Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Kata Terlarang
0
Suka
3,158
Dibaca

Bab 1 – Novel Berjudul “Kata Terlarang”

Udara malam Makassar terasa lembap dan berat, serupa gumpalan kabut yang menyelimuti kota. Di dalam apartemen minimalisnya yang tenang, Aidan Prasetya mengamati layar laptop dengan kepuasan samar. Novel horor terbarunya, "Kata Terlarang," baru saja diterbitkan. Sebuah karya yang ia tulis dalam kondisi seperti kesurupan, sebuah pengalaman aneh yang kini hanya menyisakan samar-samar ingatan. Ia membelai sampul digital bukunya, desainnya sederhana namun memiliki daya tarik yang mengganggu—sebuah simbol yang samar, seperti mata yang selalu mengawasi. Aidan tidak tahu, bahwa di setiap jalinan kata yang ia rajut, ada benang tak kasat mata yang akan menjerat pikiran pembacanya, mengikis kewarasan mereka perlahan, persis seperti rayap yang menggerogoti fondasi rumah.

Novel itu memang unik. Bukan sekadar kisah horor biasa. Aidan telah menumpahkan seluruh imajinasinya, menggali ketakutan-ketakutan primordial dan menyajikannya dalam prosa yang menghipnotis. Ia ingat bagaimana ia menghabiskan 17 hari tanpa henti, hampir tanpa tidur, tanpa makan, hanya menulis. Jari-jarinya menari di atas keyboard, kata-kata mengalir deras seolah didiktekan oleh entitas lain. Saat itu, ia merasa terhubung dengan sesuatu yang kuno, sebuah sumur inspirasi yang tak pernah ia ketahui keberadaannya. Kini, melihat hasil karyanya yang terbit, ada rasa bangga bercampur kekosongan aneh.

Minggu-minggu pertama setelah peluncuran, respons publik cukup baik. Pembaca memuji gaya tulisnya yang atmosferik, pembangunan ketegangan yang lambat namun mematikan, dan karakter-karakter yang memuakkan namun begitu nyata. Pujian berdatangan, mengalir seperti madu ke telinga Aidan. Ia membaca setiap ulasan, tersenyum kecil melihat bagaimana karyanya menyentuh saraf ketakutan orang. Namun, di antara pujian itu, mulai muncul nada-nada yang ganjil.

"Setelah membaca 'Kata Terlarang' sampai halaman terakhir, saya merasa sangat gelisah," tulis seorang pembaca di forum daring. "Ada rasa cemas berlebihan yang tidak bisa saya hilangkan. Seperti ada yang mengawasi dari sudut pandang saya." Komentar itu awalnya dianggap sebagai respons umum terhadap novel horor yang efektif. Aidan hanya mengangguk, menganggapnya sebagai tanda bahwa novelnya berhasil memicu emosi.

Namun, komentar-komentar serupa mulai menumpuk.

"Saya mulai mendengar bisikan-bisikan aneh saat merenung, terutama di malam hari," tulis pembaca lain. "Suara itu seperti menggumamkan potongan-potongan kalimat dari buku itu. Saya bahkan mencoba tidak memikirkan novelnya, tapi bisikan itu tetap ada. Ini gila."

Aidan mulai merasa tak nyaman. Bisikan? Ia sendiri tidak pernah mengalaminya saat menulis. Ia hanya merasakan dorongan tak tertahankan untuk terus mengetik.

Kemudian, muncul laporan tentang mimpi buruk. Bukan sekadar mimpi buruk biasa. Para pembaca menceritakan mimpi yang terasa sangat nyata, terlalu nyata untuk sekadar ilusi tidur. Mereka melihat sosok-sosok mengerikan dari novel, terkadang hanya bayangan samar, terkadang detail wajah yang menjijikkan, muncul di lingkungan mereka sendiri. Rumah mereka, kamar tidur mereka, bahkan wajah orang-orang terdekat mereka, semuanya bisa berubah menjadi lanska...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp11.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Kata Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Video Call
Amelia Purnomo
Cerpen
Mimpi
myht
Novel
Bronze
Pendekar Sarang Demit
Raxl Sri
Cerpen
Bronze
GAGAK DAN KUTUK
Bungaran gabriel
Cerpen
Bronze
Mesin Tik
Yanti Soeparmo
Cerpen
Bronze
Jangan Bawa Aku!
Novi Wu
Novel
Gold
Fantasteen Ghost`s Whisper
Mizan Publishing
Cerpen
wajah kedua
Tulisan Tinta16
Novel
Peti Mati Suruhan
Yovinus
Novel
Bronze
AFTER DUSK HAS COME
Tara Abdi
Novel
Kisah Penyap dari Rimbun Bambu di Belakang Taubah
Ariyanto
Novel
Bronze
Makhluk Tak Kasat Mata Peliharaan Ibuku
Erma Sari
Novel
29 (Dua Puluh Sembilan)
Sri Winarti
Cerpen
Bronze
Adam
Jasma Ryadi
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Kata Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Dari Frekuensi Mati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Catatan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Lilo Main Dengan Siapa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Kaktus Berdarah Seri 04
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Luka Di Kota Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bus Senja
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pusaka Naga Hitam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sang Kolektor Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Ranjang Antik
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pelaku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ruko Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Raina
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Teror
Christian Shonda Benyamin