Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Losmen Sunyi Bagian 1: Kedatangan
Kabut turun lebih cepat dari biasanya di jalur pegunungan yang sunyi, memeluk erat setiap pohon cemara dan bebatuan licin dengan sentuhan dinginnya. Mobil keluarga milik Rino, sebuah MPV tua yang setia, meraung pelan sebelum akhirnya batuk-batuk dan mati total di tikungan curam yang menanjak. Malam sudah sepenuhnya merayap, menelan sisa cahaya senja dan meninggalkan mereka dalam kegelapan pekat. Tidak ada sinyal ponsel, batang-batang sinyal di layar hanya menunjukkan "Tidak Ada Layanan", seolah mereka terputus dari dunia luar. Tidak ada lampu jalan, hanya siluet pohon-pohon raksasa yang tampak seperti penjaga diam di kedua sisi jalan. Satu-satunya suara yang mengisi kekosongan itu adalah bunyi serangga malam yang berderik tak henti, dan desir angin yang berbisik di antara dedaunan cemara yang lebat.
"Kayaknya bensinnya habis," kata Rino dengan nada menyesal, suaranya sedikit pecah karena rasa frustrasi yang mendalam. Ia menatap istrinya, Dina, yang duduk di kursi penumpang depan, wajahnya samar-samar terlihat dalam temaram. "Tadi kupikir masih cukup sampai ke kota bawah. Aku salah perhitungan."
Dina mendesah pelan, suara napasnya terdengar berat. Ia memeluk tubuh mungil Citra, putri mereka yang baru berusia delapan tahun, yang sudah mulai mengantuk di kursi belakang, bersandar di bahu ibunya. “Ini salah siapa yang ngotot ambil jalan alternatif?” tanyanya, separuh menggoda untuk meringankan suasana, separuh lagi cemas karena situasi yang tak terduga ini. Jalan ini memang pilihan Rino,...