Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
LARI!
1
Suka
899
Dibaca

Namaku Endah. Aku tinggal bersama adikku, Denis. Aku sendiri sudah bekerja di pabrik sedangkan Denis masih SMA. Orang tua kami tetap tinggal di desa. Setiap hari Senin hingga Jumat aku berangkat jam satu siang dan pulang kerja jam sembilan malam malam tepat, biasanya Denis yang membukakan pintu kontrakan saat aku pulang. Tetapi, ada satu kisah ajaib yang akan aku ceritakan pada kalian. Waktu dimana aku harus berlari seperti Usain Bolt sepanjang malam. Berawal di jam tujuh malam, aku masih ingat. Hari itu aku libur selama dua hari karena demam. Jadi aku dirumah seharian, meski begitu aku tetap harus membersihkan rumah, mencuci, memasak, dan lain-lain. Lantas kemana Denis? Dia masih bersekolah waktu itu dan karena ada ekstra ia harus pulang sore hari.

“Mbak, Denis nanti pulang jam 9 ada kerja kelompok, sekalian Denis beliin bakso.”

Begitulah sms dari Denis yang kubaca jam lima itu yang aku balas dengan penuh kegirangan. Jadi kuputuskan untuk menonton drama India di televisi saja. Namun, belum setengah jam semenjak sms tersebut aku mendengar pintu depan diketuk dan kudengar suara Denis memanggilku.

“Mbak! Mbak!”

“Ya, bentar!”

Kubuka pintu itu dan kulihat Denis ada di sana.

“Lah? Katanya jam sembilan?” Tanyaku dengan penuh keheranan, lalu aku mencoba mencari mana bakso yang dijanjikannya. Benda itu tidak ada di tangannya.

“Ah, masa gitu aja percaya? Ehehehe...”

“Ehehe... bibirmu! Yaudah masuk, udah mau magrib.”

“Oke.”

Denis langsung masuk kekamarnya, sedangkan aku yang masih kesal segera mematikan televisi dan duduk di ruang tamu yang beralaskan karpet sambil facebookan. Aku tidak sholat magrib karena sedang haid hari ini. Jari-jariku sibuk membalas komentar dari sahabatku si pemilik akun Aziz Gantenx, iya, bisa ditebak seperti apa rupanya. Betul, dia mirip Ariel Peterpan tapi yang versi kecebur got.

Kamu masih ngontrak di sana sama adikmu?

Memang kenapa? Tanyaku heran.

Namun, sebuah emot tertawa dikirimkan olehnya. Aku tidak mengerti ini orang kenapa sebenarnya?

Kamu nggak tahu kalau daerah sana itu angker?

Aku mengangkat alisku karena kebingungan, pasalnya selama tinggal di daerah ini aku sama sekali tidak ada gangguan apa pun. Eh, dasar si Aziz yang mukanya gak ganteng ini! Jangan-jangan dia cuma mau nakutin aja.

Kubalas pesannya, Memang kamu lupa kalau aku dulu pernah nendang setan pas pramuka di sekolah?

Eh, Siti! Itu sih cuma kakak kelas.

Eh, Bondet! Setan itu nggak ada!

Tepat setelah aku mengetikkan hal itu, tiba-tiba Denis keluar dan ikut duduk di atas karpet hijau sambil membawa camilan. Kedatangannya yang tanpa suara nyaris membuatku melompat.

“Mbak?”

“Hm?”

“Pas sendirian gak takut setan?” Tanya Denis sambil mengunyah kacangnya tanpa dosa.

“Gak.”

“Gimana ya? Denis tuh kawatir, soalnya tadi pas pulang kan Denis mampir ke warung, eh gak sengaja denger gosip kalo kontrakan kita tuh angker.”

“Hush! Itukan Cuma gosip, lagian kalo angker udah dari dulu kita diganggu. Kita aja udah enam bulan di sini tapi gak diganggu.” Kataku.

“Mbak jangan keras-keras nanti kedengeran lagi.”

“Siapa yang denger?”

“Setannya..”

“Kamu tuh setannya! Hahaha..”

Kami terus bercanda sambil pukul-pukulan. Dan saat kami bercanda pintu depan diketuk.

Tok. Tok. Tok.

Tanpa menengok ke arah pintu, Denis berkata, “Buka aja mbak kali aja Mas Rahmat datang ngelamar.”

“Ndiasmu!”

Aku segera berdiri dan kubuka pintu itu..

“Denis?” Aku sejenak tak bisa berpikir.

“Mbak?”

Tunggu duluu..

“Mbak kok pucet?”

“e..eee...eee...”

Perlahan kepalaku menengok ke dalam. Bukannya menghilang seperti di film-film, sosok Denis itu yang kuajak bicara di depan televisi masih ada di sana dan menyeringai tajam.

“Ada apa sih mbak?” Pundakku ditepuk kencang.

“A..ada eh?”

Sosok di depan televisi sudah hilang, menyisakan toples kacang yang terbuka.

“Denis masuk ya capek.”

“I..iya, iya..”

Kututup pintu itu dan kukunci. Haduh setan.. setan..

Pyar! Kudengar suara gelas jatuh di belakang. Bulu kudukku mulai berdiri tegak.

“Den.”

Tak ada jawaban.

“Denis!”

Tak ada jawaban. Mungkin ia sudah tidur. Aku masih berada diruang tamu, aku tak berani memeriksa ke sana. Aku diam di sana. Dan lampu tiba-tiba mati.

“Anjirr.. Deniss.!!” Teriakku.

Tiba-tiba pundakku menyentuh sesuatu.

“Mbak lilinnya mana?”

“Li..lilinnya dilemari.”

“Mana keliatan!” Seru Denis.

“Pake senter hapemu!” Aku tak kalah paniknya.

“Oiya, tapi yakin mau liat?”

Pertanyaan itu mengandung kalimat seram. Saat cahaya mulai menyala, tampaklah sosok yang sebenarnya, pria tanpa kepala. Oh, sial!

“Hwaaaaa.....”

Aku langsung bangkit dan bersusah payah membuka pintu depan dan ia makin mendekat.

“Mbak lilinnya mana? Denis gak bisa liat.” Ucap sosok itu dengan suara mirip Denis.

Klek! Klek! Klek!

Aku jatuh terjerembab ke lantai dan berusaha membuka pintu tersebut. Sosok tersebut tidak berjalan seperti manusia, tetapi melayang ke arahku dengan cepat. Aku tanpa pikir panjang lagi hanya bisa melempar sepatu dan ternyata tembus! Namun, pada akhirnya aku berhasil membuka pintu itu dan lari keluar. Kampretnya malam ini benar-benar sepi! Kemana para penduduk yang lain ketika ada peristiwa horor begini? Heran deh!

Aku terus lari sampai pos ronda berharap ada bantuan, dan akhirnya aku melihat Pak Dirman ada di sana sedang duduk sendirian.

“Pak! Pak Dirman!” Teriakku.

“Ehh.. ada apa neng?”

“Dirumah saya ada setan! Ada setan!”

“Setan?"

"Iya!" Aku berseru panik.

"Maksudnya kaya gini?”

Aku melihat sosok Denis yang menyeringai menggantikan sosok Pak Dirman.

“Waaaa....!!!”

Aku lari lagi sampai ujung gang. Di sana sesosok lagi telah menunggu, kali ini sosok tanpa kepala.

“Ya Allah apa dosaku??” aku berbalik lagi dan berlari.

Belum cukup sampai disitu, aku terjebak ditempat ramai, dengan kata lain bazar setan. Memang kelihatan normal, tapi jika dilihat baik-baik mereka sangat mengerikan. Aku berlari mencari jalan keluar tapi tidak ketemu. Rasanya tempat ini tanpa ujung.

“Ya Allah...”

Para makhluk di sana mendekat kearahku dan memperlihatkan wujud aslinya yang menyeramkan. Badanku kaku, bibirku tak bisa bersuara. Gelap.

“Mbak.. mbak bangun..”

Aku terbangun dan melihat banyak orang di sekelilingku. Denis memelukku sambil menangis. Apa yang terjadi padaku?

“Mbak, tadi malam kenapa? Mbak kok bisa pingsan dikuburan?” tanya Denis.

“Kuburan?”

Setelah seluruh kekuatanku kembali, aku menceritakan semua kejadiannya. Denis pun sampai minta maaf karena meninggalkan aku di rumah saat malam. Saat aku sadar hari sudah pagi, katanya seorang penjaga makam alias Pak Min menemukanku tergeletak di samping makam. Barulah aku tahu kalo makam itu ternyata makam penyewa kontrakan kami sebelumnya yang tewas dibunuh jam delapan malam di ruang tamu. Dan satu lagi, ternyata malam itu adalah hari kematiannya setahun lalu.

Aku hanya bisa pasrah. Saat menulis inipun aku sudah menikah dan tinggal dikontrakan lain, sedangkan Denis kuliah di luar kota. tunggu! Apa itu yang di jendela kamarku? Oh tidak. Mereka masih mengikutiku!

Tapi tenang. Mereka akan mengikuti kalian setelah membaca cerita ini, hehe.

Tamat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
LARI!
Noer Eka
Cerpen
Tetanggaku yang Pendiam
Marion D'rossi
Flash
Bronze
Tumbal di Sumur Tua
Risti Windri Pabendan
Skrip Film
ADIKODRATI - Kembali untuk Menghantui
@mahartania__
Flash
Kaya
Dark Specialist
Novel
ZOMBI DAN MEREKA YANG TAK BISA MATI
Meliana
Flash
Udah Belum?
irishanna
Cerpen
Bronze
Si Mata Hijau
Eki Saputra
Flash
Bronze
Mobil Baru Teman Sekelasku
Nabil Bakri
Skrip Film
PENJAGA KUBUR
Embart nugroho
Cerpen
Awas Kepala Buntung
Muhammad Adli Zulkifli
Cerpen
Bronze
Malam di Sungai Lamandau
Risti Windri Pabendan
Flash
PESTA DI MALAM ITU
eunike_xiuling
Flash
Bronze
Jangan Lihat Ke Belakang
Nisa
Novel
Bronze
Diluar Nalar
Terajaana
Rekomendasi
Cerpen
LARI!
Noer Eka
Flash
Hantu Kesepian
Noer Eka
Cerpen
Menggantikan Tukang Takjil
Noer Eka
Cerpen
Tentara Yang Sendirian
Noer Eka
Cerpen
Malam Itu
Noer Eka
Cerpen
Thalasophobia
Noer Eka
Flash
Blog Misteri
Noer Eka
Flash
Karena Aku Bosan
Noer Eka
Cerpen
Masculine Woman
Noer Eka
Cerpen
Penguasa Lautan
Noer Eka
Cerpen
Kisah Pembunuh Berantai
Noer Eka
Flash
Rekaman
Noer Eka
Cerpen
Dalam Tidur
Noer Eka
Flash
Two Killers
Noer Eka
Cerpen
Telepon Iseng!
Noer Eka