Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
Bronze
Luka Di Kota Tua
0
Suka
550
Dibaca

Senja merayap, menyelimuti Kota Tua dengan rona jingga keemasan. Detik-detik terakhir sinar matahari menembus jendela kaca besar sebuah galeri seni, menari di atas kanvas-kanvas mahal yang dipajang. Namun, keindahan itu seketika sirna saat seorang penjaga malam menemukan pemandangan yang tak pernah terbayangkan: di tengah ruangan utama, bersimbah darah, tergeletak tubuh seorang wanita muda.

Namanya Clara, seorang kurator seni yang baru dua bulan bekerja di galeri itu. Matanya terbuka lebar, menatap kosong langit-langit, seolah menyaksikan sesuatu yang tak terlukiskan. Di lehernya, sebuah luka sayatan rapi membentuk simbol aneh—sebuah lambang yang tidak dikenali, mirip goresan kuas yang tajam dan disengaja. Tidak ada tanda-tanda perlawanan, tidak ada barang yang hilang. Hanya tubuh tak bernyawa dan sebuah luka yang seolah sebuah tanda tangan.

Tim forensik tiba. Lampu sorot mereka membelah kegelapan, menerangi setiap sudut ruangan. Udara dingin di dalam galeri terasa menusuk, seolah membeku karena ketegangan. Di sana, di tengah kerumunan seragam polisi, berdiri Detektif Arya. Wajahnya tampak lelah, garis-garis di dahinya menunjukkan beban pikiran yang berat. Baru tiga minggu ia dipindahkan ke Kota Tua, sebuah kota yang katanya damai dan tanpa masalah. Tapi kini, kota ini menyambutnya dengan kasus pembunuhan paling mengerikan yang pernah ia tangani.

Arya mendekat. Ia melihat bagaimana tim forensik bekerja dengan hati-hati, memotret setiap sudut, mengumpulkan setiap helai rambut yang mungkin tersembunyi. Ia mengamati korban. Rambut coklat panjangnya terurai, gaun hitamnya sudah berubah warna menjadi merah tua. Arya berlutut, mengamati lebih dekat luka di leher Clara. Bukan sekadar sayatan, tapi sebuah karya yang kejam. Luka itu dibuat dengan presisi yang luar biasa, seolah si pembunuh adalah seorang seniman yang sedang menyelesaikan sebuah mahakarya.

"Tidak ada sidik jari di gagang pisau, Pak," lapor salah satu forensik. "Sepertinya pelaku menggunakan sarung tangan. Pisau itu bersih, tidak ada sidik jari sama sekali."

"Bagaimana dengan pintu? Jendela?" tanya Arya.

"Tidak ada tanda-tanda pembobolan. Sepertinya korban kenal dengan pelakunya. Atau, pelaku punya kunci cadangan."

Arya menghela napas. Pembunuhan berencana. Pelaku sangat rapi, tidak meninggalkan jejak. Ia mengalihkan pandangannya ke dinding di dekat tubuh korban. Ada sebuah lukisan sketsa kecil, dibuat dengan arang, tergantung di samping sebuah lukisan abstrak besar. Sketsa itu menampilkan wajah Clara, namun dengan mata yang dipenuhi ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp11.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Cerpen
Bronze
Luka Di Kota Tua
Christian Shonda Benyamin
Flash
Sang Rembulan
Dhea FB
Novel
KOMA - Hidup dan Mati
Margo Budy Santoso
Novel
Kosmis dalam Kelut
adek Dwi oktaviantina
Novel
TINTA HITAM
Rizki Mubarok
Novel
Tanda Cinta dari Akhirat
Bamby Cahyadi
Novel
Gold
PBC Mystery of Library
Mizan Publishing
Cerpen
Lorong 47
Penulis N
Novel
Fraud, Unleash The Truth
Gilang Riyadi
Cerpen
Bronze
Iblis di Menara Lonceng, Edgar Allan Poe penerjemah : ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Novel
Memori Berdarah
Adnan Fadhil
Cerpen
Bronze
Kolam Ikan
Hekto Kopter
Novel
Bronze
IBU TANPA RAGA
Yusuf Mahessa Dewo Pasiro
Flash
Hanya mimpi
Mahmud
Flash
Bronze
Kematian Tukang Teluh
Omius
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Luka Di Kota Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hidup Di Dunia Lain
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Cermin Kedua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ujung Koridor
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pak Suryo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aroma Kopi Di Bangunan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jerat Senyap
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ada Apa Dengan Diriku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Batas Senja Berbisik
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin