Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Bab 1 – Ranjang Tua di Toko Antik
Pak Darman, seorang ayah tunggal yang hidup sederhana, selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk putri semata wayangnya, Melati. Melati, yang baru genap empat belas tahun, adalah segalanya bagi Pak Darman. Ulang tahun Melati yang ke-14 semakin dekat, dan Pak Darman ingin memberikan hadiah yang tak terlupakan. Bukan sekadar boneka atau pakaian, tapi sesuatu yang istimewa, yang bisa dikenang. Setelah menabung beberapa bulan, ia memutuskan untuk mencari ranjang baru yang lebih nyaman untuk Melati, ranjang yang bisa menjadi tempat beristirahat sekaligus zona nyaman baginya.
Pencariannya membawanya ke sebuah toko barang antik di pinggiran kota, sebuah tempat yang jarang ia kunjungi. Toko itu tersembunyi di balik deretan toko-toko modern, dengan cat dinding yang mengelupas dan papan nama kayu yang sudah usang. Aroma apak dan debu langsung menyambutnya begitu ia melangkah masuk. Di antara tumpukan perabot tua, jam dinding berkarat, dan patung-patung usang, pandangannya terpaku pada sebuah ranjang kayu jati yang berdiri megah di sudut ruangan.
Ranjang itu bukan sembarang ranjang. Ukiran tangan yang rumit menghiasi seluruh rangkanya, menampilkan pola sulur bunga yang membelit dan beberapa wajah samar yang seolah muncul dari kayu. Warna cokelat gelapnya memberikan kesan mewah sekaligus misterius. Pak Darman mendekat, mengagumi keindahan detailnya. Ada sesuatu yang menarik, namun pada saat yang sama, ada aura dingin yang menyelimuti ranjang itu, seolah energi tak kasat mata memancar darinya. Ia mengusap permukaan kayu yang terasa halus namun dingin.
"Mencari apa, Pak?" Suara serak seorang pria tua membuyarkan lamunan Pak Darman. Pemilik toko, seorang kakek kurus dengan tatapan kosong, muncul dari balik rak buku.
"Ini... ranjang ini," kata Pak Darman, menunjuk. "Berapa harganya?"
Pria tua itu menatap ranjang dengan pandangan yang sulit diartikan—ada sedikit kelegaan bercampur ketakutan d...