"Dengar-dengar bos kita mau cerai?"

"Dia nggak punya pendirian sih, salahnya sendiri."

"Ssstt, hati-hati bicara. Dinding juga punya telinga."

"Tapi nggak di toilet ini kan?"

Pintu terdengar berderit. Seseorang muncul dari belakang mereka.

"Kalian kelewat enerjik. Apa urusan kalian ngomongin dia? Kalian masih punya dua shift kerja lagi. Jangan obral bualan di sini. Mau saya pindahkan ke bagian layanan pelanggan untuk menjawab telepon?"

Keduanya bergegas terbirit lari.

***

"Bisa-bisanya bicara di belakang orang. Senyum palsu di depan, di belakang bergosip. Aku paling kesal dengan orang-orang begitu," Wilona bersunggut-sunggut gusar.

"Tapi di mana-mana ya begitu, apalagi di kantoran," nada Monica santai seolah tidak peduli.

"Terutama di sini kan?"

"Mereka tidak punya beban. Hanya mau bersenang-senang di tempat kerja. Tanpa tekanan."

"Jadi kamu setuju kalau mereka bilang, ‘tolong jangan keberatan kalau kami gosipin’? Kamu tahu apa yang mereka katakan, mereka bilang kamu orangnya mudah berubah pikiran. Makanya tak bisa bertahan dalam perkawinan."

"Kita sudah berteman bertahun-tahun. Kamu bisa membodohi orang lain, tapi tidak bisa memb...