Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Samantha menghela napas panjang sambil menyandarkan punggungnya. Akhirnya pekerjaannya selesai juga. Setelah setengah mati mengerjakan ulang pekerjaan yang terbengkalai karena ditinggal Manager ke luar negeri, akhirnya Samantha bisa menyelesaikannya dalam 3 hari. Sekali lagi dia membaca email yang dikirimkannya sesaat lalu. Senyum puas tersungging di wajahnya.
Dengan santai dia meregangkan tangan ke atas berusaha melemaskan otot-ototnya. Jam istirahat sudah terlewat, tapi dia masih punya waktu untuk membuat sereal di pantry. Belakangan ini dia memilih makan siang dengan sereal untuk menjaga berat badannya. Pagi hari hanya segelas susu yang bisa dikonsumsinya.
“Udah selesai? Udah bisa makan siang?”
Samantha melirik ke arah Gabriel yang berdiri di depan meja kerjanya sembari tersenyum. Lelaki itu menenteng laptop dan beberapa lembar dokumen di tangan yang lain. sepertinya dia baru saja selesai meeting.
“Capek banget,” kata Samantha sambil memundurkan kursinya. “Gue mau ke pantry.”
“Sereal lagi? Mau makan di luar, nggak? Gue juga belum makan siang. Baru beres meeting sama Pak Radip.”
“Gue lagi diet, Kak. Lo tahu, ‘kan?”
“Tahu. Kita ke resto Langsa aja. Lo bisa pesen veggie di sana. Yuk.”
Gabriel meletakkan laptop dan dokumennya di atas meja kerja Samantha lalu menepuk saku belakangnya, memastikan jika dia sudah membawa dompet. Namun, Samantha memilih untuk menggeleng. Dia sedang mengikuti program diet dan hanya sereal itu yang bisa dimakannya saat makan siang.
“Gue ada jadwal makan sendiri.”
“Diet terlalu ketat itu nggak baik, Sam,” kata Gabriel.
“Enggak, kok. Gue makan sesuai takaran.”
“Seharusnya ada karbo dan protein yang masuk siang ini, tapi lo lebih milih makan sereal aja. Sepertinya lo harus baca ulang aturan dietnya.”
“Gue lebih tahu aturannya.”
“Cheating day sekaliii aja,” pinta Gabriel sambil mengangkat jari telunjuknya. “Gue yang traktir, deh. Gue laper banget dan semakin laper lihat lo pegang kardus sereal gitu.”
Samantha menoleh pada tangannya yang sudah meraih box sereal. Seketika itu juga dia tersenyum geli. Gabriel melangkah sedikit masuk ke area kerja Samantha lalu meraih tangannya yang lain.
“Ini buat kebaikan lo juga. Gini-gini gue juga pernah baca tentang diet sehat.”
“Tapi, Kak….”
“Keburu Pak Radip ke sini. Bisa-bisa gue dipanggil lagi buat bahas summary meeting tadi,” desak Gabriel.
Samantha menghela napas lalu mengangguk pasrah.
“Nggak perlu traktir. Gue mau mili...