Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Joni
0
Suka
867
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Joni adalah penulis, tapi bukan pengarang. Penulis adalah orang yang menulis sedangkan pengarang adalah orang yang mengarang. Penulis tetap penulis dan siapa saja bisa menjadi dirinya, tetapi tidak semua penulis bisa menjadi pengarang. Joni memang mungkin tahu ini dalam hatinya, tetapi banyak khalayak setempat yang menganggapnya pengarang. Joni adalah perkara yang sering di bayangkan pengarang liyan ketika membuat kreasi; bahwa terdapat gerak-gerik terselubung nan gaib yang membuat pengarang mencipratkan imajinasinya ke dalam kertas. Imajinasi dalam kertas-kertas kreasi Joni bukanlah miliknya.

Sebenarnya Joni bukan orang yang pintar juga bukan orang bodoh, tetapi ia adalah orang yang tidak berpendidikan. Joni hanyalah office boy di mana ia hanya berleha-leha menunggu pesanan dari pegawai kantor. Ia, bahkan tidak lulus SMA. Tentu saja perkara Joni bukanlah perkara yang main-main. Terutama hidup di zaman sekarang yang memerlukan gelar untuk bekerja yang benar-benar bekerja. Ia hanyalah sebutir debu di antara butiran pasir yang adalah kaum berpendidikan. Tetapi jangan khawatir, karena Joni punya rencana.

“Bagaimana kalau berbisnis lain?” tanya Ayah.

“Kita tidak punya uang sebanyak itu. Lagi pula, usaha nasi goreng kita jarang laku. Boro-boro bikin usaha lagi” kata Ibu.

“Nanti aku pikirkan lagi,” kata Joni.

Dengan betullah Joni memikirkan rujukan ini matang-matang dan mendapati ide ini adalah ide yang buruk. Tidak hanya Joni kekurangan uang, tetapi juga mustahil utang dengan karena bank memang bukan teman rakyat rendahan. Tapi jangan khawatir, karena Joni beserta keluarganya tidak pernah main-main kalau soal uang dan masa depan, maka dari itu mereka cepat atau lamban pasti mendapat ide.

Berhari-hari berlalu setelah memikirkan ide bisnis lain, Joni telah mendapatkan banyak sekali ide dari kedua orang tuanya dan dirinya sendiri. Sekarang tinggal memisahkan ide-ide yang ada. Ia berpikir untuk menjadi pelukis, tapi kurang bakat. Ia berpikir untuk menjadi guru, tapi kurang pendidikan. Ia berpikir untuk melanjutkan sekolah, tapi malu karena kalah umur. Maka dari itu Joni pun menghabiskan beberapa lagi waktu hidupnya melanjutkan menjadi office boy. Memang bukan pilihan karier yang bijak, tapi masih lebih baik daripada jadi pengangguran.

***

Kriiiiinnnnggggggg.

Suara telepon berdengung di d...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp6,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Joni
Xavier Benedick
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Hiroshima
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Kuda Bisik~Novel~
Herman Sim
Novel
Gold
The Haunting of Hill House
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Alaska
Mizan Publishing
Novel
Bronze
DOSA
Ahmad Rusdy
Flash
Udah Belum?
irishanna
Novel
Bronze
The Evil of The Black Rose
Trinaya
Cerpen
Sang Pembisik
DMRamdhan
Flash
Bronze
Gadis Bersenandung
Sunarti
Flash
Bronze
Sehidup, Semati
Shabrina Farha Nisa
Komik
CERMIN
Akhmad Kuncoro
Novel
Bronze
Tumbal Pesugihan Tanah Kuburan
AWSafitry
Novel
Gold
Dering Kematian
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
WINDY ... IS CALLING
Herman Trisuhandi
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Joni
Xavier Benedick
Cerpen
Bronze
Mikhaila
Xavier Benedick
Cerpen
Bronze
Interviu
Xavier Benedick
Cerpen
Bronze
Amnesia
Xavier Benedick