Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Kisah Kasih Di SMA
0
Suka
11
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku tidak pernah menyangka seseorang yang tak pernah kupedulikan hadirnya itu mampu meruntuhkan tembok yang kususun perlahan. ferdi yang ku anggap tak lebih dari sekedar teman biasa, kini terasa berbeda selama kelas 11 ini, jantungku berdebar kencang ketika mata kami bertemu, mata ini selalu bisa menemukanmu, dan aku tanpa sadar menyimpan kekaguman padamu, sedari satu kejadian biasa saat aku melihatnya sholat duha di mushola sekolah. temanmu nampak serius dengan handphone nya, namun engkau tidak, entah gejolak apa yang timbul dihatiku saat itu, sampai bibirku merekah melihat pemandangan tak biasa itu. aku segera tersadar kemudian kakiku melangkah kembali ke kelas.

Saat mengisi daftar hadirpun, dengan sengaja kalian atur posisi supaya berdekatan denganku, sangat dekat sampai bisa mendegar percakapan kalian “ kamu saja”, “ yoh amu si”, hatiku bertanya hal penting apa yang ingin disampaikan. malam itu kuberanikan diri membuka whatsap , jari – jariku bergetar saat membaca kata-kata yang tersusun indah “ udah cantik, manis, baik hati, bikin hati orang susah aja”. berguling-guling aku dibuatnya, malam yang sunyi terasa begitu indah hanya karena kata-kata aneh itu.

Keesokan harinya informasi tadi ku ceritakan pada teman terdekatku layla, dia juga tercengang medengarnya, namun dia mencoba memeberiku nasehat “ mungkin tulisan itu menarik din makaknya di share “ ungkapnya, hatiku menolak nasehat itu “ mana mungkin makhluk sekaku ferdi memperlihatkan kebuncinannya kan aneh” . layla juga berpikiran sama apa dia kesambet biji semangka ya. saat perayaan hari guru kejangalan itu kembali terjadi, ferdi bersama teman – temanya bercengkrama di tangga, aku dan gengku melangkah kesana, bukannya mendahului, malah memerintah kami duluan karena wanita, rasanya seperti menjadi ratu dan dia panggeran yang membuat pipiku merah bagai buah delima.

Saat seorang diripun masih sama, tangga menjadi saksi pertemuan ku dengannya, mata kami bertemu, tak bisa ku utarakan kebahagianku yang coba ku tutupi dengan terus berjalan namun dicegat olehnya, , mukanya mulai mengejeku, mencoba kabur dengan berjalan ke kiri dan ke kanan, berharap bisa mengelabuinya ternyata gerak geriku terbaca. tangannya cepat mengambil handphone ku, kucoba merebutnya berkali-kali tapi gagal, aku mengeraminya berharap ini bisa menghetikan tingkahnya itu, benar saja barangku dikembalikan karena sudah senang hatinya membuatku kesal, setelah itu namaku disebuntnya dengan suaru yang halus “ dina amelia” , mataku membelalak dan badanku terasa lemas rasanya seperti mendengar kicauan burung bernyanyi, senyumnya merekah seperti senyuman ibu dipagi hari sangat indah lalu dia beranjak pergi. aku pulang bersama senyum yang begitu merekah, pipiku panas, hatiku senang seperti mendapatkan undian berhadiah 1 miliar, kenangan manis yang akan selalu berputar di kepalaku layaknya film.

Aku termenung melihat bulan yang begitu bersinar sama sepertimu, terkenang kembali panggilan halus dari bibirmu, bibir yang selalu terkunci rapat itu sangat tak kusangka mampu membuat melodi candu yang memabukkan, pipiku merah dan hatiku juga panas ingin rasanya ku dekap badan yang tinggi dan besar itu, ku bayangkan betapa hangat dan lembutnya pelukan mu. telephone ku bergetar karena pesan yang masuk “ hey, din bantuin kerjain tugas ini dong mau kan ?”, kukatakan lewat teks saja aku jelaskan gimanah “, “ hemm ribet kalau begitu mending aku lansung kesana aja boleh kan ?” hatiku mengatakan iya tapi pikiranku berkata tidak, bagaimana harus kuhadapi dia sendiri aduhh gelisah takut keliatan sukaknya. tarik nafas lalu kubuang demi menedamaikan hati dan pikiran yang obrak-abrik inih, aku membalas “ iya “ responnya hanya emoji senyum dan otw, hah ferdi – ferdi bisa gila akuh. Tak sampai sejam, terdengar suara dari depan gerbang, “Din... Dina Amelia...” Aku intip dari jendela, benar saja dia sudah berdiri di sana dengan jaket hitam favoritnya. “Kamu gercep banget,” kataku membuka pintu. “Iyalah, biar cepet kelar,” jawabnya dengan senyum khas yang membuat lututku lemas.yang memanggil namaku di depan gerbang, “ ferdi “ kamu rosi yah gercep banget, “ iya dong biar cepet kelar hehem”, “ iya yah ayo masuk”.

Duduk berdua dengan posisi bahu yang bersentuhan begini sangat nyaman dan menyenangkan, lelucon mu bisa mengelitik perutku yang mungil, tiba badamu terkapar dimeja karena lelah, kuambilkan cemilan ringan di kulkas, suaramu begitu kencang tertawa melihat mulutku yang kotor oleh coklat, kau hilangkan memakai tangan dengan lembut itu, aku tak bisa berkata apa-apa hanya termenung tak percaya kau berbuat demikian, matamu hanya melihat dan tersenyum kaena itu, suasananya jadi tak nyaman, kau pamit pulang sebab besok sekolah, terimakasih katanya, ku jawab sama-sama. dalam mimpi kita bertemu, pipimu basah lalu mendekapku erat, tubuh ini tak menolaknya, hanya heran kenapa pipimu bisa basah begitu, apakau rindu padaku ferdi. otaku menepis perasaan senang itu, tidak mungkin manusia sesempurna itu menyukai wanita tak istiewa inih, banyak yang memberinya hadiah dimeja itu, bercengkrama layaknya orang biasa dengan mereka, menatap mereka sejam saja dia bisa tapi kenapa denganku tak mampu, memang sebenci itu padakuh, kalau tak suka kenapa sampai sejauh ini, kenapa sikap itu diberikan untukku, mata itu semuanya.

Lelah berharap pada suatu hal yang belum pasti, tubuhku lebih membutuhkan diriku daripada dia, kucoba hapus perlahan perasaan mengebu-gebu,menjauh sejenak darimu, kau pun tahu keanehan yang kulakukan, wajahmu muram tak tersenyum lagi , sampai kau tak mampu mengontrol dirimu, tanganku kau pegang erat sampai kedinding kemudian bertanya “ kenapa din” , aku melihat tak berkata sedikit pun, “ aku ngak suka kamu diem kek gini din, karena aku ?, kamu sudah ngak suka lagih ?, pertanyaaan demi pertanyaan tak kunjung terjawab, sampai telingaku muak mendengarnya ku katakan perasaanku yang terpendam lama “ aku cinta kamu ferdi, tapi aku kodein kamu ngak pernah peka “, sangking emosinya air mataku bercucuran, matanya membelalak terkejut tak tau ingin berbuat apa, matanya hanya tertuju pada pipiku yang basah kuyup, tangannya menghapus halus, sadar kemudian menghelai napas sejenak ferdi mengatakan “ din, aku juga cinta kamu, lebih dulu sejak pertama kita ketemu “ kemudian dia tersenyum dan menatapku hangat “ aku cuma nunggu waktu kelulusan, karena ngak mau mebebani kamu din “, aku terharu dan senang ku kira hanya bertepuk sebelah tangan, “ karena kita bentar lagi lulus, kamu mau ngak jadi istri ehh keceplosan pacar aku masudnya ?”, tanpa berpikir panjang aku berkata “ iyah mau “dengan suara malu-malu. ferdi pun meloncat dan berteriak kegirangan, hatiku rasanya ingin meledak, dia memeluku, tanganku melingkar dipinggang, kepalanya ditempatkan diatas kepalaku. aku takt ahu dari mana energi feminim itu datang, rasanya selalu ingin terlihat indah dimata sang pujaan hati, rasa lelah kian sirna hanya dengan melihat senyuman manis itu, kini kurasakan cinta itu hanya untukku seorang, meskipun semua ini kurasakan setelah melewati jalan yang panjang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Cerpen
Kisah Kasih Di SMA
Puji sukma dewi
Novel
Gold
Mantan
Bentang Pustaka
Cerpen
Naive
Art Fadilah
Novel
Gold
Cafe Stories
Mizan Publishing
Flash
Bronze
HANYA DIRIMU
Andhisss
Novel
Bronze
I Love You, My Cousin
Ravistara
Novel
Bronze
An. Samadi
Eun Yasmien
Flash
Jika Musik dan Lagu Bisa Berbicara padamu...
Shabrina Farha Nisa
Flash
Awan
Aneidda
Novel
Gold
Surat Cinta Tanpa Nama
Bentang Pustaka
Skrip Film
Diary Book
Hariansyah dodi wahyuda
Flash
Sepotong Senja di Halte Lama
Penulis N
Novel
Undercover
juni
Flash
GELAS PLASTIK
Rolly Roudell
Novel
Gold
The Other Side
Mizan Publishing
Rekomendasi
Cerpen
Kisah Kasih Di SMA
Puji sukma dewi