keadaan trans, mata kosong dan berbicara dengan suara yang aneh.
Mia: "Kami haus... kami haus..."
Sarah: "Mia, apa yang terjadi? Kita harus pergi dari sini sekarang."
Mia tidak merespons dan terus berbicara dengan suara yang aneh. Sarah mencoba menggendong Mia dan membawanya keluar dari pondok, dan saat mereka keluar, Mia kembali ke kesadarannya.
Mia: "Detektif Sarah? Di mana kita?"
Sarah: "Kita di dekat rumahmu. Apa yang terjadi, Mia?"
Mia menceritakan bahwa saat dia pergi ke kamar mandi di malam hari, dia melihat sosok anak kecil yang pucat di cermin. Sosok itu mengikutinya hingga ke dalam hutan dan membawanya ke pondok tua.
Sarah memahami bahwa ada kekuatan gaib yang terlibat dalam kejadian ini. Dia membantu Mia keluar dari hutan dan membawanya kembali ke rumah. Orangtua Mia sangat bersyukur karena Mia ditemukan dengan selamat.
Namun, misteri yang terkait dengan pondok tua dan sosok anak kecil yang pucat masih belum terpecahkan. Sarah bersumpah untuk terus menyelidiki kasus ini dan mengungkap kebenaran di balik kejadian yang menyeramkan tersebut.