Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Pagi itu, langit di atas Jenggala menggigil sunyi. Kabut menggantung malas, seolah enggan menyaksikan satu lagi takdir anak manusia yang dikoyak oleh tangan sesama, bukan oleh manusia durjana. Di dalam kamar sempit sebuah asrama, Gilang terbaring bungkam. Tubuhnya dingin, lebam-lebam menghitam, dan matanya yang dulu berpendar, seolah menyimpan bara ketika menghafal dogma suci, kini tinggal sepasang kaca beku. ia diantarkan puluhan warga desa yang nestapa, bagaimana tidak!!. Dulu dianggap sebagai matahari kecil yang siap mengganti pe...