Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Hujan turun deras di Jakarta malam itu. Jalanan licin memantulkan cahaya lampu kota, menciptakan bayangan-bayangan aneh di permukaan aspal. Di lantai tujuh sebuah gedung tua yang disulap jadi laboratorium forensik, Raka seorang analisis forensik yang berusia 34 tahun masih duduk sendirian, memandangi berkas di mejanya.
Kopi di cangkir sudah dingin. Sisa rokok terakhirnya hanya tinggal abu di asbak. Matanya yang sembab menatap foto korban pembunuhan seminggu lalu—seorang wanita muda dengan luka yang terlalu rapi untuk disebut acak.
"Motif pribadi," gumam Raka, jari-jarinya memutar pena di atas meja. "Tapi kenapa dia meninggalkan bunga dandelion di tangan korban?"
Pintu kantor diketuk dua kali.
Raka menoleh. Seorang kurir berdiri di ambang pintu, tubuhnya basah kuyup.
“Pak Raka?” tanyanya.
“Iya, saya.”
Kurir itu menyerahkan sebuah kotak coklat tua yang sudah agak lembap. “Tidak ada nama pengirim, Pak. Tapi katanya penting.”
Sebelum Raka sempat bertanya lebih jauh, kurir itu sudah berbalik dan turun dengan tergesa, seolah...