Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Lorong Kosong di Lantai Tiga
0
Suka
571
Dibaca

Hujan baru saja reda ketika Dina menurunkan kopernya di depan sebuah bangunan kos tua di pinggiran kota. Bangunannya tiga lantai, cat kremnya sudah mengelupas di banyak sudut, papan namanya setengah pudar: KOS PUTRI RATNA. Meski tampak kumuh, harganya jauh lebih murah dibanding kos-kosan lain yang sempat ia survei. Sebagai mahasiswi baru yang harus menghemat, pilihan ini terasa “masuk akal”, meski hatinya masih diliputi ragu.

“Dina, ya?” Suara serak seorang perempuan paruh baya membuatnya menoleh. Perempuan itu bertubuh agak gemuk, memakai daster bunga-bunga dan sandal jepit. Senyumnya ramah, tapi entah kenapa mata itu terasa… lelah.

“Iya, Bu. Saya yang sudah janjian lewat WA,” jawab Dina, mencoba terdengar ceria. Tangannya dingin memegang gagang koper.

“Masuk dulu. Hati-hati, anak tangganya agak licin kalau habis hujan,” ujar Bu Ratna, sambil melangkah pelan menuju pintu besi yang berderit saat dibuka.

Begitu masuk, aroma apek langsung menyambut. Lorong lantai dasar sempit, hanya cukup untuk dua orang berpapasan. Dindingnya penuh bercak lembap, lampu neon berkedip-kedip. Dina menahan batuk. Ah, mungkin cuma perlu dibersihkan, pikirnya.

Kamar Dina berada di lantai dua. Sambil menaiki tangga besi yang sedikit berkarat, ia sempat melirik ke atas. Lantai tiga tampak gelap. Lampu di sana mati, dan tidak ada suara kehidupan. Hanya bayangan tiang dan dinding kusam.

“Lantai tiga kosong, ya, Bu?” tanyanya iseng.

Bu Ratna berhenti sejenak, tangannya menggenggam pegangan tangga lebih erat. “Iya. Sudah lama nggak dipakai. Bocor di sana-sini. Jangan ke sana dulu, ya. Nanti kalau ada yang rusak, malah baha...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Lorong Kosong di Lantai Tiga
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Possessed
Samuel Fetz
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Flash
Hitam
rossewoodz
Cerpen
Bronze
Notifikasi Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Novel
Tirakat
Eric Shandy Admadinata
Cerpen
Bronze
Email Maut
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arwah-Arwah yang Mencari Pintu Surga
Sri Wintala Achmad
Flash
Pengantin Maut
Elya Ra Fanani
Flash
SEBUAH LUKISAN TENTANG ORANG-ORANG YANG KELAPARAN
Reiga Sanskara
Flash
Bronze
Ajakan Bapak
Alfian N. Budiarto
Flash
Mendua
Nunik Farida
Cerpen
Bronze
Tangkara
Abdurrazzaq Zanky
Cerpen
Bronze
Pewaris Rumah Kakek Setelah Di Buang
Nabilla Shafira
Novel
Bronze
TRAWANG
Marion D'rossi
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Lorong Kosong di Lantai Tiga
Risti Windri Pabendan
Flash
Bronze
Bangku Taman yang Sama
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Tangisan dari Gunung Latimojong
Risti Windri Pabendan
Flash
Bronze
Kopi Pahit di Kantin
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Pintu Kamar Nomor 7
Risti Windri Pabendan
Flash
Bronze
Lampu Minyak di Kuburan
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Malam di Sungai Lamandau
Risti Windri Pabendan
Flash
Bronze
Kereta Terakhir
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Tangan Hitam dari Hutan Bawakaraeng
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Tau-Tau yang Tersenyum
Risti Windri Pabendan
Flash
Bronze
Langkah di Balik Anyaman Bambu
Risti Windri Pabendan
Flash
Bronze
Detik Terakhir
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Bayangan di Benteng Batupasi
Risti Windri Pabendan
Flash
Bronze
Chat Salah Kirim
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
Bayangan di Jendela
Risti Windri Pabendan