Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Laut Kembalikan dia kepadaku
5
Suka
800
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Laut kembalikan Dia Kepadaku

Apakah kalian pernah mengalami kehilangan seseorang yang tersayang? Tentu diantara kalian pasti pernah kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidup kita, Dan apakah kalian bisa mengiklaskan kepergian orang tersebut? Tentu tidak mudah untuk mengiklaskanya, Tapi apa boleh buat semua sudah takdir Tuhan, dan kita tidak boleh menyalahkan keadaan yang terjadi semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada sang pencipta dan hanya bisa mengiklaskanya. Kehilangan orang yang kita sayangi, Adalah duka yang mendalam dan tidak mudah untuk dilupakan.

Kisah ini adalah kisah seorang istri yang harus mengikhlaskan kepergian sang suami saat sedang bertugas di laut tengah. Sebelum kejadian tersebut terjadi sang suami mengabarkan istrinya bahwa dia akan menyelesaikan tugas negara dan akan kembali pulang untuk menemui sang istri dan sang buah hati yang masih ada didalam kandungan, Janji sang suami untuk kembali kepada istri dan anak yang masih dalam kandungan adalah sebuah bukti cinta yang mendalam. Pesan itu menjadi pengingat akan keindahan cinta dan pengorbanan yang tulus.

 Suatu hari pada hari Minggu pagi terlihat seorang wanita hamil sedang duduk sendirian menikmati secangkir teh hangat dan angin sejuk yang menerpa wajahnya. Dia adalah Gelby Gracielle azzela. Dia terlihat sedang menunggu sesuatu yang muncul di handphone miliknya, dia terus saja mengecek handphone miliknya. Hingga tidak menyadari bahwa sekarang sudah siang. Disaat sedang melamun dia dikagetkan dengan suara seseorang yang memanggilnya secara tiba-tiba.

"Gelby!, Sedang apa kamu duduk sendirian disitu?," Ucap Bianca.

"Bianca!, Kamu ini bikin kaget saja. Bisa tidak suara kamu dikecelin sedikit?" Ucap Gelby.

"Hahaha, maaf yah. Lagian kamu ngelamun saja sambil liatin handphone gitu, Sedang nungguin apaansih kelihatanya serius banget." Lanjut Bianca sambil tertawa.

"Aku sedang menunggu kabar dari suamiku, biasanya dia selalu ngabarin jika hari Minggu," lanjut Gelby.

"Mungkin disana tidak ada sinyal, sudah jangan berfikiran aneh aneh dulu," lanjut Bianca.

"Tetap saja Bianca!, Aku tidak bisa tenang sebelum ada kabar dari suamiku," lanjut Gelby dengan perasaan gelisah.

"Kita berdo'a saja, Supaya suami kamu baik-baik saja disana dan segera menyampaikan kabar secepatnya," lanjut Bianca menenangkan Gelby.

"Sekarang kita masak saja, Aku tau kamu belum makan kan?" Ucap Bianca. 

Bianca, Dia adalah sahabat baik Gelby dia yang selama ini menemani dan membantu Gelby jika suaminya pergi bertugas. Singkat cerita setelah Gelby mengiyakan ajakan Bianca, mereka langsung pergi menuju dapur, Sesampainya di dapur mereka memulai membikin makanan yang ingin mereka masak. Selang Beberapa menit, Disaat mereka asik menyelesaikan masakan mereka. tiba-tiba terdengar suara dering telepon dari arah handphone milik Gelby.

"Bianca, aku angkat telepon dulu gapapa kan kamu yang lanjutin masaknya?," Ucap Gelby.

"Iyah gapapa, Sudah sana cepat siapa tau itu suami kamu." Ucap Bianca menyuruh Gelby.

 Setelah meminta izin ke Bianca, Gelby segera berjalan mendekati meja makan, Sesampainya Gelby tersebut Dengan ragu Gelby meraih ponselnya yang bergetar di atas meja makan. Tatapannya jatuh pada layar yang menampilkan nama sang suami. Jantungnya berdegup kencang, perasaan bahagia ia pancarkan. Tanpa menunggu lama ia langsung mengangkat telepon tersebut, setelah terhubung ia tidak langsung berbicara. Gelby memberikan ruang untuk suaminya untuk berbicara terlebih dahulu.

" Halo, istriku. Bagaimana kabarnya?" Ucap sang suami.

" Aku baik-baik saja, kamu juga kan?" jawab Gelby dengan bergetar menahan haru. 

"Gel. Maaf ya, aku baru bisa nelpon sekarang. Tugas di sini lumayan padat dan sinyal disini juga susah." Ucap sang suami yang merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, yang penting kamu baik-baik saja." Gelby berusaha menyembunyikan kekhawatirannya. "Kapan kamu pulang, Arga?"

"Aku usahakan secepatnya pulang, Gel. Paling lama dua bulan lagi. Sabar ya, sebentar lagi kita bisa berkumpul lagi."

"Iya, Arga. Aku tunggu kamu pulang. Jaga diri baik-baik ya."

Arga Brayson Elguard, Dia adalah sumiku. Dia adalah sosok yang paling aku kagumkan dan rindukan, Selain menjadi suami dia juga bisa menjadi teman cerita dan sekaligus rumah untuku bersandar. 

Mereka melanjutkan percakapan hangat selama beberapa menit. Gelby merasa hatinya sedikit lebih tenang setelah mendengar suara suaminya. Setelah mengakhiri panggilan, Gelby kembali ke dapur dengan senyum merekah di wajahnya.

"Gimana, Gel? Kabar dari suamimu?" tanya Bianca.

"Dia baik-baik saja, Bi. Katanya akan pulang dua bulan lagi." Ucap Gelby dengan perasaan yang bahagia.

"Syukurlah kalau begitu. Ayo, kita lanjutkan masaknya." Lanjut Bianca.

Mereka berdua menyelesaikan masakan dengan penuh semangat. Setelah makan siang, Gelby dan Bianca menghabiskan waktu bersama sambil mengobrol berbagai hal. Gelby merasa sangat bersyukur memiliki sahabat sebaik Bianca yang selalu ada untuknya.

Beberapa Minggu berikutnya, Gelby terus menantikan kabar dari suaminya. Setiap kali ada notifikasi masuk di ponselnya, Ia berharap itu adalah pesan dari suaminya. Namun, harapannya seringkali membuatnya kecewa. Sudah satu bulan lebih ia tidak mendapatkan kabar dari suaminya, Gelby mulai khawatir dan terus memikirkan keadaan sang suami

Keesokan paginya Gelby sedang duduk di bangku taman rumahnya sambil mengelus perut buncitnya. Bulan ini tepat Dimana kandungannya memasuki bulan ke sembilan, Disaat sedang memikirkan keadaan sang suami ia di kagetkan dengan kedatangan sang kakak yang tiba- tiba sudah ada didepannya. Melihat sang kakak berada didepannya Gelby langsung memeluk sang kakak dan menangis karena sudah lama tidak bertemu karena sang kakak ikut dengan keluarga baru ayahnya.

"Bagaimana kabarnya adiku?"ucap sang kakak.

"Aku baik kak, kak gimana kabarnya? pasti baik kan disana bersama keluarga baru ayah." Ucap Gelby.

Melihat Gelby berbicara seperti itu membuat sang kakak terdiam.

"Mereka juga keluarga kamu Gel." Ucap sang kakak menatap Gelby dengan sendu.

Gelby terdiam tidak melanjutkan ucapanya. Seketika suasana menjadi hening. Melihat Gelby terdiam, sang kakak pun mencoba mencairkan suasana.

"Gel, berapa usia kandungan kamu," ucap sang kakak.

"Sembilan bulan kak," jawab Gelby.

Sang kakak pun berjongkok dan tangannya mulai mengelus perut buncit Gelby dengan lembut, matanya berkaca-kaca.

 "Tidak lama lagi kamu akan bertemu dengan buah hatimu. Dia pasti akan menjadi anak yang baik seperti kamu, Gel." Ucapnya dengan suara bergetar. Mendengar sang kakak berbicara seperti itu Gelby tersenyum.

" Bagaimana kabar suami kamu Gel ?" Ucap sang kakak.

" Sudah satu bulan lebih Arga belum kasih kabar kak," jawab Gelby dengan perasaan sedih.

"Mungkin disana tidak ada sinyal, sudah jangan sedih begitu Arga pasti cepat ngabarin kamu." Ucap sang kakak Menenangkan Gelby.Gelby terdiam beberapa saat, matanya berkaca-kaca. 

"Aku sangat merindukan Arga, Kak. Aku takut terjadi sesuatu padanya." lirihnya.

"Aku tahu, Gel. Tapi kamu harus kuat. Arga pasti akan baik-baik saja." Ia berusaha menenangkan adiknya.

"Aku berharap begitu, Kak." Gelby mengangguk lemah.

Edward Gracio, Dia adalah kakak laki-laki ku satu-satunya. dia adalah seorang yang sangat peduli dan dia juga menggantikan peran ayah disaat Sang ayah fokus kepada keluarga barunya, saat dimana kita harus terpisah kan karena sang kakak harus ikut ayah dan Gelby tidak mau harus satu rumah dengan pengganti sang mendiang ibunya dia tetap tinggal di rumah dimana semua kenangan saat masih ada sang ibu dan keluarganya masih baik-baik saja.

Waktu berlalu dengan cepat pagi berganti malam. Disaat Gelby sedang duduk di ruang tamu ditemani sang kakak, tiba-tiba ada dering telepon dari arah handphone milik Gelby. Melihat ada panggilan masuk. Gelby langsungnya melihat layar handphone miliknya, Tatapannya jatuh pada layar yang menampilkan nama sang suami. Tanpa menunggu lama Gelby langsung mengangkat telepon tersebut.

"Halo Arga, bagaimana kabar kamu ? Kenapa baru sekarang kamu ngabarin aku." Tanya Gelby dengan suara bergetarnya menahan tangis.

" Aku disini baik-baik saja istriku, Disini cuacanya sangat buruk dan baru sekarang aku bisa ngabarin kamu Gel." Ucap Arga.

" Syukurlah, kamu bikin aku khawatir. Aku selalu memikirkan keadaan kamu."lanjut Gelby.

"Maaf, sudah membuat kamu khawatir. Aku sangat merindukanmu Gel, Tunggu aku pulang aku akan secepatnya menyelesaikan tugas negara ini dan aku tidak sabar menantikan kehadiran anak kita Gel." Ucap Arga.

" Aku akan selalu menunggu kamu pulang suamiku, jaga diri baik-baik disana aku sangat merindukanmu Arga." Ucap Gelby.

Beberapa hari kemudian, sebuah kabar buruk datang menghampiri Gelby. Kapal tempat suaminya bertugas mengalami kecelakaan di tengah laut. Semua penumpang dinyatakan hilang. Gelby merasa dunia seakan runtuh. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Air matanya terus mengalir deras membasahi pipinya. 

Bianca yang mengetahui kabar tersebut langsung datang ke rumah Gelby. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menghibur sahabatnya.

" Kamu bohong Arga, kenapa kamu tidak menempati janji kamu. Ayo pulang aku merindukanmu." Lirih Gelby dengan tangisnya.

Edward mendengar sang adik berbicara seperti itu dengan keadaan yang sangat kacau merasakan sakit yang teramat dalam, Edward Langsung memeluk dan menenangkan Gelby.

 "Gel, kamu harus kuat. Arga pasti sudah tenang di sisi Tuhan." Ucap Edward.

"Gel, Arga pasti tidak ingin melihatmu seperti ini." Lanjut Bianca.

Gelby hanya bisa menggelengkan kepala. Ia tidak bisa menerima kenyataan pahit ini.

Dua Minggu kemudian, Setelah kejadian dimana Gelby kehilangan sosok Arga.Ia sadar bahwa ia tidak bisa terus-terusan berlarut dalam kesedihan, Ia harus kuat demi anak yang sedang ia kandung. Hari ini tepat Gelby melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia memberi nama anaknya Zhico Brayson Elguard. sebagai bentuk penghormatan kepada suaminya. Setiap kali melihat wajah anaknya, Gelby selalu teringat pada Arga.

Meskipun hidup tanpa Arga sangatlah sulit, Gelby berusaha untuk tetap tegar. Ia ingin menjadi ibu yang baik untuk anaknya. Ia ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang kuat dan mandiri seperti ayahnya. Ia akan menceritakan tentang ayahnya kepada anaknya kelak, agar Zhico selalu mengingat sosok ayahnya yang begitu dicintai.

Tahun demi tahun berlalu, luka di hati Gelby perlahan mulai memudar. Ia menyadari bahwa Arga akan selalu ada di dalam hatinya. Ia juga percaya bahwa suatu saat nanti, ia akan bertemu kembali dengan Arga di surga.

Sekarang usia Zhico memasuki delapan tahun. Setiap hari Gelby membawa sang anak pergi ke laut untuk menyampaikan kerinduanya kepada Arga.

Sore ini Gelby membawa sang anak duduk ditepian laut. Mereka menikmati angin dan ombak, disaat sedang asyik melihat laut Gelby pun menangis saat sang anak terus memanggil nama Arga. 

"Ayah." Ucap anak kecil itu sambil mendekati air laut yang menerjang kakinya.

"Ayah bolehkah aku melihat wajahmu secara langsung dan memeluk Ayah untuk pertama kalinya, Aku ingin sekali Ayah. Aku sangat menyayangimu." Lirih Zhico diiringi dengan air mata yang jatuh dipipinya.

Gelby yang melihat itupun tangisnya pecah ia langsung menghampiri sang anak dan langsung memeluknya. tubuhnya gemetar hebat. Ia memeluk Zhico erat, Kenangan tentang Arga kembali berputar di benaknya. Senyum hangat Arga, tawa renyahnya, dan pelukan hangat yang selalu membuatnya merasa aman.

"Arga, lihatlah anak kita sudah besar." Ucap Gelby.

" Wajah kalian sangat mirip ga, dia juga sangat pintar dan patuh. Aku berhasil Arga." 

" Apakah kamu melihat kami dari atas sana, Aku selalu merindukanmu Arga." 

"Laut, bolehkah aku melihat jasad suamiku untuk terakhir kalinya." Ucap Gelby sambil terisak.

Melihat sang ibu menangis Zhico langsung memeluk Gelby. Tangannya perlahan mengusap air mata Gelby secara perlahan.

"Ibu, Zhico sayang ibu. Aku akan selalu berada disamping ibu." Ucap Zhico.

"Arga, lihatlah Zhico sekarang. Dia sudah tumbuh besar dan menjadi anak yang baik. Dia sangat menyayangimu." 

 "Aku tidak pernah menyangka hidup akan sekejam ini. Kau pergi begitu saja, meninggalkanku dan Zhico." Lirih Gelby, matanya menatap kosong kearah laut lepas.

Zhico yang melihat ibunya begitu terpukul hatinya juga ikut teriris. Ia tahu betapa besar kehilangan yang dirasakan ibunya. Dengan lembut, Zhico mengelus rambut Gelby.

"Ibu, jangan sedih terus. Ayah pasti tidak ingin melihat Ibu seperti ini." ucap Zhico berusaha menghibur ibunya.

Seiring berjalannya waktu, luka di hati Gelby perlahan mulai menghilang. Zhico selalu berusaha menjadi anak yang baik dan membuat ibunya bangga. Ia tahu, itulah cara terbaik untuk menghormati ayahnya.

Meskipun Arga telah tiada, namun cinta dan kasih sayangnya tetap hidup di hati Gelby dan Zhico. Mereka akan selalu mengingat Arga sebagai sosok suami dan ayah yang baik.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Cerpen
Laut Kembalikan dia kepadaku
Yuliana indah lestari
Novel
Tentang Aku Dan Kelana
Xie Nur
Novel
Gold
ADIBA
Noura Publishing
Novel
BAHKAN JIKA CINTA INI
mahes.varaa
Novel
SUAMIKU CRAZY SHOPPING
Ochiieet Queenbee
Novel
Bronze
Cintai Aku Apa Adanya
Sandra Arq
Komik
After Death, Villainess!
Salsabila Balqis
Novel
Bronze
Let"s Move Or Fly!
Syane Raphaeli Irawan
Novel
Bronze
Destin
Rizka Ayu
Novel
Di Antara Ribuan Jeda
Ghoziyah Haitan Rachman
Novel
Bronze
Assalamu'alaikum Cinta
Bazigha
Novel
MILAN-Kasih tak Sampai
Fitriya
Novel
Hasrat Liar Adik Ipar
MoreShinee
Novel
My Beloved Best Friend
Karang Bala
Cerpen
Bronze
Surat dari Masa Lalu
kevin andrew
Rekomendasi
Cerpen
Laut Kembalikan dia kepadaku
Yuliana indah lestari