Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Labirin Jiwa
0
Suka
1,252
Dibaca

Di ruang praktik yang remang-remang, Dr. Alvian menghela napas panjang. Jam dinding menunjukkan pukul delapan malam, tetapi di mejanya masih ada setumpuk berkas pasien yang menunggu. Hujan di luar mengetuk jendela, seolah ikut merasakan kelelahan yang membebani bahunya. Setelah sepuluh tahun berpraktik, ia telah mendengar ribuan kisah: trauma masa kecil, kecemasan yang melumpuhkan, depresi yang menghanyutkan. Ia terbiasa menjadi telinga yang mendengar dan pikiran yang menganalisis, tetapi ia selalu menjaga jarak. Ia percaya, seorang psikolog harus seperti cermin jernih, merefleksikan masalah pasien tanpa pernah terpengaruh olehnya.

Pasien terakhirnya hari itu adalah Kinar, seorang seniman berusia dua puluhan yang memiliki bakat luar biasa dalam melukis, tetapi terperosok dalam jurang halusinasi yang tak berujung. Alvian sudah menanganinya selama enam bulan, dan ini adalah sesi terakhir mereka sebelum Kinar dirujuk ke psikiater. Kinar bukan pasien biasa. Halusinasinya begitu detail, begitu nyata, hingga Alvian sendiri kadang merasa merinding. Kinar tidak melihat monster atau makhluk mengerikan, melainkan sesuatu yang jauh lebih abstrak: Labirin Jiwa.

Kinar menjelaskan, "Setiap orang punya labirin, Dokter. Terbuat dari pikiran-pikiran yang terpendam, ketakutan yang terkunci, dan kenangan yang dilupakan. Labirin saya terbuat dari warna-warna yang berteriak, dari kuas yang melompat-lompat tanpa kendali." Alvian mendengarkan dengan saksama, mencatat setiap detail. Ia melihat metafora itu sebagai manifestasi visual dari kekacauan di pikiran Kinar.

"Dan saya bisa melihat labirin orang lain, Dokter," Kinar melanjutkan, suaranya pelan dan serak. "Labirin Dokter Alvian... dindingnya sangat tebal. Terbuat dari beton dan baja. Tidak ada pintu sama sekali."

Alvian tersenyum tipis, "Itu karena saya harus tetap objektif, Kinar. Saya tidak bisa membiarkan diri saya terjebak dalam masalah pasien saya."

Kinar menggelengkan kepalanya, matanya yang besar dan hitam menatap lurus ke mata Alvian. "Bukan itu, Dokter. Itu bukan tentang pasien. Itu tentang diri Dokter sendiri. Labirin itu... bukan hanya penjara, tapi juga magnet. Semakin dalam Dokter mencoba menembus labirin orang lain, semakin besar kemungkinan Dokter tertarik ke dalam labirin Dokter sendiri."

Pernyataan itu membuat Alvian sedikit tidak nyaman, tetapi ia menyembunyikannya dengan senyum ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Labirin Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan di Jendela
Risti Windri Pabendan
Flash
Bronze
ALONE
Shabrina Farha Nisa
Novel
Bronze
Rahasia Kematian
Herman Sim
Flash
Yang Berjalan di Tengah Malam
lusi anda sudjana
Flash
Residu
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Joni
Xavier Benedick
Flash
Bronze
Berdansa Dengan Hantu
Adnan Fadhil
Skrip Film
BURUNG KECIL DI HUTAN KEGELAPAN
Reiga Sanskara
Komik
Bronze
Hu-man: The Perfect Child
morningmoonmoon.id
Cerpen
Bronze
Suara Terompet
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Villa Anomali
Nabilla Shafira
Cerpen
Bronze
Malam di Sungai Lamandau
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
19:00
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Perjalanan ke North-Hill
Haryati SR
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Labirin Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Terompet
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
19:00
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Yakin Ini Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Nyata Dan Bercerita
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Boneka Bobo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Yang Tersisa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Balik Kaca
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Streamer Yang Tragis
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin