Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sosok berbalut hoody berwarna hitam dengan cepat berkelebat seperti bayangan melewati dinding di sisi bangunan perpustakaan. Melompati pagar yang terkunci, sebelum menarik sepedanya dari semak bambu kuning yang berada disisi kanan pintu masuk sekolah.
“Puisi-puisi itu lagi,” gumam Pak Martunis penjaga sekolah saat melihat papan pengumuman dipenuhi lembaran puisi, sebelum akhirnya mengirim pesan wa ke Raka si-ketua OSIS.
Papan pengumuman sekolah SMAN Mahardika, yang biasanya hanya dihiasi jadwal ujian dan informasi kegiatan mendadak viral setiap Senin, gara-gara puisi-puisi tak bertuan yang ditempel penuh diseluruh papan tanpa menyisakan ruang kosong.
Sudah dua minggu, setiap Senin pagi, puisi-puisi misterius terpampang rapi di sana. Tidak ada yang tahu siapa penulisnya. Tidak ada tanda tangan, tidak ada petunjuk. Hanya deretan kata-kata indah yang seakan berbicara langsung kepada setiap pembaca.
Awalnya, siswa-siswi hanya memandangnya dengan biasa-biasa, seperti konten mading yang biasa diisi anak-anak eskul Mading-Mahardika News. Tapi semakin banyak puisi yang muncul, semakin besar misterinya menyita perhatian. Bahkan OSIS sampai merasa perlu turun tangan.
***
Raka, memutuskan untuk menyelidiki. "Kita tidak bisa membiarkan ini menjadi teka-teki. Siapa tahu ini bentuk protes atau pesan penting?" katanya saat memimpin r...