Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
4
Suka
38
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Andra menarik napas dalam-dalam, paru-parunya dipenuhi udara segar Stasiun Bandung yang masih pagi. Gemuruh aktivitas penumpang, deru roda koper, dan pengumuman yang melengking bersahutan menciptakan simfoni khas keberangkatan. Hari ini adalah hari penting. Wawancara kerja di Jakarta, posisi impian yang telah ia kejar selama berbulan-bulan, menanti. Tiket WHOSH di tangannya terasa dingin, menjanjikan kecepatan dan efisiensi.

WHOSH, kependekan dari "Wonderful High-Speed Operation System for Humanity," adalah kebanggaan transportasi Indonesia, sebuah simbol kemajuan teknologi yang sering digembar-gemborkan. Kereta itu sendiri, yang kini terpampang di hadapannya, memang tampak seperti makhluk dari masa depan. Siluet aerodinamisnya yang ramping memantulkan cahaya matahari pagi, sementara cat putih mutiaranya berkilau bersih tanpa noda. Jendela-jendela besar berwarna gelap, tersusun rapi di sepanjang badan kereta, memberikan kesan misterius sekaligus elegan. Interiornya pun tak kalah memukau. Begitu Andra melangkah masuk, ia disambut lorong yang lapang, pencahayaan LED lembut, dan aroma samar disinfektan bercampur sedikit wangi lavender yang menenangkan. Kursi-kursi ergonomis yang dibalut kulit sintetis berwarna abu-abu gelap berjajar rapi, setiap deret dilengkapi dengan layar sentuh pribadi dan port pengisian daya.

Andra menemukan kursinya di gerbong ketiga, tepat di sisi jendela. Gerbong itu, anehnya, terasa sunyi. Hanya ada beberapa penumpang lain yang terpencar, sibuk dengan gawai mereka atau terlelap dalam posisi duduk yang nyaman. Andra sendiri adalah pribadi yang menghargai kesendirian, terutama saat bepergian. Ini memberinya kesempatan untuk meninjau ulang materi wawancara, atau sekadar menikmati perjalanan tanpa gangguan. Ia meletakkan ranselnya di kompartemen atas, mengeluarkan headphone nirkabelnya, dan menyambungkannya ke ponsel. Musik instrumental lo-fi mulai mengalun lembut, memblokir suara-suara eksternal dan membawanya ke dalam gelembung ketenangan pribadinya.

Kereta mulai bergerak. Bukan dengan sentakan keras seperti kereta konvensional, melainkan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan 000
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Keabadian
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Penanggal
ANINZIAH
Flash
16.00
Rexa Strudel
Skrip Film
TELUH
RF96
Cerpen
Bronze
Aku Sendiri
Kemal Ahmed
Flash
Bronze
A Mysterious Sign on A Red Sofa
Shabrina Farha Nisa
Flash
Bronze
Noni Menanti Tahun Berganti
Silvarani
Cerpen
Bronze
Pesan dari masa lalu
Novita Ledo
Flash
Ingatan Pertama
Panca Lotus
Flash
Bronze
Mimpi Defin
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
RUMAH MR. SIMON
Eko Sam
Novel
Gold
Like Water for Chocolate
Bentang Pustaka
Novel
KISAH GADIS BISU DAN TULI
Aydhaa Aydhaa
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Panggilan 000
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Keabadian
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Kota Fajar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Streamer Yang Tragis
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Dokter
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Notifikasi Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Guru BU Ratmi
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dharmawangsa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Polaroid
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kultus Sebuah Lagu
Christian Shonda Benyamin