Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Langit Malam untuk Bulan dan Bintang
1
Suka
2,180
Dibaca

Bulan ingat betul, senja di kota ini selalu punya cerita indah untuk mereka. Sejak pertama kali mata mereka bertemu di lorong sekolah menengah, saat Langit yang selalu ceria itu dengan gampangnya bisa membuat aku yang pendiam ini tersenyum, kota ini sudah jadi saksi bisu setiap langkah perjalanan cinta mereka. Mereka tumbuh bersama, dari cinta monyet yang malu-malu hingga ikatan dewasa yang rasanya tak bisa lagi digoyahkan oleh apa pun. Sepuluh tahun itu bukan waktu yang sebentar, cukup untuk bulan mengukir setiap detail wajah Langit, tawanya, dan semua mimpinya di sudut hati terdalam nya.

Bulan, bekerja sebagai desainer grafis dari rumah. Jiwanya rasanya sehalus sentuhan kuas digital di layar komputer. Rambutnya hitam legam, biasanya dia gelung rapi, membingkai wajah oval dengan sepasang mata cokelat yang seringkali menyiratkan kesedihan, tapi bisa langsung bersinar terang jika Langit ada di dekatnya. Langit, dia seorang arsitek muda yang ambisius, dengan senyum lebarnya yang menular dan energi yang rasanya tidak pernah habis. Dia itu jangkar untuk bulan dan langit adalah oase ketenangan buatnya. Mereka seperti dua kutub yang saling melengkapi, saling menarik dalam harmoni yang sempurna. Atau setidaknya, bulan pikir begitu.

Hari itu, di tanggal spesial , mereka merayakan hari jadi yang kesepuluh di sebuah kedai kopi langganan di pinggir kota. Udara di luar memang dingin sekali, menusuk tulang, tapi kehangatan dari secangkir kopi favorit bulan dan sorot mata Langit itu berhasil membuatnya merasa sangat aman. Langit meraih tangan bulan, membelai cincin perak sederhana yang dia beri bertahun-tahun lalu. "Bulan," suaranya lembut, tapi penuh tekad yang membuat jantung bulan berdesir. "Kita sudah melewati banyak hal, ya. Canda, tawa, bahkan air mata. Aku nggak bisa bayangin hidupku tanpa kamu." langit menatapnya, jantung bulan berpacu kencang. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya.

Langit mengeluarkan kotak beludru merah marun dari saku jaketnya. "Aku ingin kita punya lebih banyak malam bersama. Malam yang abadi. Maukah kamu, Bulan, jadi istriku, jadi cahaya untuk langit di setiap malam tanpa pernah pudar?" Air mata bulan langsung menetes, dia tidak bisa menahannya. Bulan mengangguk tanpa ragu, suaranya tercekat. "Ya, Langit. Selamanya, ya." mereka berpelukan erat, janji pertunangan yang ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
This Is Why We Don't Break People
Aurum
Novel
Omaku Sayang, Omaku Malang
Fii
Skrip Film
Perjalanan Bukan Pelarian
Muhammad Iqbal Hanifah
Cerpen
Bronze
Langit Malam untuk Bulan dan Bintang
Ningningluvvzz
Flash
Laras Hebat!
Yutanis
Cerpen
Bronze
Senja Di Ujung Jalan
Tino Perdiyansya
Novel
My Home
Nur Irawati
Novel
Patriot Muda
Riska Gustania
Novel
Bronze
Elegi 98
Sarwono
Cerpen
Bronze
The Gift of the Magi
Jumel
Skrip Film
Lucky point
Adnan maulana
Novel
Ketika Cinta Menuntun Pulang
Willian Selva
Cerpen
Bronze
Jodoh Gunung
Anjrah Lelono Broto
Cerpen
Bronze
It's My Life
Fidiya Sharadeba
Novel
Bronze
kosong
ayi-r
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Langit Malam untuk Bulan dan Bintang
Ningningluvvzz
Cerpen
Bronze
Embun untuk Daun
Ningningluvvzz
Cerpen
Bronze
ANTARA KITA
Ningningluvvzz
Novel
I Became The Mother of Duke Family
Ningningluvvzz
Cerpen
Bronze
Rinai Hujan
Ningningluvvzz