Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Kereta Yang Tak Pernah Bergerak: Manual untuk Penderitaan Modern
0
Suka
56
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Malam itu, rel memantulkan cahaya sisa hujan. Kilap logamnya bergetar seperti garis nadi raksasa yang berhenti berdetak. Kereta komuter meluncur di tengah kota yang masih menyala di kejauhan, sampai tiba-tiba, suara besi berhenti. Tidak dengan jeritan, hanya sebuah hentakan tumpul. Lalu hening.

Lampu di setiap gerbong padam serentak. Sekejap, dunia jadi ruang tanpa warna. Hanya sisa dengung arus listrik yang memudar perlahan, seperti napas terakhir mesin.

Dari luar, sirene terdengar samar. Jauh. mungkin dari arah stasiun berikutnya. Mungkin juga dari sesuatu yang lain. Beberapa penumpang menatap ponsel yang tak lagi bercahaya, yang lain memegangi pegangan besi dengan kaku. Tidak ada yang bicara.

Tidak ada suara pemberitahuan apa pun, hanya ada suara kereta yang masih panas. Desis udara, seperti tubuh yang menolak mati.

Dikejauhan, kota memantulkan cahaya merah oranye di langit berawan. Gedung-gedung tinggi terlihat seperti menara api yang menatap gerbong-gerbong gelap di bawahnya. Seseorang mencoba membuka jendela, tapi terkunci. Suara logamnya memecah keheningan sebentar, lalu tenggelam lagi.

Dalam kegelapan, setiap penumpang mendengar napas sendiri. Ada yang berbisik pelan, “Kenapa berhenti?” tapi suaranya segera ditelan udara lembap.

Waktu terasa menahan diri. Lima menit terasa seperti jam. Satu-satunya cahaya berasal dari rokok yang dinyalakan diam-diam di pojok gerbong. Cahaya kecil, berkedip seperti bintang yang kesepian. Asapnya menari di udara, perlahan, seolah mencoba mencari arah.

Air hujan masih mengalir di antara batu-batu. Satu tetes menetes dari bawah gerbong, jatuh ke genangan, menciptakan lingkaran yang tak pernah selesai.

Dari pengeras suara, terdengar suara parau, nyaris tak terddengar:

“Mohon maaf… ada gangguan sinyal. Mohon tenang.”

Lalu diam lagi.

Seperti film yang terjeda di tengah adegan penting. Kota di luar mungkin sedang kacau, tapi dalam gerbong, yang paling menakutkan justru sunyinya.

Kursi 14B berada tepat di bawah lampu yang padam. Hanya pantulan cahaya rokok dari penumpang lain yang kadang menyorot wajah Laras, memecah gelap seperti kilat yang terlalu lelah menyambar. Ia duduk tegak, memeluk tas selempang lusuh berisi naskah yang belum sempat ia buang. Di luar kaca, kota berputar seperti kilau minyak di permukaan air. Tak nyata, tak menyentuh.

Laras baru pulang dari pertunjukan yang gagal. Ia masih bisa mendengar tepuk tangan hambar itu. Bunyi yang terdengar sopan tapi tak punya nyawa. Satu jam lalu ia berdiri di panggung kecil di Menteng, menceritakan naskah tentang manusia modern yang terjebak di dalam lift. Ironi yang kini terasa terlalu dekat.

Ia tersenyum tipis pada dirinya sendiri, getir, seperti orang yang baru sadar bahwa hidup kadang meniru sandiwara paling murahan. Kereta berhenti, hidupnya juga. Macet di antara dua stasiun, dua fase hidup yang tak tersambung.

Di depannya, kaca jendela memantulkan bayangan samar: seorang perempuan berambut pendek, wajahnya setengah tertelan gelap, dengan mata yang menatap dirinya sendiri seolah mencari alasan kenapa masih di sini. Ia mengetuk kaca pelan. Suara kecil itu terdengar seperti isyarat rahasia, tapi tak ada yang menjawab.

Jari-jari yang dulu lentur mengarahkan aktor kini gemetar, menca...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
DIVA
Lewi Satriani
Cerpen
Bronze
Ketika Kata-Kata Kembali
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Kereta Yang Tak Pernah Bergerak: Manual untuk Penderitaan Modern
A. R. Tawira
Novel
Othallam Kiss
Azmi
Novel
Gold
Talijiwo
Bentang Pustaka
Skrip Film
CINTA DUA BENUA
Lucia Triwulan Yuniestri
Skrip Film
Kau Tetap Ayahku
Diani Anggarawati
Skrip Film
Beauty And The Boss
Herlan Herdiana
Skrip Film
Singgah tak Sungguh
Oktaviona Bunga Asmara
Flash
Bacot!
Atsuka D
Flash
Dora dan emon
Mahmud
Novel
Love and Personality
Dewi
Skrip Film
KPK (KUCINTA PRIA KORUPTOR)
zae_suk
Skrip Film
The Rising Legacies
Gadhinia Devi Widiyanti
Skrip Film
Short Film Script Volume II
Yorandy Milan Soraga
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Kereta Yang Tak Pernah Bergerak: Manual untuk Penderitaan Modern
A. R. Tawira
Flash
Sunyi
A. R. Tawira
Cerpen
Nada yang Tersisa di Jalan Melati
A. R. Tawira
Flash
Amarah
A. R. Tawira
Flash
Abu
A. R. Tawira
Cerpen
Di Antara Kita, Kota Diam
A. R. Tawira
Cerpen
Di Balik Jendela yang Tak Pernah Dibuka
A. R. Tawira
Cerpen
Sisa Kopi di Meja Tengah
A. R. Tawira
Flash
Bising
A. R. Tawira
Cerpen
Suara di Kamar 304
A. R. Tawira
Cerpen
Bronze
Kota Yang Tak Pernah Subuh
A. R. Tawira