Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Malam di Sungai Lamandau
0
Suka
1,120
Dibaca
Kedatangan di Desa Sungai Lamandau

Hujan rintik-rintik mengiringi langkah kaki mereka saat turun dari mobil bak terbuka. Dina—kali ini sebagai ketua tim KKN—memandang sekeliling dengan napas berat. Desa Sungai Lamandau berada di tepian sungai besar yang membelah dua kecamatan di Sulawesi Selatan. Airnya keruh kecokelatan, tenang di permukaan, namun dalam dan misterius.

“Serius di sini tempat kita KKN? Kok kayak… sepi banget,” gumam Ari, rekan satu timnya, sambil menggeser tas ranselnya.

Pak Rahmat, kepala desa, menyambut mereka dengan senyum tipis. “Selamat datang. Maaf kalau desa kami sederhana. Tapi selama kalian di sini, tolong patuhi semua aturan yang kami tetapkan, ya.”

Dina mengangguk. “Tentu, Pak. Aturan seperti apa?”

Pak Rahmat tidak langsung menjawab. Ia hanya menunjuk ke arah sungai. “Jangan menyeberang jembatan setelah magrib. Jangan memancing di sungai malam Jumat. Dan… jangan pernah menyebut nama Lamandau dengan nada mengejek.”

Ari tertawa kecil, mengira itu hanya mitos desa. “Kenapa memang, Pak? Nanti disamperin hantu?”

Pandangan tajam Pak Rahmat membuatnya langsung diam. “Anak muda… kalian mungkin belum tahu, tapi sungai ini punya penunggu. Bukan hantu biasa. Dia penjaga air, tapi sudah lama marah karena banyak yang melanggar larangan. Beberapa tahun lalu… tiga orang pemuda hilang di sana.”

Suasana hening. Angin dari arah sungai berhembus dingin, membawa aroma lumpur dan daun basah.

Malam pertama di posko mereka, suasana relatif tenang. Posko itu sebuah rumah panggung kayu di tepi jalan desa, sekitar 200 meter dari jembatan kayu yang ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Kasur depan TV itu
SIONE
Cerpen
Bronze
Malam di Sungai Lamandau
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Arwah-Arwah yang Mencari Pintu Surga
Sri Wintala Achmad
Cerpen
Bronze
Membunuh Benci
Aneidda
Cerpen
Bronze
Ayah, Ke Mana Orang-Orang Setelah Mati?
Jasma Ryadi
Novel
Bronze
The Photographer
Wira karmayudha
Komik
Selamat Datang di Toko Batavia
Tri Agustinauli
Cerpen
Bronze
Putih
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
Liturgi Daging Yang Bernyanyi
NRP
Flash
Pohon Kematian
Desi Ra
Cerpen
Bronze
Penjaga Kubur Itu Dulu Berjualan Sate Anjing
Habel Rajavani
Komik
Teror di Kampung Sanes
Alfisyahrin Zulfahri Akbar
Cerpen
Bronze
HANTU WONDO & KORBAN G30S PKI
Sri Wintala Achmad
Cerpen
Bronze
Rambut Kuntilanak
Vania
Novel
Gold
Rumah di Perkebunan Karet
Mizan Publishing
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Malam di Sungai Lamandau
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Kutukan Danau Matano
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Lorong Kosong di Lantai Tiga
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Pintu Kamar Nomor 7
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Bayangan di Benteng Batupasi
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Nenek Penuh Paku di Minahasa
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Tangisan dari Gunung Latimojong
Risti Windri Pabendan
Novel
Bronze
Kiss of the Cold Billionaire
Risti Windri Pabendan
Skrip Film
Tongkonan Terakhir
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Bayangan di Jendela
Risti Windri Pabendan
Flash
Bronze
Kursi Kosong di Perpustakaan
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Arwah di Sungai Sa'dan'
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Misteri Hutan Rongkong
Risti Windri Pabendan
Flash
Bronze
Suara Gamelan di Sungai
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Tau-Tau yang Tersenyum
Risti Windri Pabendan