Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Jomblo ini Belum Berakhir
1
Suka
194
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Yang kuingat, setelah berkelahi dengan Adit waktu kelas 3 sd dulu. Cika menatapku dari bangku didepanku. Theo, teman sebelahku, berbisik, “ciee, lu diliatin noh pud sama cika”. Aku tidak menghiraukan Theo. Aku juga tau kalau aku sedang ditatap Cika, tetapi aku tidak tau kenapa aku tidak berani balik menatapnya. Yang kutau, rasa itu mulai tumbuh. Rasa yang sangat asing untuk seorang anak kelas 3 SD.

Waktu berlalu, saat ini usiaku 22 tahun dengan status mahasiswaku. Tetapi, aku tidak ingin membahas status itu, karena status jomblo yang kusandang saat ini terasa lebih meresahkan buatku. 22 tahun aku hidup dan terus menjomblo. bukan karena homo, tapi karena aku sibuk bermain. entah teman-teman sekitar ku sadar atau tidak, tapi mereka yang yang berada di sekitarku seakan terkena kutukan menjomblo selama berteman dengan ku. Teman-teman SMA ku, Agtus Tamil Duari, Akbar Rifa’i, Ryan Guna Dirma, dan masih ada beberapa lagi, mereka tidak pernah lepas status jomblonya saat berteman denganku. Dan terbukti, setelah kami mulai jarang bersua, mereka mendapatkan pasangannya, malah ada yang sudah menikah, Nizam dan Hafiz contohnya.

Kutukan itu berlanjut hingga ke teman temanku di kuliah, Purqon, Ihsan, Ilham. bahkan sampai seniorku, mas Didi dan mas Didin bikin ‘Serikat Jomblo Indonesia’. Walaupun mereka pecah kongsi karena mas Didin kini telah menikah dan bahagia. Bagaimana dengan mas Didi? aku dan teman-temanku mendoakan semoga mas Didi juga bahagia disana.

Kami menjalani hidup sebagai jomblo bersama. Bukan kami tidak ingin pacaran. Tetapi, kami terlena menikmati masa muda dengan bermain, ngopi, ngobrolin perihal dunia akhirat sampe balik ke dunia lagi, tidak lupa diselingi karaoke dengan iringan gitar dari sang maestro, Viky Fauzi. yang juga jomblo tentunya.

Tapi ternyata kutukan itu patah ketika Ihsan mendapatkan cintanya di kkn. Ya, dia kini berstatus pacaran. kami pun merasa terkhinati. Ga nyangka, Ihsan, teman jomblo seperjuangan kami, telah menggantungkan sabunnya. ya dia selesai mandi, terus alat mandinya digantung dijemuran biar kering, gitulah kurang lebih. Tetapi, sekarang kami seakan tau bagaiamana perasaan mas Didi kala ditinggal nikah mas Didin.

Hari berlalu, dan ternyata tidak ada yang masalah dengan hubungan pertemanan kami. Ihsan pun masih terlihat seperti manusia normal setelah berpacaran, bagian tubuhnya juga masih lengkap. Mulai hari ini kami meyakini bahwa pacaran ternyata tidak mengundang masalah, dan kami semua memulai perjalanan mencari cinta kami.

Purqon, Viki, dan Ilham mulai melacarkan gerilyanya mencari cinta dengan strateginya masing-masing. Dan aku? Aku masih mencari apa sih cinta itu? Gimana si rasanya. temanku mencoba menjelaskan apa itu cinta versi mereka, dimulai dari Purqon.

“Cinta itu pud, ketika lu lagi mikirin dia atau lu lagi sama dia, lu sampe lupa sama diri lu”. Aku bingung dan kutanya “kehipnotis gitu? itu lagi sama Romy Rafael kali lu?” tanyaku. purqon mendecak kesal.

“Kalau dari gua” kali ini versi Ilham, seorang kutu buku. Pernah dia sampe rela resign dari kerjanya demi baca buku. “kalo menurut gua, cinta itu saling merangkul kekurangan satu sama lain, kalau kelebihan doang mah semua orang bisa nerima. Edgar Allan Poe dalam collected poems. pernah bilang, tell me every terible thing you ever did, and let me love you anyway”. Walaupun aku ga terlalu paham, tapi aku yakin kata-kata barusan bagus.

“What the fuck, ga penting cinta-cintaan” kalo itu barusan versi dari Viky, ya sangat terlihat dia tidak peduli dengan cinta, dikepalanya hanya ada gitar dan gitar, ada lobang juga si, tapi bau kayu

Kalo yang terakhir ini versi Ihsan, yang baru-baru ini memulai pengalamannya di dunia percintaaan. “Kalo menurut gua pud, dalam hubungan dua orang, mau itu senang, bahagia, salah paham bahkan menyakiti, lu paham semuanya atas dasar kata ‘kita’ dan kata ‘saling’. Bukan karna salah satu. Kalo sudah pada tahap itu lu ga akan membenci dan itu cinta menurut gw, Dan gw percaya yang namanya cinta ada karna adanya perpaduan ‘waktu’ dan ‘kebersamaan’. Aneh dari sudut pandang gw kalau ada org yang baru bertemu, trus langsung bilang cinta. Akan sangat mudah nyebutin puluhan alasan kita ‘suka’ atau ‘tertarik’ dengan orang lain, tapi kalo sampai di tahap ‘cinta’ itu harusnya ga ada alasannya”

Emang beda ya kalo menjelaskan dengan pengalaman, bukan dengan teori. Tetapi, setelah mendapatkan cintanya di kkn, ternyata cinta itu akhirnya harus kandas dengan alasan yang aku pun kaget dengernya, kalo kalian mau tau, baca aja sendiri cerpen dia, judulnya ‘Tuhan itu satu, tapi tidak dengan hambanya’.

Lanjut lagi dengan pencarian cintaku. Setelah berfilsafat tentang cinta dengan temen-temenku, dapetlah satu kesimpulan ‘gausah banyak teori, langsung aja aksi’. Dan dari kesimpulan itulah aku mulai coba mendekati beberapa perempuan. pertama Sinta, kenalanku pas ospek kuliah dulu. Aku coba dekati dia karena menurutku kami sudah cukup intens chatan di whatsapp, sering kali becanda dan juga sudah menjadi tempat curhat masing-masing. Tetapi, kami belum pernah sekalipun main atau jalan berdua, bertegur sapa pun hanya sekedar kalau bertemu di kampus. Dan kali ini aku mau coba ngajak dia jalan, langsung aja aku chat.

“Sintaaa, sabtu nanti ada agenda ga? maen yuk” serangan pertama kulancarkan dengan bantuan Ilham. memang diantara kami, hanya Ilham yang cukup berpengalaman soal pdkt. dan tidak menunggu lama, Sinta pun membalas.

“Boleh pud ayook” balasan dari Sinta bikin hatiku sangat senang, tapi itu hanya sesaat sampai muncul balasan berikutnya “sama siapa aja? ga kita bedua doang kan?”

Balasan yang bikin aku bingung, apa maksudnya?. Ilham pun menjelaskan, “itu tandanya dia ga ada rasa sama lu pud, berarti lu selama ini ya cuma dianggep temen deket aja sama dia, ga lebih” penjelasan jujur dan bikin cukup kecewa.

“terus gua harus bales apa ni?” tanyaku ke ilham

“ya terserah lu, kalo emang lu masih mau coba, ya bilang aja bedua” Ilham memberikan saran. Tetapi, entah kenapa aku sudah tidak tertarik. Karena memang dari awal aku pun tidak ada rasa, dan dengan spontan aku balas pesan Sinta “ngga kok, ga berdua doang, nanti kita konvoi rame-rame, kamu jangan lupa bawa bendera slank ya”. jujur aku juga tidak tau kenapa jawab begitu. Sinta pun hanya membalasnya dengan emoticon tertawa dan stiker kucing. Percobaan pertama berakhir disini.

Begitupun dengan percobaan-percobaan selanjutnya, tidak ada yang berjalan sesuai rencana. semua yang kupikir adalah rasa cinta, ternyata hanya rasa penasaran. memang si bisa berawal dari rasa penasaran, tapi sayangnya aku tidak sepenasaran itu. Setelah beberapa percobaan, aku menyimpulkan kalau rasa cinta itu tidak bisa dipaksa. ia harus tumbuh dengan alami. Karena pertumbuhan rasa cinta di setiap hati itu berbeda. Ada yang dari mata, ada yang dari sentuhan, ada yang dari telinga dan masih banyak lagi. Tergantung bagaimana tekstur dan kondisi hati tempat dia tumbuh.

Hari wisuda tiba, tak terasa 2 tahun sudah aku berusaha mencari cinta di tanah rantau ini dan belum berhasil. Aku dan teman-temanku wisuda bersama. Beberapa hari lagi, dan setelah itu kami pulang ke kampung halaman masing-masing.

Menara Siger sudah terlihat, tanda diriku sudah hampir tiba di Lampung. Ah kangen sekali. Biasanya aku hanya pulang ketika lebaran, itu pun tak lama. Tetapi, kini aku pulang untuk kembali menetap disana.

Sudah 3 bulan aku menetap di Lampung. Aktivitas sehari-hari hanya bangun pagi untuk bekerja, lalu pulang malam untuk beristirahat. Membosankan memang, untungnya aku masih memiliki hobi menulis, jadi ditengah kebosanan itu, aku sempatkan waktu untuk menulis sebuah cerita, bisa jadi cerpen, novel, ataupun hanya sekedar dairy harian saja. Tetapi, masih terasa ada yang hampa, memang sepertinya diri ini butuh cinta. Menjomblo 24 tahun seakan membuat dampak psikologis yang cukup buatku, jadi terfikir apakah diri ini memang berakhir menjadi seorang jomblo yang tak pernah merasakan cinta.

Kucoba renungkan sejenak, mencoba mengingat kembali, siapa tau ada satu momen selama hidupku ini merasakan cinta. Dan tidak memerlukan waktu lama, ingatan itu muncul kembali. Ingatan itu kembali dengan membawa segala situasi dan emosi. Situasi disaat Cika menatapku. Yang mengubah emosi marahku setelah berkelahi menjadi emosi damai karena tatapannya. Tatapan yang memunculkan rasa yang aku tidak mengerti waktu itu. Dan sekarang aku menyimpulkan, mungkin ini yang namanya rasa cinta. Karena rasa itu hadir tanpa dipaksa. Rasa yang tak dapat dijelaskan dengan kata. Cukup dirasakan, tak perlu didenifisikan.

Setelah bernostalgia, aku kembali ke kehidupan nyata dan mulai menyusun rencanaku untuk memeperjuangkan sebuah rasa. Karena sudah lama sekali tidak bertemu, dan aku tidak punya kontaknya, aku mencoba mencarinya di sosial media, dan tidak membutuhkan waktu lama, aku pun menemukan akun sosial medianya. Tidak banyak informasi tentang dia di akun sosial medianya. Hanya ada satu foto saat dia wisuda dan di bionya pun hanya tertulis kalau dia penyuka matcha. Saat aku memperhatikan fotonya, pandanganku langsung tertuju pada matanya. Tidak ada yang berubah, tatapannya masih damai seperti dulu.

Sekarang yang jadi pertanyaan adalah, apakah dia juga memiliki rasa yang sama? apakah ada sesuatu dibalik tatapannya? atau ternyata waktu itu dia hanya menatap sebagai seorang anak kecil dengan rasa penasarannya? aku akan cari jawabannya.

Aku berkonsultasi dengan Ilham lewat whatsapp, dan Ilham menyarankanku untuk memperjuangkannya, dan juga mereka mengingatkanku untuk berani menerima risiko jika ternyata yang terjadi tidak sesuai harapan.

Setelah mengumpulkan tekad dan mental, aku mencoba untuk menghubunginya. Sembari menunggu jawaban darinya, aku menulis kisah perjalanan cintaku ini. Ditemani segelas matcha dan sebungkus marlboro, kutulis cerita ini di salah satu cafe di Bandar Lampung. Entah bagaimana akhir cerita ini, aku pun belum berani menentukannya. Satu hal yang pasti, jomblo ini belum berakhir.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Jomblo ini Belum Berakhir
mahfudz siddiq kr
Cerpen
Bronze
Wanita Pembatik
Nabilla Shafira
Cerpen
Umbra
leonheart
Cerpen
Bukan Tak Cinta
Dewi Fortuna
Cerpen
Influencer Istana
zain zuha
Cerpen
Ban Kempes
Awal Try Surya
Cerpen
My Precious Boss
Lovaerina
Cerpen
Terra Valley Rise of The Golem Empire
Tourtaleslights
Cerpen
Keabadian di Rumah Hening
Telor Dadar
Cerpen
Empat Babak Menuju Kenyamanan
lidhamaul
Cerpen
Wannabe
Zaki S. Piere
Cerpen
Bronze
Kedai Suram
godok
Cerpen
Klung!
Zaki S. Piere
Cerpen
Impian Sang Burung
Celica Yuzi
Cerpen
Keseharian Yang Begitu Biasa
arkanaka
Rekomendasi
Cerpen
Jomblo ini Belum Berakhir
mahfudz siddiq kr