Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Kakek Memanggil
0
Suka
3,245
Dibaca

Bab 1 – Telepon dari Alam Lain

Desa Karanganyar, sebuah permukiman yang seolah abadi ditelan waktu, dengan rumah-rumah berdempetan dan sawah menghampar hijau bak permadani di sekelilingnya. Di sinilah, empat keluarga besar yang merupakan keturunan langsung dari almarhum Kakek Ranu hidup berdampingan. Ada keluarga Pak Budi, sang putra sulung yang kini menjadi sesepuh tidak resmi di antara mereka, dengan istrinya, Bu Aminah, dan ketiga anaknya. Kemudian ada keluarga Bu Siti, putri kedua Kakek Ranu, yang dikenal paling vokal dan religius, bersama suami dan kedua putranya yang masih remaja. Tak jauh dari sana, tinggallah Pak Harun, putra ketiga, seorang petani ulet yang jarang berbicara, dengan istri dan satu-satunya putri mereka, Rina, yang baru saja lulus kuliah. Dan yang terakhir, keluarga paling muda, keluarga Pak Danu, putra bungsu Kakek Ranu, dengan istri dan dua anak mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Semuanya hidup dalam harmoni, saling membantu, berbagi tawa, dan sesekali berselisih, namun selalu kembali pada ikatan darah yang tak terputus.

Kakek Ranu sendiri, seorang tokoh yang dihormati di desa itu, telah meninggal dunia sekitar enam bulan yang lalu. Ia dikenal sebagai sosok bijaksana, petani ulung yang sawahnya selalu menghasilkan panen melimpah, dan yang paling penting, ia adalah penjaga tradisi. Kakek Ranu selalu menekankan pentingnya menjaga adat dan kepercayaan leluhur, terutama ritual sedekah bumi yang selalu dilakukannya setiap tahun. Namun, setelah kematiannya yang mendadak akibat serangan jantung, kesibukan masing-masing keluarga dalam mengurus warisan dan kehidupan sehari-hari membuat ritual sedekah bumi yang seharusnya dilakukan tujuh hari setelah kepergiannya, terlewatkan. Sebuah janji tak terucapkan yang kini mulai menghantui.

Kejadian aneh pertama menimpa Rina, putri Pak Harun. Suatu sore yang lengang, saat ia sedang menyelesaikan laporannya di laptop, ponselnya bergetar di atas meja. Nomor tak dikenal. Rina ragu, namun rasa penasaran lebih mendominasi. Ia mengangkat panggilan itu. Suara di ujung sana, berat dan serak, seolah berbicara dari balik kabut. “Rina… ini Kakek.” Jantung Rina berdesir. Kakek Ranu? Mustahil. Kakek sudah tiada. Ia mencoba menjawab, namun lidahnya kelu. Suara itu melanjutkan, “Kenapa kalian lupakan aku? Pulanglah ke sawah tempatku dulu.” Rina menahan napas. Ia merasa tubuhnya dingin, seolah ada tangan tak kasat mata merayap di tengannya. Tanpa sadar, ponsel di tangannya jatuh.

Beberapa hari kemudian, giliran Bu Siti yang mengalami hal serupa. Saat ia sedang mengaji setelah salat Magrib, ponsel lamanya yang tergeletak di samping sajadah berdering. Nomor asing. Dengan sedikit curiga, ia menjawab. Suara itu, suara yang sangat dikenalnya, suara suaminya, “Bu… kenapa kamu nggak angkat telepon dari Kakek?” Bu Siti terkejut. Suaminya sedang di masjid. Tiba-tiba, su...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
KAMAR 303
IGN Indra
Novel
Gold
Fantasteen Scary Annabelle
Mizan Publishing
Flash
Jatuh
Dark Specialist
Flash
Bronze
Balian
Bakasai
Cerpen
Besuk
Amelia Purnomo
Novel
SAMBAT
iqbal syarifuddin muhammad
Cerpen
Bronze
Teror Sang Malam
Adnan Fadhil
Cerpen
Bronze
Kutukan Keluarga Bagian II: Kembali
Nisa
Flash
Udah Belum?
irishanna
Cerpen
Bronze
Lagu yang tidak Pernah Selesai
Ron Nee Soo
Novel
JALUR ILEGAL
Hendra Wiguna
Skrip Film
'AIN
Sastra Introvert
Novel
INNER EYE
Khoirun Nisa
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rig Minyak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dharmawangsa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pintu Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ruko Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Gema Yang Membeku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Catatan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Cermin Kedua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kacamata Paman
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jejak Pulang Yang Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mawar Kematian
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kamera Tua
Christian Shonda Benyamin