Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
Kereta Winter Wonderland❄️
0
Suka
23
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Salju turun pelan di luar stasiun kereta api. Lampu jalan berkelap-kelip di antara kabut, dan suara anak-anak kecil yang sedang ketawa memenuhi kuping Claire.

Di bangku kecil, Claire sedang duduk sambil meminum secangkir susu coklat panas yg Ia beli dari Cafe favoritnya. Sambil meminum, Ia melihat tiket yang ada di tangan kirinya yang bertuliskan : 

| Kereta No. 18 - Tujuan : Menuju Kota Weiling

Kota Weiling. Disanalah tempat Claire lahir dan tinggal bersama Ayah dan Ibunya. Semenjak Ayah Claire meninggal, Claire pergi keluar kota agar bekerja, Ia jarang pergi kesana sekarang karena Ia selalu sibuk bekerja. Natal ini, Claire berjanji untuk menemuinya, apa pun yang terjadi. Ia sangat mencintai Ibunya, dan Ia juga kangen kota kesayangannya.

Masalahnya, tidak ada satu pun petugas di stasiun yang tau tentang Kereta No. 18. Mereka bilang, jadwal terakhir sudah selesai dari sore tadi. Tapi saat jam menunjukkan tengah malam, terdengar di kejauhan—dan dari balik kabut, sebuah kereta tua berwarna emas muncul dengan cahaya lembut di tiap jendelanya.

Tanpa mikir, Claire langsung berdiri dan ingin masuk ke dalam kereta itu- Tiba-tiba pintu kereta api itu terbuka sendiri, terdengar suara lembut, seperti nyanyian natal, tetapi...kereta api itu kosong.

Saat Claire masuk, hawa hangat langsung menyelimuti tubuhnya, kereta api dipenuhi oleh ornamen natal yang sangat cantik, dan setiap kursi ditutupi oleh kain merah.

Claire berjalan perlahan, aroma coklat memenuhi hidung nya. Ia mencari tempat duduk di paling ujung, dan duduk di situ.

"Selamat Datang Si Kereta Api Wonderland!" kata seorang Konduktor ramah yang memilki jenggot putih yang sangat lebat. "Kereta Api ini akan membawa kamu ke tempat yang paling mereka tuju di hati"

Claire bingung.

"Tapi saya hanya ingin bertemu mama!"

"Maka kereta ini akan membawa kamu ke sana."

Jawab si Konduktor sambil terseyum misterius.

Claire yang lagi mencoba memproses ini semua di pikirannya, tiba-tiba seseorang memanggil dia dengan pelan.

"Claire Adalia...?"

Ia menoleh. Di seberang gerbong, berdiri seorang cowok dengan syal biru dan rambut hitam berantakan — Reno Cavalli.

Jantung Alya berdegup cepat. Reno adalah sahabat masa kecilnya, tetangga sebelah rumah di kampung lama. Mereka selalu bermain bersama, saling membantu belajar, bahkan berjanji akan nonton kembang api Natal bareng. Tapi sebelum janji itu terpenuhi, keluarga Reno pindah ke luar kota, dan sejak itu mereka tak pernah bertemu lagi.

“Reno..? Kamu ngapain di sini?”

“Aku juga nggak tau kenapa, hahaha. Tiba-tiba aku dapet tiket ini di kotak surat.”

Mereka tertawa bareng— canggung tapi hangat. Rasanya seperti waktu berhenti sejenak, dan dunia di luar kereta api menghilang.

Kereta melaju semakin cepat, dan pemandangan di luar berubah-ubah seperti mimpi. Dari jendela, Claire melihat salju yang berubah jadi lautan bintang, kemudian gunung es raksasa yang dipenuhi oleh rusa-rusa salju, lalu kota yang melayang di atas awan 

                                       “Kita ada di mana ini!?" tanya Claire dengan kaget.            

“Entah,” jawab Reno sambil tertawa kecil.

"Pemandangannya cantik sekali, coba kamu liat deh, clay." Ucap reno sambil tersenyum.

Claire memandang ke luar jendela. Di kejauhan, Ia melihat versi kecil dirinya berlari di bawah hujan sambil membawa payung besar. Di sampingnya, Reno kecil ikut berlari, tertawa lepas.

“Itu… kita?” bisiknya.

“Iya,” kata Reno pelan. “Aku ingat hari itu. Hujan deras, Aku lagi mandi hujan, tiba-tiba kamu datang, marahin aku karena takut aku sakit." Ucap Reno sambil tertawa.

Alya tersenyum malu. “Aku hampir lupa.”

Kereta terus berjalan, dan setiap tempat yang mereka lewati menunjukkan kenangan lain — pesta sekolah, piknik kecil di belakang rumah, dan malam Natal terakhir yang mereka habiskan bersama sebelum mereka berpisah.

Di salah satu tempat kenangan, mereka menemukan pohon Natal besar dengan hiasan berbentuk jam pasir. Saat Reno menyentuhnya, butiran cahaya berjatuhan, dan tiba-tiba seluruh ruangan dipenuhi aroma kayu manis dan suara tawa anak-anak.

"Kayaknya kereta api ini tau perasaan hati kita, xixixi" kata Claire sambil memegang tangan Reno.

"Mungkin karena hati kita masih sama..." jawab Reno sambil senyum yang membuat pipi Claire memerah.

Perjalanan terasa cepat dan lambat sekaligus.

Claire duduk disamping Reno, kepala ia bersandar di pundak Reno, sambil menatap bintang-bintang di luar kereta.

"Kamu masih ingat janji kita dulu?" Tanya Reno.

"Hmm...janji yang mana?" Jawab Claire dengan bingung.

"Yang waktu aku mau pindah, kita berjanji nanti bakal nonton kembang api bareng"

Claire tertawa "Aku pikir kamu udah lupa".

"Aku ga pernah lupain itu, Claire"

Hening sesaat. Hanya terdengar suara roda kereta api.

Reno menatapnya.

"Setelah perjalanan ini...kamu jangan lupain aku ya, Claire"

Claire ketawa kecil. "Nggak mungkin, kamu orang favorit aku nomor satu!"

| Tujuan Terakhir

Kondektur tua kembali muncul.

"Stasiun Berikutnya- Kota Weiling! Perhatikan barang-barang anda, dan juga Siapkan hati Anda..." 

Kereta melambat. Dari jendela, Claire melihat kota bersinar dengan ribuan lampu. Di tengahnya berdiri rumah kecil dengan taman dan pohon Natal di depan. Hatinya berdebar. Itu rumah ibunya.

Saat kereta berhenti, pintu terbuka dengan suara lembut.

"Ayo turun, Reno! Aku sudah tidak sabar melihat mama..." Ucap Claire dengan senang.

Tetapi...Reno berhenti dan mengangguk kepalanya.

"Aku nggak bisa ikut kamu, Claire...Aku harus disini" 

Reno tersenyum sedih kepada Claire.

Claire kaget dan mecoba menarik tangan Reno "Jangan bercanda, Reno! Kenapa kamu tidak mau turun?".

"Claire...kamu lupa ya? Aku udah nggak disini, Claire...Aku terlibat dalam kecelakaan mobil dua tahun yang lalu."

Claire terdiam, jantungnya berhenti berdetak, napasnya mulai melambat, rasanya seperti dia dipukul di perutnya, dan tenggorokannya sakit. Akhirnya Claire tersadar, bahwa Reno telah tiada, tetapi dia tidak dapat menerimanya.

Hati Claire terasa berat, Dia merasakan air matanya mulai terbentuk di matanya dan dia menangis di depan Reno.

Reno memeluk Claire dengan erat.

"Maafkan aku Claire, Jangan nangis...kita udah sampai disini, Weiling. Mama kamu sudah nungguin kamu."

Clair menghapus air matanya dan memeluk Reno balik. 

"Makasih, Reno...sudah mengantar aku sampai sini."

Reno tersenyum.

"Jangan pernah lupain aku ya, Claire.."

Claire mengangguk dan tersenyum sedih kepadanya.

"Tidak mungkin.."

Mereka melangkah turun. Angin membawa aroma kayu dan cokelat panas. Saat kaki Claire menyentuh tanah, kereta api itu perlahan menghilang, menjadi salju. dan dibawa oleh angin.

Claire merasa sedih...dan senang sekaligus. Ia senang karena sudah bertemu lagi dengan Reno. Tetapi sedih karena Reno sudah pergi. Dengan hati yang tenang, Ia pergi ke rumah...dimana Ibunya sedang menunggu Ia di tempat makan. Meja makan penuh dengan makanan favorit Claire.

"Mama..." bisik Claire.

Claire berlari, memeluk ibunya erat-erat. Tangisnya pecah di bahu yang lama ia rindukan.

Malam itu mereka duduk bersama di ruang tamu, berbicara tentang waktu yang mereka lewatkan bersama, menikmati cokelat panas, tertawa, dan menatap pohon Natal yang berkilau. Claire merasa damai.

Setelah beberapa jam, Claire merasa ngantuk, dan Ia pergi ke kamar atas buat istirahat.

Sesampai di kamar...ia melihat sebuah syal biru diatas tempat tidur.

Claire tersenyum, mengingat syal yang dikenakan oleh Reno saat mereka naik kereta api.

"Terima kasih banyak, Reno..."

Dan dari kejauhan, terdengar suara peluit lembut. Kereta perak itu melintas sekali lagi di langit, lalu menghilang di balik awan putih.

Claire menatapnya sampai hilang dari pandangan, lalu berbisik pelan,

“Selamat Natal, sahabatku. Sampai ketemu di perjalanan berikutnya.”

The end.

Pesan moral🤭 :

Kadang, perjalanan menuju seseorang yang kita rindukan bukan hanya tentang jarak dan waktu, tapi juga tentang hati yang berani melepas. Dan meski mereka yang kita cintai tak lagi di dunia yang sama, cinta yang tulus akan selalu menemukan jalan — bahkan lewat kereta ajaib di malam Natal🚂❄️

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Cerpen
Kereta Winter Wonderland❄️
Cia Juntak
Flash
Getaran Itu
arke milieu
Novel
Bronze
Petaka Kala Itu
Jia Aviena
Skrip Film
misteri di apartemen
susi purwaningsih
Novel
Bronze
Halaman Sembilan
verlit ivana
Cerpen
Nakula dan Persembunyiannya.
oktaviani difa
Novel
Gold
Disorder
Bentang Pustaka
Novel
Gold
KKPK Misteri Cermin Pengisap
Mizan Publishing
Cerpen
URBAN LEGEND DESA ARUMDALU
ari prasetyaningrum
Flash
Mengutuk Tuhan Palsu
Arba Sono
Flash
Singgah
hyu
Novel
Bronze
Susuk Jaipong
silvi budiyanti
Cerpen
Bronze
Allena dan Anggur Merah
bomo wicaksono
Cerpen
Bronze
Iblis di Menara Lonceng, Edgar Allan Poe penerjemah : ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Cerpen
Bronze
Anatomi Bayangan
Christian Shonda Benyamin
Rekomendasi
Cerpen
Kereta Winter Wonderland❄️
Cia Juntak
Cerpen
Kereta Winter Wonderland❄️
Cia Juntak