Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Svarloka, tempat suci yang selalu di selimuti oleh hiruk – piruk suara tawa itu terasa berbeda kali ini. Semuanya tetap berjalan seperti biasa. Para Fae beterbangan kesana kemari mengejar si kembar berang – berang. Dewi Nut yang bercengkrama di tepian kebun bunga dengan dewi bertelinga kucing, Bastet. Anubis yang beralarian mengejar kakaknya- Horus. Karena, lagi –lagi dirinya dicurangi dalam permainan dodgeball mereka bersama pamannya, Seth. Dewa Ra bersama istrinya Isis, bertegur sapa dan menanyakan apakah ada keresahan dari penduduk sekitar.
Semuanya terlihat sama. Sama seperti hari – hari yang telah di lalui sebelumya. Tapi, entah mengapa. Dalam pandangan Faun terakhir itu semuanya terlihat berbeda kali ini. Ada yang janggal, suram, kelam, seperti Svarloka sedang di selimuti oleh chandrawama. Thoth – perawakan manusia berkepala elang itu menghampiri si Faun yang terlihat sedang ke bingungan.
“Boleh ku tau maslah mu, Lorry ?” Tanya Thoth. Ia berdiri di samping Lorry dengan kedua tangan yang bertaut dibelakang punggungnya - ciri khas penasihat sekaligus tangan kanan dewa Ra itu. Lorry melirik sebentar ke arah Kakek tua di sampingnya itu, lalu mengembalikan arah pandangan seperti semula. “Tidak ada” Lorry menggeleng.
“Kalau ada kejanggalan katakana saja. Osiris akan segela memperbaikinya, jangan biarkan semuanya terlambat.” Thoth merangkul Lorry dengan tangan kanan-nya. “Kau itu memng satu- satunya fa...