Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Thriller
Bronze
Jangan Bercermin Terlalu Lama
3
Suka
1,030
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Siapa di dalam?" seruan suara lelaki terdengar berbarengan dengan ketukan di pintu.

"Wulan, Mas Boy!" sahut gadis kuning langsat berparas manis yang sedang berdiri di depan wastafel seraya buru-buru merapatkan tali kimono mandinya, sebelum menuang sabun cair pembersih wajah ke telapak tangannya.

"Kamu sama siapa? Pintunya dikunci? Jangan lama-lama, ini sudah malam!" Suara yang dibuat-buat agar terdengar garang itu justru terasa aneh dan lucu di telinga Wulan.

"Gak dikunci kok, cuma diganjal aja. Aku masih bersihin muka," jawab Wulan malas tanpa mengalihkan pandangan. Matanya masih menyisakan kantuk karena tadi ia sempat ketiduran sepulang kerja sebelum dibangunkan untuk membersihkan diri.

Ia seolah tak perduli saat pintu berderit terbuka dan kepala lelaki yang ia sapa Mas Boy itu melongok mengawasinya lalu berseloroh, "jangan bercermin terlalu lama! Awas, nanti luntur cantikmu!"

Wulan hanya menjawab dengan tawa hambar selorohan mulut lemes Mas Boy. Ia bahkan tak mau repot-repot menoleh untuk memandang lawan bicaranya. Ia tak perduli pada apa yang lelaki itu lakukan kemudian.

Wulan menatap lurus ke depan, ke arah cermin antik yang tergantung di dinding tepat di atas wastafel. Bayangan wajah pucat dengan pandangan sendu itupun menatap balik ke arahnya. Wajah itu terlihat begitu galau. Aura gelap menyelimuti wajah manisnya.

Cermin tua oval dengan bingkai kayu berukir itu, meskipun warnanya sudah kekuningan, tetapi masih terlihat jernih karena selalu dibersihkan oleh Mas Boy -- pemilik gedung yang di sewa perusahaan tempat Wulan bekerja dan dijadikan mess karyawati kantor-- seorang lelaki berusia awal tiga puluhan yang selalu berbicara dengan suara halus dan sopan, kadang malah terkesan kemayu. Semua tahu bahwa Mas Boy memang agak-agak melambai.

Wulan mengangkat jemarinya untuk menyentuh bayangan gelap di sekitar bawah matanya yang terlihat agak bengkak sehabis menan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Terima kasih Kak @Ari S Effendy๐Ÿ˜Š๐Ÿ™๐Ÿ™
Jangan lupa baca & review karya saya yang lainโ˜บ๏ธ
Gila seruuu, merinding
Ayo dong krisarnya Bang Donny M Ramdhan๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ˜
๐Ÿ˜จ
Rekomendasi dari Thriller
Cerpen
Bronze
Jangan Bercermin Terlalu Lama
Efi supiyah
Flash
Kucing-Kucingan
Handi Yawan
Novel
Bronze
Rama's Story : Gita Chapter 3 - La isla Bonita
Cancan Ramadhan
Novel
The Candles and Their Owners
Aning Lacya
Flash
Penggemar
Fitri F. Layla
Novel
Bronze
SONIA
Ahmad Rusdy
Novel
Bronze
Mereka yang Dipanggil Monster
IyoniAe
Novel
Social media killer
Pradiky winata
Novel
Landscape Juna
Nicanser
Flash
Kasus Pembunuhan #CD2210102
Donquixote
Novel
Bronze
DELANGGUNG
Era Ari Astanto
Novel
Kisah Dari Kegelapan
Imelda Yoseph
Novel
Romero dan Eleni
waliyadi
Novel
Bronze
Death Pictures
Herman Sim
Skrip Film
TRAPPED IN THE MOON NIGHT #SCRIPT
Ira A. Margireta
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Jangan Bercermin Terlalu Lama
Efi supiyah
Novel
Bronze
Tumbal Mustika Pengasihan Panji Anom
Efi supiyah
Novel
LEMAH URUG
Efi supiyah
Novel
Bronze
PEREMPUAN NAGA
Efi supiyah
Novel
Bronze
BINGKISAN DI BAWAH MEJA
Efi supiyah
Novel
CALYPSO IS DOWN
Efi supiyah
Novel
SARI, Arwah Penasaran yang terundang
Efi supiyah
Flash
Bronze
Mustika Panoman
Efi supiyah
Cerpen
Bronze
FIRASAT EMAK
Efi supiyah