Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Tante Sri harus mengakui hanya lah Bram, yah hanya lah dia yang mengerti kebutuhan akan birahi dan hasrat Sri kekasih nya itu, wajar saja Sri memanjakan Bram dengan segala fasilitas kemewahan, supaya Bram tidak tergoda lagi dari panggilan tante tante yang lain.
Bram selalu memanjakan, dan menyentuh menikmati serta memberi rasa nikmat pada seluruh permukaan kulit tante Sri tanpa terlewatkan oleh setiap sentuhan nya. Tak di sadari oleh Bram, itu lah yang membuat wanita itu tergila gila pada nya. Hingga fasilitas kemewahan di gelontorkan oleh tante Sri kepada Bram, supaya Bram tetap bertahan di bawah ketiak tante Sri.
Secara berangsur Ayu pun kembali pulih dari rasa sakit yang ia alami. Berkat obat yang telah ia minum, serta beberapa makanan yang sudah masuk dalam tubuh nya membuat kesehatan nya jauh lebih baik.
Ayu mencoba memegang air di dalam kamar di Vila itu, rasa nya tak terlalu dingin. Mungkin kulit nya sudah dapat menyesuaikan di lokasi peknik tersebut. Ayu membasuh wajah cantik nya dengan air serta membersihkan nya. Setelah di rasa cukup Ayu pun segera menuju kamar nya lalu ia memoles sedikit bedak tabur pada wajah nya serta memberikan sedikit lipstik untuk membuat bibir itu menjadi merah.
"Anjir Ayu cantik sekali yah!" Ucap Bram dalam hati setelah melihat Ayu datang dan bergabung pada kelompok nya malam itu. Ayu sedikit menganggukan kepala nya saat ke dua mata nya bertabrakan dengan mata Bram. Bram memberikan senyum untuk membalas anggukan wanita yang barusan ia tolong.
Di antara yang berkumpul malam itu, sebagai anak muda yang berstatus masih kuliah itu, sudah tentu masing masing asik dengan obrolan di antara semua nya. Di bali api ungun yang menyala itu, tiba tiba Bram datang menghampir Ayu dengan dua buah jangung bakar serta teh manis hangat di tangan nya.
"Ayu, aku boleh ikutan duduk di sebelah mu?" Tanya Bram setelah berdiri di samping Ayu.
"Silahkan mas, monggo duduk aja" sahut Ayu sedikit gugup.
"Makasih Ayu, aku sengaja membawa kan ini untuk kita berdua, mudah mudahan kamu suka" ucap Bram setelah duduk di samping gadis itu.
"Waduh mas, gak usah repot repot mas, Ayu bisa ambil sendiri kok" sahut Ayu lalu mengambil sebuah jagung bakar serta gelas yang berisi teh itu dari tangan pria tampan di samping nya.
Ke dua nya pun duduk bersama dalam hangatan api yang masih menyala.
"Bagaimana kondisi mu Ayu, apakah sudah sedikit membaik?" Tanya Bram dengan penuh perhatian.
"Iya mas Bram, keadaan Ayu sudah lebih baik di banding tadi. Oh ya mas, Ayu mengucapkan makasih banyak yah, atas perhatian mas Bram ke Ayu" sahut Ayu tanpa berani menatap pria tampan itu lebih lama.
Ayu hanya berani mencuri curi pandang, hanya bisa berani melihat dari ekor mata saja, ntah kenapa demikian. Mungkin faktor di hati nya merasa nyaman dengan pria yang duduk di sebelah nya saat ini.
"Syukur kalau begitu Ayu, sehingga kamu bisa ikutan rame rame dengan ...