Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Kakek Memanggil
0
Suka
1,396
Dibaca

Bab 1 – Telepon dari Alam Lain

Desa Karanganyar, sebuah permukiman yang seolah abadi ditelan waktu, dengan rumah-rumah berdempetan dan sawah menghampar hijau bak permadani di sekelilingnya. Di sinilah, empat keluarga besar yang merupakan keturunan langsung dari almarhum Kakek Ranu hidup berdampingan. Ada keluarga Pak Budi, sang putra sulung yang kini menjadi sesepuh tidak resmi di antara mereka, dengan istrinya, Bu Aminah, dan ketiga anaknya. Kemudian ada keluarga Bu Siti, putri kedua Kakek Ranu, yang dikenal paling vokal dan religius, bersama suami dan kedua putranya yang masih remaja. Tak jauh dari sana, tinggallah Pak Harun, putra ketiga, seorang petani ulet yang jarang berbicara, dengan istri dan satu-satunya putri mereka, Rina, yang baru saja lulus kuliah. Dan yang terakhir, keluarga paling muda, keluarga Pak Danu, putra bungsu Kakek Ranu, dengan istri dan dua anak mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Semuanya hidup dalam harmoni, saling membantu, berbagi tawa, dan sesekali berselisih, namun selalu kembali pada ikatan darah yang tak terputus.

Kakek Ranu sendiri, seorang tokoh yang dihormati di desa itu, telah meninggal dunia sekitar enam bulan yang lalu. Ia dikenal sebagai sosok bijaksana, petani ulung yang sawahnya selalu menghasilkan panen melimpah, dan yang paling penting, ia adalah penjaga tradisi. Kakek Ranu selalu menekankan pentingnya menjaga adat dan kepercayaan leluhur, terutama ritual sedekah bumi yang selalu dilakukannya setiap tahun. Namun, setelah kematiannya yang mendadak akibat serangan jantung, kesibukan masing-masing keluarga dalam mengurus warisan dan kehidupan sehari-hari membuat ritual sedekah bumi yang seharusnya dilakukan tujuh hari setelah kepergiannya, terlewatkan. Sebuah janji tak terucapkan yang kini mulai menghantui.

Kejadian aneh pertama menimpa Rina, putri Pak Harun. Suatu sore yang lengang, saat ia sedang menyelesaikan laporannya di laptop, ponselnya bergetar di atas meja. Nomor tak dikenal. Rina ragu, namun rasa penasaran lebih mendominasi. Ia mengangkat panggilan itu. Suara di ujung sana, berat dan serak, seolah berbicara dari balik kabut. “Rina… ini Kakek.” Jantung Rina berdesir. Kakek Ranu? Mustahil. Kakek sudah tiada. Ia mencoba menjawab, namun lidahnya kelu. Suara itu melanjutkan, “Kenapa kalian lupakan aku? Pulanglah ke sawah tempatku dulu.” Rina menahan napas. Ia merasa tubuhnya dingin, seolah ada tangan tak kasat mata merayap di tengannya. Tanpa sadar, ponsel di tangannya jatuh.

Beberapa hari kemudian, giliran Bu Siti yang mengalami hal serupa. Saat ia sedang mengaji setelah salat Magrib, ponsel lamanya yang tergeletak di samping sajadah berdering. Nomor asing. Dengan sedikit curiga, ia menjawab. Suara itu, suara yang sangat dikenalnya, suara suaminya, “Bu… kenapa kamu nggak angkat telepon dari Kakek?” Bu Siti terkejut. Suaminya sedang di masjid. Tiba-tiba, su...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
The Ghost
mahes.varaa
Cerpen
Bronze
ZERO O'CLOCK
Nurul Adiyanti
Cerpen
Bronze
Telinga Kelima
Jasma Ryadi
Novel
Bronze
Horor family
angkaribut
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Flash
Petak Umpet
Esti Farida
Flash
Bronze
GHOST
HERLIYAN BERCO
Flash
Bawah Tangga
Nurwahiddatur Rohman
Cerpen
Bayangan di Balik Jendela
ASEP SAEPULOH
Cerpen
Bronze
Ada Pocong di Kamarku
Abdi Husairi Nasution
Novel
Tragedi Cinta Segitiga
Muhammad Azril
Cerpen
Bronze
Iblis dan Tom Walker Washington Irving penerjemah : Ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Novel
Bronze
You and Us
Miaw Nyaon
Cerpen
Bronze
Pak Suryo
Christian Shonda Benyamin
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pak Suryo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kaca Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ujung Koridor
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pudar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Senandung Lukisan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bidan Sofia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pelaku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pusaka Naga Hitam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Kegelapan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Balik Kaca
Christian Shonda Benyamin