Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Romantis
Bronze
Katanya sih Cinta
6
Suka
1,736
Dibaca


Badan ringkih ini jatuh tepat saat jam mengarahkan garisnya ke angka sebelas. Ingin rasanya memuntahi kalimat-kalimat yang menjengkelkan sepanjang waktu. Namun rasanya, malam ini adalah milik ku. Kaset-kaset butut yang terputar di kepala akhirnya dipaksa kalah nyaringnya oleh pelukan selimut yang menenangkan. Dalam sepersekian detik, disaat dunia menyepi dari keramaian, hembusan napas berat memecah iramanya dengan cepat. Anehnya, suara itu memberikan sedikit ruang kedamaian.

Satu jam... Dua jam... Empat jam... Lima jam... Aku terlelap.

Merebahkan badan disaat sedang letih-letihnya adalah bentuk kegiatan paling menyenangkan yang ku punya saat ini. Seakan, tidur adalah ibadah paling kusuka yang dijalankan dengan sangat khusyu. Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama.

Drrt... drrt... drrt...

Ponsel di samping bantal bergetar dengan keras, mengguncang alam bawah sadarku yang masih enggan membuka mata. Dengan pikiran yang masih terengah, tanganku meraba layar gawai dengan cepat. Sambil mengerung kesal, mulutku bergumam, “Arghhhh… anjir baru juga tidur, sialan.”

Ku coba pejamkan sekali lagi. Namun sayangnya suara itu terus berdengung, menuntut perhatian – tak peduli betapa dalam aku terperangkap dalam pelukan mimpi yang seharusnya tak terganggu.

Setelah berguling guling beberapa waktu, dengan berat hati akhirnya ku ambil handuk di jemuran depan kosan dan kupasrahkan badanku terguyur air.

Tanpa berlama-lama, sama halnya dengan lelaki pada umumnya – yang mandi hanya 5 sampai 10 menit – akhirnya aku keluar dengan mulut yang menggigil. Sambil memakai baju yang sudah tersusun di lemari, ku putar lagu “Berdansalah, Karir ini Tak Ada Gunanya” milik Hindia dari gawaiku.

Sembari berkaroke di dalam kosan, tak lupa aku semprotkan parfum dan kusisir rambut klimis ku yang sudah siap untuk menerjang kembali kehidupan yang tak pernah bisa ku lukiskan.

***

Satu tahun sebelumnya

“Lo tuh masih sayang ga sih sama gue. Minimal kalo apa-apa kabarin gue napa. Gue kan cewe lo. Gue juga gamau elo kenapa napa ya setan! Lo ga nganggap gue cewe lo apa? Hah?” Pesan panjang itu masuk ke ponselku, lengkap dengan emotikon marah. Aku hanya bisa menarik napas panjang.

“Ya aku tadinya mau ngabarin kamu sayang. Cuma aku juga kan gamau kamu khawatir. Lagian aku juga aman-aman aja kok. Cuma lecet dikit doang, hehe” balasku mencoba menenangkan

“Aman gimana?? Kamu tuh selalu gini tau. Bacot doang ah,” balasnya lagi, masih kesal.

“Yaudah aku minta maap. Emm… Jadi kamu kesini kapan sayang?” tulisku sambil tersenyum kecil dan menggelengkan kepala.

“Ntar,” balasnya singkat.

“Oke sayang, aku tunggu ya,” kataku yang kemudian hanya di read saja.

“Lo tuh ya, udah tau cewe tantruman gitu. Masih aja lo pertahanin. Lagi kondisi gini juga masih sempet-sempetnya ya lo ngeladenin cewe gitu. Gue sih ogah. Najis,” omel Candra tiba-tiba sambil menggerutu kesal

“Hahaha ya gimana ya, Can. Namanya cinta mah kan gitu,” jawabku tertawa kecil.

“Ciaelah cinta-cinta. Lo aja yang goblok, Sen,” sahut Enji sambil asik memainkan game mobile legend.

Aku cuma bisa tertawa, meski sambil meringis menahan sakit.

Semalam, aku baru saja mengalami kecelakaan sepulang kerja. Huj...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Love In The Time Of Pandemic
waliyadi
Cerpen
Bronze
Katanya sih Cinta
Rizki Mubarok
Cerpen
Bronze
Kertas yang Jatuh Cinta pada Printer
Mochammad Ikhsan Maulana
Komik
Ice Cream Love
Sachiebee
Skrip Film
Mr. Clean and Mrs.Dirty
Cia
Novel
Bronze
Agar Kamu Tidak Sombong
Kinanthi (Nanik W)
Flash
Yang Terlewat di Halte Bus
Listian Nova
Flash
Bronze
Gadis Sampul
Sulistiyo Suparno
Komik
Shoes for Cinderella
Argan1209
Flash
Kalau Rambutmu Bisa Ngomong...
Shabrina Farha Nisa
Cerpen
Kisah Kasih Di SMA
Puji sukma dewi
Novel
Bronze
Lintang Waktu
Inya Sidhyadahayu
Skrip Film
Deeba
Lisnawati
Novel
Gold
Dilarang Bercanda dengan Kenangan
Republika Penerbit
Novel
Paintease
Delima Ami
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Katanya sih Cinta
Rizki Mubarok
Cerpen
Bronze
Tak Ada Lampu Merah di Bandung
Rizki Mubarok
Cerpen
Selepas Ayah Berpulang
Rizki Mubarok
Cerpen
Bronze
Biru Akan Selamanya Tetap Biru
Rizki Mubarok
Cerpen
Bronze
Jatuh dalam Pelukan
Rizki Mubarok
Novel
TINTA HITAM
Rizki Mubarok
Cerpen
When Nation Falls
Rizki Mubarok
Cerpen
CIBIRU
Rizki Mubarok
Cerpen
Bronze
Catatan si Anak Emas
Rizki Mubarok
Cerpen
Bronze
Surga Para Raja
Rizki Mubarok
Cerpen
Segelas Matcha di Siang Hari
Rizki Mubarok
Cerpen
Sketsa Mulia Di Langit Jakarta
Rizki Mubarok
Cerpen
Get Rich Overnight
Rizki Mubarok