Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Bronze
kutukan Bulan
2
Suka
2,240
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Jakarta pagi itu terasa lembap oleh sisa hujan semalam. Clara Amara melangkah cepat di trotoar Sudirman, tas kulit cokelatnya dipenuhi dokumen kuno untuk pameran museum esok hari. Rambut hitamnya yang biasanya tertata rapi kini berantakan tertiup angin, tapi ia tak peduli. Sebagai kurator termuda di Museum Sejarah Nusantara, ia terbiasa berlari melawan waktu.

"Tolong, tunggu!" teriaknya pada tukang loak yang hendak menutup lapaknya di pinggir jalan. Matanya tertuju pada sebuah cermin persegi delapan dengan bingkai perunggu berukir naga. Ukirannya khas Dinasti Qing, tapi ada simbol aneh di sudutnya: **sepasang mata kucing yang menyala**.

"Berapa, Bang?" tanya Clara, jarinya hampir menyentuh permukaan kaca yang keruh.

"Lima ratus ribu," jawab si tukang loak sambil mengunyah sirih. "Barang ini kutemukan di gudang bekas rumah tua di Glodok. Katanya, pemilik sebelumnya tewas misterius. Tertarik?"

Clara mengerutkan kening. Sebagai ahli artefak, ia tahu cermin ini bukan sekadar barang antik—ada energi aneh yang memancar darinya. Tapi sebelum ia bisa menolak, angin tiba-tiba bertiup kencang. **Suara perempuan** berbisik dari dalam cermin:

"Bawa aku pulang…"

Dada Clara sesak. Tanpa pikir panjang, ia mengeluarkan uang dan menggenggam cermin itu.

**Museum Sejarah Nusantara, pukul 15.00**

Di ruang arsip bawah tanah, Clara mengusap debu dari cermin dengan kain mikrofiber. Simbol mata kucing itu kini jelas terlihat, menyala lembut dalam gelap.

"Kau tidak seharusnya di sini," gumamnya, jari telunjuknya menelusuri ukiran naga.

Tiba-tiba, **percikan biru** menyambar dari cermin. Clara terpental ke belakang, punggungnya membentur rak besi. Suhu ruangan anjlok. Di permukaan kaca, bayangannya berubah: seorang perempuan dengan telinga runcing dan mata hijau menyala sedang tersenyum sinis.

*"Clara… akhirnya kita bertemu,"* suara itu bergema, menusuk tulang telinganya. *"Kau adalah keturunan terakhir Kirana. Bersiaplah."*

"Bersiap untuk apa? Siapa kau?!" t...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp3.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Cerpen
Titik dan Koma
Aneidda
Cerpen
Bronze
kutukan Bulan
Taufik reja waluya
Flash
Riang Dalam Hening
Akara Drawya
Novel
Marvin untuk Nara
Larasatiameera
Cerpen
Laut Kembalikan dia kepadaku
Yuliana indah lestari
Novel
Rintik Hujan Tak Pernah Berpisah Dengan Awan
I.K Pradana
Komik
Ruang Hampa
Jacqueline Jesseline
Novel
Life for Love
Fatimatuzzahro
Cerpen
Bronze
Jejak Aroma
Alina Fresila
Novel
Bronze
9 SKALA RICHTER
DENI WIJAYA
Cerpen
Bronze
Hari ketika Monda Jatuh Cinta
Afri Meldam
Cerpen
Sebatas Bercanda
Elsa Setyawati Sumule
Novel
Twinflame 2 (Cinta Tanpa Syarat)
Princess Cindy
Cerpen
Bronze
A letter: Unbreakable Love From Seoul
lidia afrianti
Novel
Bronze
MY LOVE IN AIR (Kubiarkan Cinta Ini Terbang Bebas di Udara)
aisyah nur hanifah
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
kutukan Bulan
Taufik reja waluya
Cerpen
Cinta kucing
Taufik reja waluya
Cerpen
Introvert me
Taufik reja waluya
Cerpen
Cahaya di Balik Ranting
Taufik reja waluya
Cerpen
Penyihir bulan dan kucing ajaib
Taufik reja waluya
Novel
Avicenna : The alchemist of knowledge
Taufik reja waluya