Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Hay.. aku deni saputra dan temanku fawas asep
Ini mengisahkan aku dan salah satu teman sekelasku yang bernama Asep bagaimana caranya menyayangi ibunya. Aku sangat begitu sayang kepada ibuku, karena ibulah yang telah merawatku dari kecil sampai aku dewasa, aku selalu membantu ibuku dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya, dan menjaga adikku setiap dia main, dan ibuku begitu sayang kepadaku dan keluarganya, ibuku rela banting tulang demi membahagiakan dan menafkahi keluarganya.
Kisah ini diawali ketika aku pulang menuju rumah, sepulang dari sekolah yang dimana aku membawa berita penting yang disampaikan oleh buguru di depan kelas yang harus aku sampaikan kepada ibuku. Ketika aku sudah sampai di depan rumah aku pun langsung masuk dan tak lupa mengucapkan salam.
Akupun terbingung karena biasanya ibuku selalu menungguku di ruang keluarga letaknya di depan pintu masuk dan keluar rumah, aku pun mencari keberadaan ibuku, ketika aku masuk ke dapur ternyata ibuku sedang menyiapkan makanan untukku dan adikku. Aku Pun menyahut ibuku tak lupa aku salim kepada ibuku setelah salim aku pun memberitahukan berita yang disampaikan oleh buguru
“Ibu. Tadi kata buguru. Minggu depan ada ujian akhir semester. Ibu doain aku yah semoga di permudahkan”
“Iya nak. Pasti. Pasti ibu mendoakan kamu, kamujuga jangan lupa doa. bukan hanya kamu tapi ayahkamu adik kamu untuk di permudahkannya dalam mengerjakan pekerjaan dunia”
Akupun tersenyum lebar dan memeluk ibuku, tak lama aku memeluk ibuku, ibuku memerintahkan aku untuk beres-beres
“Nak, beres-beres dulu sanah. Pakaianmu kotor tuh”
“Hheee, iya bu aku ganti baju dulu yh”
Aku Pun langsung mengerjakan perintah ibuku dan langsung menuju kamarku. Ketika aku sedang mengganti pakaian ibuku memanggilku
“Nak. Siang ini mau makan apa?”
“Kalau adek makan apa bu?”
“Adek makan nasi sama telor”
“Oohh. Aku nasi goreng deh”
Ibuku langsung memasak makanan yang aku mau. Aku Pun akhirnya selesai mengganti baju dan beres-beres, ketika sudah selesai aku bingung dimana adikku?, biasanya adikku menungguku sambil bermain di taman rumah dan terdengar suara berisiknya. Tapi sekarang berbeda tidak ada suaranya dan kehadirannya, aku pun mendatangi ibuku yang berada di dapur dan menanyai adikku
“Bu. Ade dimana?”
“Lagi main diluar sama temannya”
“Oohh”
“Emangnya kenapa?”
“Gpp. Biasanya adek menunggu aku di taman”
Setelah aku mengetahui keberadaan adikku, aku menuju ruang keluarga dan duduk di kursi dan menyalakan TV sambil menunggu makanannya jadi.
Hari ini aku tidak beres beres rumah karena rumah juga sudah rapi dan bersih, lagipun tubuhku ini lemes, sebab pulang tadi dari sekolah menuju rumah dengan jalan kaki. Biasanya aku berangkat dan pulang menggunakan sepeda tetapi hari ini sepedaku rusak dan belum sempat di perbaiki.
Setelah beberapa menit aku istirahat sambil menonton TV, makananku akhirnya jadi.
“Nak, nasi gorengnya sudah jadi!!”
“Iya bu, makasih bu!”
“Iya, sama sama”
Aku Pun mengambil makananku yang ada di dapur dan membawanya ke ruang keluarga. Aku Pun menyantap makanannya sambil menonton TV. Tak lama aku menikmati makanannya dan filmnya, tiba-tiba adikku masuk kerumah dengan keadaan tubuhnya basah,lemas dan ngos-ngosan. Aku Pun kaget dengan kondisi adikku ini.
“Dek,kamu kenapa?”
“Gpp. Abis main air sambil lari larian sama temen”
“Oo:
“Abang kapan datang?”
“Udah sejam abang datang”
“Ooo”
Setelah aku menanyakan kondisi adikku akupun melanjutkan makannya yang tinggal sedikit lagi mau abis, dan adikku pergi ke kamar untuk mengambil pakaian dan kemudian ke kamar mandi, setelah beberapa suapan akhirnya makananku habis.akupun langsung menaruh piringnya ke dapur, ketika akau ingin menaruh piringnya ibuku datang.
“Tadi yang masuk siapa?”
“Ade”
“Oo, sekarang ade dimana?
“Di kamarmandi, mungkin lagi mandi. Karena tadi pas masuk badan ade kotor dan basah katanya habis main air”
“Oo ya sudah, ibu mau istirahat dulu nanti bilangin ke ade makanannya Ada di dapur”
“Iya bu”
setelah berbicara, aku pun menaruh piring kotornya ke tempat kotor dan ibuku ke kamar untuk beristirahat, kemudian aku kembali ke ruang keluarga untuk melanjutkan filmnya di TV. Setelah beberapa menit menonton, adikku pun keluar dari kamar mandi. Akupun langsung mengasih tahu kalau makanannya sudah jadi dan ada di dapur.
keesokan harinya aku seperti bisa bangun subuh, sholat ke masjid setelah itu menyiapkan diri untuk sekolah begitu pula dengan adikku. aku berangkat sekolah lebih awal, jam 05:55 dikarenakan posisi rumah dan sekolah lumayan jauh di tambah aku jalan kaki karena sepedaku belum sempat diperbaiki, kalau adekku jam 07:00 karena dia masih TK . setelah selesai beres-beres aku pamit ke ibu dan adek untuk pergi kesekolah. setelah beberapa menit berjalan akhirnya nyampe di gerbang, untungnya tidak terlambat aku nyampe sekitar jam 06:20 masih ada sisa waktu 40 menit untuk istirahat. Aku langsung memasuki kelas setelah masuk aku langsung mencari tempat duduk dan aku istirahat sejenak dan ngobrol dengan temanku sambil menunggu jam pelajaran dimulai. sekolah akan selesai pembelajarannya di jam 13:40. Setelah pembelajaran selesai aku pun pulang dan sampai di rumah sekitar jam 14:00 setelah masuk ke rumah aku sempatkan untuk membantu ibuku setelah selesai aku mandi dan istirahat. Setelah selesai istirahat akun belajar untuk menyiapkan ujian nanti.
setelah beberapa hari kulewati akhirnya pekan ujian akhir semester pun tiba. Aku sudah menyiapkannya dengan matang, semua materi yang akan diujikan sudah aku pelajari. Setelah kertas ujian dibagikan dan bu guru memulai ujiannya Aku pun dengan mudah untuk menjawab soal-soal ujiannya dan tak lupa aku berdoa kepada ALLAH, selama ujian aku bersebelahan dengan Asep. Selama ujian Asep selalu gelisah dan memasang wajah kesal.
”sep lu kenapa?” Sautku dengan wajah heran
”diem lu!”saut Asep dengan nada datar dan kesal
akupun mengabaikannya, lagi pun aku sudah tahu sifatnya ditambah perlakuan dia kepada ibunya yang tidak sopan sejak kelas 1 smp sampai kelas 2 smp saat ini, entah gara gara apa yang menyebabkan sifat dan perilakunya jadi aneh. Dimana Asep selalu membentak ibunya ketika ibunya mengantarkan dia ke sekolah, aku tidak tahu perbincangan apa yang dibicarakan sampai Asep membentak ibunya. Sampai ibunya pernah nangis karena di bentak sama Asep, aku selalu menasehati Asep agar merubah sifatnya dan menyayangi ibunya tetapi dia selalu mengabaikannya dan tidak peduli, tetapi aku tak pernah menyerah untuk menasehatinya karena saya sangat kasihan dengan ibunya dan masa depan dianya.
Di hari ke 3 ujian aku mengajak Asep ke taman sekolah dan menasehati Asep kesekian kalinya agar di bisa sadar
”ada apa??”
”sep gw denger denger ibu lu masuk rumah sakit”
”iya kenapa”
”lu kasian g sama ibulu?”
”B aja”
”sep. Lu itu harus berubah sep, lu engga boleh bersikap kasar sama ibulu. Kalau lu susah untuk mengubah sikaplu kali kali lu bahagiain ibumu mumpung ini lagi ujian lu harus serius dan semangat mendapatkan nilai bagus biar ibu lu bahagia apalagi ibu lu lagi sakit”
”bac*t lu, lu g usah nasehatin gw”
dengan nada kesal Asep pun meninggalkanku tetapi langkahnya aku tahan dengan memegang tangannya
”gw cuman ingin ngasih pesan sama lu. Seorang ibu akan tetap sayang sama anaknya walau sikap anak nya buruk, ibu selalu berdoa dan mendukung anaknya agar suk…”belum sempat aku selesaikan pesannya, Asep mendorongku dan meninggalkan ku sendiri di taman sekolah.
setelah beberapa hari menghadapi ujian akhirnya ujian selesai dan hasil ujian pun dibagikan, aku pun menunggu di panggil karena pembagian nilainya di bagikan secara absensi, aku ada di absen nomor ke 10 dari 20 siswa. Setelah absen ke 9 di panggil akhirnya aku pun dipanggil, dan diserahkannya kertas ujiannya, betapa terkejutnya aku ketika melihat nilainya, akupun mendapatkan nilai 99, dan kata buguru nilai aku lah yang paling tinggi dikelas dan buguru mengucapkan “selamat” dan “tetap berjuang”. dan aku kembali ke tempat dudukku. setelah beberapa siswa dipanggil akhirnya Asep dipanggil dan diserahkannya kertas ujian. Asep pun melihat nilainya dan aneh sekali. yang biasanya setiap pembagian nilai ujian, Asep selalu menampakkan muka murungnya dan mengabaikan isi kertas ujiannya. tetapi kali ini dia tidak seperti biasanya dia memasang muka datar dan seperti kelihatan sedih dan menaruh kertas ujiannya di atas meja, ketika dia ditanya sama temen kelasnya berapa nilainya dan kepana dia malah diam dan tidak menanggapi pertanyaan temannya. setelah pembagian nilai selesai ibu guru mengasih tahu kalau 2 hari lagi pembagian raport dan kelas pun dibubarkan.
aku sangat bangga sekali dengan hasil nilai ujian kali ini yg biasanya nilaiku 95, sekarang 99, aku sangat bersyukur sekali atas kerja kerasku dan bantuan dari ibuku. setelah beberapa menit aku berjalan munuju rumah dari sekolah akhirnya sampe, akupun langsung masuk kerumah tak lupa aku mengucapkan salam, tak disangka rupanya ibuku, ayahku, dan adikku telah menunggu kedatangan ku di ruang keluarga. dan salim kepada mereka, dan mempersilahkan aku untuk duduk.
“gimana hasil ujiannya?”saut ayah, dengan wajah yang penasaran
“alhamdulillah, bagus yah”sautku
“emang dapet nilai berapa?”tanya ibu
“99, kalau ujian kemarin 95”
“pertahankan yah nak, ayah yakin kamu pasti bisa jadi orang sukses” saut ayah sambil mengelus kepalaku
“pembagian raport kapan?” tanya ibu
“lusa bu”
Hari pembagian rapot pun tiba aku ibu dan ayah berangkat ke sekolah jam 06:00 menggunakan motor milik ayah, akunyamepe di sekolah sekitar jam 06:20 dan keadaan di sekolah sudah rame banget. Aku, ibu dan ayah langsung menuju kelas dan menunggu antrian, setelah menunggu beberapa menit aku pun masuk ke kelas dan dipersilahkan duduk oleh bu guru. Setelah beberapa menit buguru dan kedua orang tuaku berbicara akhirnya pun selesai dan aku mendapatkan rangking ke 1 kata bu guru, dan aku,ibu dan ayah permisi ke bu guru untuk keluar kelas.
Selama aku di sekolah aku tidak melihat Asep, aku pun berniat ingin mencari Asep karena aku penasaran dia mendapatkan rangking ke berapa. Sehari sebelum pembagian rapot aku sempat menngecet Asep menanyakan “besok dia dateng apa engga?. Kalau dateng jam berapa?” dan kata di ”dateng” dan datang jam “06:30”. Sekarang sudah jam 07:01 tapi aku tidak melihat keberadaan dia. Akupun izin ke kedua orang tuaku ingin mencari teman dan aku di izinkan aku langsung mencari keberadaan Asep.
setelah beberapa menit aku mencari aku pun menemukan dia di kantin dengan kondisi murung dan sedih sambil menatap buku rapotnya, aku pun menyamperi dia
”hai sep” sapa ku. Tetapi dia tidak menjawab sapaanku
”lu kenapa, kok sedih?” Tanya ku. Tapi Dia tidak menjawab pertanyaanku, aku pun bertanya lagi baru ingin mengeluarkan suara Asep pun menjawab pertanyaanku
”ibu gw meninggal”
akupun langsung syok dan terdiam sejenak dan Asep mengeluarkan air matanya
”kapan ibu lu meninggal?”
”ta-tadi se-k-it-ar j-am 06:00” dengan nada terputus-putus sambil mengeluarkan air matanya.
”yang sabar yh sep”
“lu bener gw harus berbakti dan mengubah sikapku ini, lu bener seorang ibu tetap mendukung anaknya, walau sikap anaknya buruk”
”semua kata-kata yg lu sampaikan ke gw semuanya bener. Gw menyesal den”
”pas pembagian nilai ujian ibu gw g bangun seharian, maka gw diam pas itu. Dan hari ini gw mendengar kabar kalau ibu meninggal gw langsung menuju rumah sakit,
pas gw masuk gw terdiam sejenak dan melihat ada kertas di atas meja yang bertulis “pesan untuk Asep” gw enggak langsung nagbil dan. Gw memeluk ibu gw dulu, pas ibu ingin di bawa ke makam gw ambil kertasnya dan belum sempet gw baca Setelah ibu dikubur gw langsung ke sekolah dan mengambil rapot, gw mendapatkan rangking ke 19,setelah gw ambil gw ke kanti dan membaca isi pesan yang ibu sampaikan”Asep terdiam sejenak sambil menahan rasa sakitnya
”apa isi pesannya sep?”
”isi pesannya”nak ibu selalu mendoakan kamu agar bisa menjadi anak yang baik dan menjadi anak yang sukses, ibu percaya sama kamu kalau kamu bisa untuk berubah nak, ibu yakin kamu bisa, ibu tidak bisa lama-lama lagi nulis, pesan ibu : setelah ibu pergi kamu harus berjuang sendiri yh nak maaf ibu tidak bisa menemeni kamu sampai sukses nanti kamu tinggal sama nenek dan tante yh, jangan ngerepotin mereka dan jangan lupa untuk belajar yh nak raih cita-cita yang kamu inginkan yh ibu yakin kamu pasti bisa ibu pamit dulu ya nak, assalamualaikum”
“Ayah lu kemana?”
”ayah cerai pas aku naik kelas 1 smp”
Asep pun menangis setelah membacakan isi pesan ibunya dan mengasih tahu hubungan kedua orang tuanya aku pun terdiam dan merasa tersentuh hatinya, kami pun saling terdiam dan aku mengulurkan tangannya ke punggung Asepi “yang sabar yh sep, ini ujian dari ALLAH”
TAMAT
TERIMAKASIH TELAH MEMBACA
IG:@wildan_.YS
!karya pertama!
Kalau ada yang salah dalam penulisan atau yang lain bisa komen / DM ke IG. Biar karya selanjutnya bisa lebih berkembang lagih