Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Labirin Jiwa
0
Suka
2,141
Dibaca

Di ruang praktik yang remang-remang, Dr. Alvian menghela napas panjang. Jam dinding menunjukkan pukul delapan malam, tetapi di mejanya masih ada setumpuk berkas pasien yang menunggu. Hujan di luar mengetuk jendela, seolah ikut merasakan kelelahan yang membebani bahunya. Setelah sepuluh tahun berpraktik, ia telah mendengar ribuan kisah: trauma masa kecil, kecemasan yang melumpuhkan, depresi yang menghanyutkan. Ia terbiasa menjadi telinga yang mendengar dan pikiran yang menganalisis, tetapi ia selalu menjaga jarak. Ia percaya, seorang psikolog harus seperti cermin jernih, merefleksikan masalah pasien tanpa pernah terpengaruh olehnya.

Pasien terakhirnya hari itu adalah Kinar, seorang seniman berusia dua puluhan yang memiliki bakat luar biasa dalam melukis, tetapi terperosok dalam jurang halusinasi yang tak berujung. Alvian sudah menanganinya selama enam bulan, dan ini adalah sesi terakhir mereka sebelum Kinar dirujuk ke psikiater. Kinar bukan pasien biasa. Halusinasinya begitu detail, begitu nyata, hingga Alvian sendiri kadang merasa merinding. Kinar tidak melihat monster atau makhluk mengerikan, melainkan sesuatu yang jauh lebih abstrak: Labirin Jiwa.

Kinar menjelaskan, "Setiap orang punya labirin, Dokter. Terbuat dari pikiran-pikiran yang terpendam, ketakutan yang terkunci, dan kenangan yang dilupakan. Labirin saya terbuat dari warna-warna yang berteriak, dari kuas yang melompat-lompat tanpa kendali." Alvian mendengarkan dengan saksama, mencatat setiap detail. Ia melihat metafora itu sebagai manifestasi visual dari kekacauan di pikiran Kinar.

"Dan saya bisa melihat labirin orang lain, Dokter," Kinar melanjutkan, suaranya pelan dan serak. "Labirin Dokter Alvian... dindingnya sangat tebal. Terbuat dari beton dan baja. Tidak ada pintu sama sekali."

Alvian tersenyum tipis, "Itu karena saya harus tetap objektif, Kinar. Saya tidak bisa membiarkan diri saya terjebak dalam masalah pasien saya."

Kinar menggelengkan kepalanya, matanya yang besar dan hitam menatap lurus ke mata Alvian. "Bukan itu, Dokter. Itu bukan tentang pasien. Itu tentang diri Dokter sendiri. Labirin itu... bukan hanya penjara, tapi juga magnet. Semakin dalam Dokter mencoba menembus labirin orang lain, semakin besar kemungkinan Dokter tertarik ke dalam labirin Dokter sendiri."

Pernyataan itu membuat Alvian sedikit tidak nyaman, tetapi ia menyembunyikannya dengan senyum ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Labirin Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Novel
JALUR ILEGAL
Hendra Wiguna
Novel
Pukul Satu
Azia Fadila Madani
Novel
Bronze
PKL DI DESA GOSAN
Nunung Hartati
Novel
NENG!
Via Mardiana
Cerpen
Bronze
Kota Mati/ Langit tanpa suara
Novita Ledo
Cerpen
Sunyi Terlarang
Ade Vina
Novel
Bronze
Kuda Bisik~Novel~
Herman Sim
Novel
Divisi Astral
Naufal Abdillah
Novel
Gold
Fantasteen: Kage
Mizan Publishing
Novel
Bronze
RUWAT ~Novel~
Herman Sim
Novel
TAKKUT
zainab najmia
Novel
Gold
At the Mountains of Madness dan Other Stories
Noura Publishing
Novel
Gondo Mayit
Richi Rizkya
Novel
Bronze
My Doll
SalsaShafa
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Labirin Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Kaktus Berdarah Seri 01
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suwanita
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kaca Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan Dari Bawah Tanah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Delusi Atau Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dia Bukan Bayi Ku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sahabat Backpacker Ku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kamera Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Bersama Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Kaktus Berdarah Seri 02
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aroma Kopi Di Bangunan Tua
Christian Shonda Benyamin