Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
/1/
Malam itu aku terbangun sebab mendengar dentingan piano di ruang tengah. Aku tahu, itu pasti Nenek, sebab yang dimainkannya ialah sebuah lagu yang telah tersemat di ingatanku sejak lama. Bukan hanya aku, bahkan sepupuku sekelas tiga SD saja akan nyeletuk saking hapalnya di luar kepala. Lagu yang sering dinyanyikan pada saat upacara bendera.
Sebuah lagu dengan not dasar tanpa improvisasi apa pun. Pada malam yang lengang itu, Nenek sering memainkannya saat orang-orang tengah terlelap. Ia akan bermain dengan mata yang terpejam dan senyum yang menghiasi wajahnya. Barangkali lagu itu membangkitkan kenangan lama di hidupnya, atau mungkin suasana malam yang membuatnya mengingat masa-masa yang telah terlampau jauh di masa lalu. Entahlah. Selama ini, aku hanya diam-diam mendengarkan.
Aku dan Nenek tidak banyak berbincang, meski Nenek adalah inspirasiku untuk terus belajar musik selain Franz Liszt, tentunya. Nenek yang ramah dan ceria sangat disukai oleh banyak orang hingga saudara-saudaraku rela melakukan apa saja demi mendapat pujiannya.
Untuk hal apa pun yang mereka tunjukkan, Nenek akan tersenyum lembut lalu mengelus puncak kepala mereka satu per satu. Mungkin hanya aku saja yang tidak banyak bicara. Hanya aku saja yang belum pe...