Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Keterikatan Abadi
Berdasarkan undang-undang perlindungan robot, manusia tidak bisa menonaktifkan, merusak, memusnahkan robot, dan melanggar perjanjian yang telah dibuat saat penciptaan berlangsung. Sanksi yang akan dikenakan jika melanggar adalah penjara dua puluh tahun. Seorang narapidanya tidak dibenarkan untuk melakukan perjalanan waktu.
***
“Aku tidak bisa melakukannya.”
Entah keberapa kali dalam hari ini Juan mendengar kalimat itu. Suara yang keluar dengan nada datar, tidak bersalah dan tidak ada beban. Suara itu selalu memiliki intonasi yang sama. Sekali pun dia marah, suaranya akan terdengar sama. Datar dan tidak punya perasaan. Tapi memang begitulah adanya. Ashle—sosok yang sedari tadi mengatakan kalimat itu—memang dirancang sesuai keinginan Juan.
“Apa yang harus aku lakukan agar kau bisa kembali ke masa lalu dan mengubah semuanya?” tanya Juan nyaris frustrasi. Sialnya, dia lupa bahwa apa yang Ashle ketahui hanya sebatas pengetahuannya. Dia yang menginginkan sesosok istri yang tidak lebih pintar darinya.
“Aku tidak tahu,” jawab Ashle dengan suara datarnya.
Sial! Umpat Juan dalam hati. Dia tidak punya cara lain selain kembali belajar. Bagaimana cara robot dengan AI yang programnya masih belum diupdate selama beberapa tahun bisa kembali ke masa tiga tahun lalu, kemudian menghancurkan dirinya sendiri.
Ting!
Sebuah pesan masuk ke ponsel pria itu. Juan merogoh saku celananya dan menemukan nama seorang gadis yang dikenal di layar tersebut. Pesan itu semakin membuatnya kalang kabut. Gadis yang baru saja menghubunginya bertanya apakah dia sudah berhasil menyingkirkan Ashle.
Juan tentu sudah tidak sabar untuk memulai kehidupan baru dengan seorang manusia. Selama tiga tahun belakang—setelah patah hati ditinggalkan oleh kekasihnya yang terakhir—lelaki dua puluh delapan tahun itu memutuskan untuk menciptakan Ashle, sebuah robot dengan AI yang terbatas. Dia tidak pernah melakukan update program pada Ashle dan kecerdasan yang Ashle punya hanyalah sebatas yang diinput oleh Juan.
“Apakah kau bisa meledakkan dirimu sendiri sekarang juga?” Juan bertanya sesuatu yang jelas sudah diketahui jawabannya. Hanya saja…, dia sudah terlalu lelah untuk berpikir dan mencari solusi.
“Tidak.”
“Apakah kau bisa menghapus programmu sendiri?” lelaki itu bertanya lagi.
“Tidak.”
“Apakah kau bisa enyah dalam kehidupanku sehingga aku bisa memulai hidup baru bersama Jessy?”
“Tidak.”
Juan menghela napas panjang. Dia tidak tahu lagi harus bagaimana. Menghancurkan robot secara paksa tentunya akan membuat hidupnya dipenjara karena melanggar peraturan negara. undang-undang terhadap hak robot sudah disahkan sejak tahun lalu mengingat jumlah robot hampir sebanding dengan manusia. Pemerintah tidak ingin menyia-nyiakan teknologi.
Sekarang menurut Juan, undang-undang tersebut sangat tidak masuk akal. Bagaimana bisa dia hidup selamanya dengan robot? Pemikiran itu baru didapatnya setelah bertemu dengan manusia yang menarik perhatiannya. Sebelumnya, dia hanya ingin menghabiskan waktu dengan Ashle, robot yang selalu bisa memenangkan egonya.
“Mana Jeremy?” tanya lelaki dengan rambut yang sudah acak-acakan itu.
“Jeremy sedang melakukan perjalanan waktu di ruangannya. Dia rindu dengan ibu,” ucap Ashle.
Perjalanan waktu. Ini adalah hal yang mudah untuk dilakukan di masa sekarang. Ilmu fisika dan matematika tentang ruang dan waktu berkembang dan memungkinkan semua manusia menuju ke masa apapun. Tentunya mereka berhasil mematahkan hukum thermodinamika kedua, dimana waktu hanya bisa maju ke depan.
Namun, berkunjung ke masa lalu bukanlah hal yang menyenangkan dan sangat berisiko. Pemerintah sudah memberika himbauan untuk tidak melakukan perjalanan waktu ke masa lalu. Ini karena teknologi waktu yang bisa membuat loop sehingga manusia terjebak di masa lalu. Selain itu, teori terhadap ruang dan waktu juga menyebutkan bahwa perubahan kecil di masa lalu bisa membuat perubahan besar di masa depan, bahkan bisa melenyapkan masa depan. Sangat berisiko.
Juan kembali menelaah semuanya. Kecepatan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat membuatnya kadang merasa bingung dan lambat. Jika satu-satunya solusi adalah kembali ke masa sebelum Ashle dibuat, maka dia harus kembali ke masa lalu dan membatalkan penciptaan Ashle. Namun, itu artinya dia harus kembali merasakan perasaan sakit paling parah yang pernah dirasakannya selama ini. Dia tidak ingin kembali pada perasaan itu.
Ruangan yang dibentuk senyaman mungkin agar dia bisa lebih produktif dalam melakukan pekerjaan itu akan semakin terasa sesak jika dia berlama-lama dengan pikiran kusutnya. Dia perlu bertemu dengan manusia dan berbicara. Mengobrol dengan robot tentu tidak akan menyelesaikan apapun.
***
Segala sesuatu sudah ditakdirkan dan tidak dapat diubah. Perjalanan waktu untuk mengubah masa lalu hanya akan membuatnya kembali ke masa lalu dan mengubah hal itu.
Juan mengerti bahwa Ashle merupakan sebuah bentuk keangkuhan dari dirinya. Sesuai dengan perjanjian yang sudah dibuatnya ketika penciptaan Ashle, dia tidak bisa melenyapkan Ashle begitu saja. Ashle tidak akan bisa hilang dari hidupnya, sesuai dengan ikrarnya tiga tahun lalu.
“Kau dan egomu menciptakan Ashle menjadi robot yang akan menemanimu seumur hidup. Katamu robot tidak akan membuatmu patah hati hingga hampir mati. Jadi kau memilih untuk menciptakan Ashle dengan sifat yang kekal,” ucap Jeremy mengingatkan.
Juan memang gegabah saat itu. Rasa patah hati dan sakit yang dirasanya saat itu membuatnya pergi ke kementerian teknologi untuk mendapatkan izin menciptakan robot. Setelah semua legalitas dan persyaratan selesai, lelaki itu membuat perjanjian dengan kementerian, sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
“Ashle merupakan robot manusia dengan AI yang diprogram sesuai dengan keinginan pemiliknya. Dia akan berfungsi seumur hidup pemiliknya dan akan nonaktif jika pemiliknya sudah mati. Ashle tidak bisa dipindahtangankan. Dia bertugas untuk melayani pemiliknya layaknya seorang istri.”
Berarti tidak ada cara selain kembali pada masa di mana dia hampir mengucapkan hal tersebut. Namun…, apakah itu bisa mengubah semuanya?
“Bagaimana jika aku kembali ke masa lalu dan membatalkan keinginan untuk membuat Ashle? Menurutku itu satu-satunya cara agar aku bisa memulai hidup baru dengan Jessy.”
Jeremy mengerutkan dahinya, “Kau yakin?” tanyanya singkat, “mengubah masa lalu bisa membuatmu terjebak dalam looping timeline. Pemerintah sudah tidak menganjurkan hal tersebut.”
“Tapi perjalanan waktu ke masa lalu masih dilakukan banyak orang. Kau baru saja melihat ibu,” ujar Juan.
Jeremy melengos, “Kau harus memperhatikan variabelnya. Aku berkunjung ke masa lalu, melihat ibu dari jauh, tanpa mengubah apapun. Aku bahkan harus memastikan ibu atau siapa pun di masa lalu tidak melihatku agar tidak ada yang berubah dari jalan sejarahnya,” terangnya.
“Sedangkan kau ingin mengubah jalan sejarah itu. Tentu saja itu berbeda dari apa yang aku lakukan. Lagi pula, apa kau tidak berpikir bagaimana Ashle bisa menyelamatkanmu dari patah hati. Bagaimana jika Ashle tidak ada saat itu? Kau pasti sudah—”
“Mati,” potong Juan. “Aku pasti sudah mati karena kesedihan berlarut-larut. Dan aku tidak akan hidup di masa sekarang.”
“Kau menemukan jawabannya,” ucap Jeremy sambil menjentikkan jarinya di udara.
“Tapi Jessy tidak ingin ada robot yang mengganggu hubungan kami. Aku dan dia sepakat untuk hidup hanya berdua.”
“Maka kau harus merelakan Jessy. Itu satu-satunya hal yang bisa kaulakukan.”
Juan terdiam. Apakah dia sanggup untuk melepaskan Jessy? Dia sudah sangat mencintai gadis itu dan sudah mulai untuk menata kehidupan baru. Sudah lama sekali rasanya dia tidak jatuh cinta dan perasaan itu merupakan anugrah yang ingin terus dirasakannya. Sekarang, Jeremy memintanya untuk merelakan gadis yang paling disayanginya itu? Bagaimana bisa?
“Aku bisa gila,” lirih Juan.
“Menjadi gila lebih memungkinkan untuk terjadi daripada melenyapkan Ashle.”
***