Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sebuah pesan dari nomor tak dikenal baru saja diterima oleh puan yang sedang menikmati makan siang di kantin fakultas setelah setengah hari bergumul dengan tugas kuliah–sekaligus merenungi dirinya yang kini telah melepas status menjalin hubungan dengan lelaki yang merupakan kakak tingkatnya. Matanya menyipit melihat layar gawai saat menemukan dirinya ditambahkan ke sebuah ruang obrolan oleh nomor tak dikenal.
Nomor Tak Dikenal
| Hai, Anneth. Gue Mahen.
| Gimana tugas liputan nanti?
| Gue mau segera ngerjain sebelum tenggat.
Oh. Itu Mahendra, teman sekelas yang harus berkelompok dengan Anneth dalam suatu mata kuliah. Mereka tak pernah melakukan obrolan satu kalipun dan kini harus dipertemukan atas nama tugas. Dia tampak berambisi juga, pikir Anneth melihat caranya yang tiba-tiba menghubungi tanpa berbasa-basi. Suapan kedua yang sudah disiapkan Anneth di atas piring tak lagi ingin ia lahap karena atensinya kini berada dalam layar gawai yang sibuk menyentuh papan kibor untuk mengetik balasan yang tepat.
Anneth
Hai, Mahen. Ngerjainnya setelah gue makan siang, gimana? |
Butuh beberapa menit bagi Anneth mengecek kembali huruf demi huruf yang ia ketik sebelum menekan tombol kirim, hingga sebuah suara yang sangat ia kenali menyapa dan membuat dirinya malas untuk melanjutkan makan siang.
“Enggak dihabisin?” sahut suara yang berasal dari hadapannya.
“Udah kenyang,” jawab Anneth berusaha tak memberikan kontak mata pada lelaki yang baru saja berpindah duduk ke sampingnya.
“Sayang? Kamu masih marah soal minggu lalu, ya?”
Cih.
“Kak Deon, aku harap Kakak ng...