Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
KOMPAS
0
Suka
980
Dibaca

---

Dulu kata orang-orang aku gadis kembang desa—yang senyumnya bisa menenangkan hujan, dan tawanya membuat burung-burung lupa bernyanyi sejenak. Wajahku yang katanya manis, kulitku seputih melati yang baru mekar, rambutku bergelombang seperti aliran sungai kecil di musim semi, dan tubuhku yang ideal—semua itu membuat banyak laki-laki datang membawa harap.

Ada seorang tentara. Datang ke rumah dengan langkah tegas dan senyum yang penuh percaya diri. Cinta tidak bisa dibeli dengan mantra, apalagi disihir dengan sesuatu yang tidak terlihat tapi memaksa hati untuk tunduk itu tidak berarti sama sekali.

Waktu itu aku menangis, meraung dalam diam, karena rasanya aku mencintainya. Tapi Papa tahu lebih dulu. Ia mengusir pria itu bukan karena benci, tapi karena tahu cintaku bukan tumbuh dari hati, melainkan dari tipu yang tak kasatmata.

Dan aku, meski luka, perlahan belajar... bahwa cinta yang baik, tak pernah datang dengan paksaan.

Sampai suatu hari, datanglah dia.

Seorang laki-laki dengan perawakan tinggi dan kulit sewarna tanah yang bersetia pada mentari. Ia tidak datang dengan pujian manis atau janji mengawang. Ia datang... duduk di ruang tamu dengan kepala menunduk, tangan menggenggam erat, dan niat yang tak bersuara tapi nyata.

Aku mengintip dari balik gorden, jantungku berpacu seperti genderang perang yang belum siap kumenangkan. Dan—ah, betapa bodohnya aku kala itu—yang keluar dari mulutku malah keluhan.

“Kenapa Yohan yang datang?” lirihku penuh kecewa.

Yohan—lelaki dengan wajah keras namun senyum hangat itu—bukan sosok yang kuharapkan duduk di ruang tamu, menghadap papa dengan tatapan mantap. Ia bukan tentara, tapi sering kali terlihat duduk b...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
KOMPAS
Retchaan
Cerpen
Bronze
Benang Merah Kehidupan
Larasatijingga
Cerpen
Bronze
Jangan takut untuk berbuat baik
Muhamad Maulana Ibrahim
Cerpen
Raenna
Hilda Pratiwi
Cerpen
Sang Penembus Dua Sisi
Janeeta Mz
Cerpen
Bronze
Kumpulan cerita inspiratif
Banana with Cucumber
Cerpen
Bronze
Beban di Pundak Pak Darmawan
Ron Nee Soo
Cerpen
Sebuah Dermaga untuk Pulang
Tresnaning Diah
Cerpen
Kisah Masa Orientasi Sekolah
Nadia Safa Nurmalacita
Cerpen
1/2 Nakal & 1/2 Polos (Tetangga Ku)
muhamad fahmi fadillah
Cerpen
Menatap dan Menetap
Marino Gustomo
Cerpen
Bronze
Gang Kecil
Halimah RU
Cerpen
お医者さんのリリスト
Bima Kagumi
Cerpen
Bronze
Secarik Kertas dengan Selarik Kalimat
Munkhayati
Cerpen
Sekolah Orang Dalam
Putri Rafi
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
KOMPAS
Retchaan
Novel
Bronze
Behind The Mask
Retchaan
Cerpen
Bronze
APA ITU CINTA?
Retchaan