Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Bronze
Korslet (Kisah Seputar Kopi dan Resleting)
7
Suka
10,424
Dibaca

Aku ketuk pintu kantornya, dan aku buka tanpa menunggu jawaban karena aku tahu dia sedang mengharapkan kedatanganku. Aku membawa secangkir kopi kesukaannya di tangan kanan, sementara ketiak kiriku mengapit sebuah folder. Aku langsung menghampiri mejanya dan meletakan cangkir kopi itu di samping kanan mejanya. Dia tidak beralih dari laptop dan berkas-berkasnya. Ia tidak hanya sekedar fokus, tapi juga gelisah. Ya, ini bukan presentasi sembarangan; ini bukan negosiasi abal-abal; dia sedang berusaha mengakusisi perusahaan ayahnya sendiri.

“Ini prospectus yang Anda minta, Sir. Juga catatan perubahan dari prospectus sebelumnya, kalau-kalau Anda membutuhkannya,” kataku sambil menyodorkan folder itu.

“Terima kasih!” jawabnya sambil menerima folder itu dengan tangan kiri tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar.

“Gio sudah kirim update di Bursa Efek, saya lampirkan tabelnya, juga proyeksi sampai nanti sore,” ucapku tanpa mengindahkan kurangnya perhatian terhadapku, tapi aku tahu dia memperhatikan. “Yang menurut saya tidak akan banyak perubahan. Para pemegang saham dominan tahu persis dinamika yang terjadi di perusahaan ayah Anda.”

“Apa aku mesti turun ke lantai Bursa?” tanyanya terdengar ragu dan kentara gelisah. Dia tidak seperti biasanya sejak kira-kira sebulan terakhir.

“Sir, Sir, lihat saya,” ucapku, agak datar namun tegas.

Bosku itu mengangkat wajahnya dan menatapku. Jujur, aku selalu merasakan semacam korslet yang tiba-tiba di otakku saat tatapanku beradu dengan mata coklatnya. Tapi kali ini aku harus menahan diriku supaya tidak meleleh, supaya pesanku benar-benar tersampaikan.

“Anda akan baik-baik saja,” ucapku sambil memasang senyum yang aku harap menenangkan dirinya. “Sekarang tarik napas dalam-dalam, lalu minum kopi Anda.”

Kulihat dia mengikuti saranku.

Setelah melihatnya minum kopi, aku undur diri, “Saya ada di ruangan saya bila Anda memerlukan saya.”

Aku melangkah ke pintu namun urung membukanya saat aku dengar, “Aku sepertinya perlu udara segar. Mungkin kita bisa ke lantai Bursa, bagaimana menurutmu?”

Aku berpaling dan melihat dia telah berdiri dan beranjak meninggalkan meja. Seketika mataku terbelalak, namun dengan cepat aku tutup mataku, juga tanpa sadar, tanganku menutup wajahku.

“Ada apa? Kenapa?” tanyanya heran dan terdengar cemas.

“Oh, tidak apa-apa, sepertinya ada bulu mata yang masuk mataku. Sekarang tidak apa-apa,” jawabku sambil melepas tangan dari wajahku dan berpaling ke pintu. Kini aku yang gelisah—benar-benar gelisah!

“Jadi bagaimana? Mau temani aku ke lantai Bursa?”

“Sebaiknya jangan, Sir. Kita tidak punya banyak waktu. Kalau udara segar, Anda bisa ke atap gedung. Mari, saya temani, Sir,” kataku, berusaha setengah mati untuk mengubur sikap canggung karena benakku bak alarm kebaka...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (6)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Cerita Cinta Dibalik Omnibus Law
Zihfa Anzani Saras Isnenda
Cerpen
Bronze
Korslet (Kisah Seputar Kopi dan Resleting)
DMRamdhan
Flash
Mira & Skuter Tua
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
BRONDONG IT'S MINE
rida martha prasetya asmi
Novel
WAKTU BERSINGGAH
Rohmaenun Jenita Lestari
Flash
Bronze
Bidadari dan Puspawangi
Anjrah Lelono Broto
Novel
Menulis Ulang Ingatan
Yusuf Mahessa Dewo Pasiro
Skrip Film
Cinta (Monyet)
Avis Dinata
Novel
Two Times
SADNESS SECRET
Novel
Fight for Us ? Me ?
KATHERINE PRATIWI
Komik
Thirtysomething
Kanistha
Novel
MENTARI
Vanillarose
Novel
Bronze
Ice Princess
Jesslyn Kei
Komik
UNFRIENDZONED
yanagi kaichu
Skrip Film
Keikhlasan Dari Langit
Nas Beatrix
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Korslet (Kisah Seputar Kopi dan Resleting)
DMRamdhan
Flash
Sejatinya Keindahan
DMRamdhan
Novel
Rumah Sang Bidadari
DMRamdhan
Flash
Bronze
L'esprit de L'escalier
DMRamdhan
Novel
Bronze
Adolescent Crash
DMRamdhan
Novel
Bronze
FATEBENDER
DMRamdhan
Novel
Bukan Pacaran Biasa
DMRamdhan
Flash
Senyum Semerekah Pagi
DMRamdhan
Skrip Film
Ruang Rahasia Ibu
DMRamdhan
Novel
Bronze
Layang-Layang Putus Tak Pernah Salah
DMRamdhan
Novel
To Protect
DMRamdhan
Flash
Bronze
Cermin Waktu
DMRamdhan
Cerpen
Akhir Sebuah Perang
DMRamdhan
Novel
Bronze
Kecuali Monyet
DMRamdhan
Novel
Bronze
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan